Ribuan penonton dari bermacam kulit. hadir di fantasy springs casino
untuk menyaksikan duel perebutan sabuk WBA dan WBO kelas mini flyweight,
antara sang juara bertahan. Oscar Collazo, dan penantang asal Filipina, Jayson Vayson.
Setiap langkah dan gerakan di ring. membuat jantung penonton berdetak lebih cepat.
Begitu bel berbunyi. Collazo menunjukkan mengapa dia berada di puncak divisinya.
Gerakannya cepat. kombinasi pukulan presisi, dan tekanan konstan membuat Vayson langsung berada di posisi defensif.
Ada momen mengejutkan di awal. ketika Vayson sempat tersentak akibat pukulan cepat
yang hampir menyeretnya ke kanvas. sebuah tanda bahwa Collazo datang bukan untuk bermain-main.
Seiring pertarungan berlangsung. dominasi Collazo semakin terlihat. dia memanfaatkan kecepatan tangannya dan variasi serangan ke kepala
maupun tubuh dengan tenang. seolah membaca setiap langkah Vayson sebelum lawan sempat bereaksi.
sedangkan Vayson. meski terlihat tangguh dan mencoba menahan tekanan. semakin lama tampak kelelahan menghadapi gerak cepat dan akurat sang juara.
Akhirnya. momen yang sudah diprediksi oleh banyak penggemar tiba.
Serangan bertubi-tubi Collazo membuat Vayson sulit bertahan.
Pelatih Vayson pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan
pertarungan demi keselamatan petinjunya.
Collazo pun keluar sebagai pemenang TKO, mempertahankan sabuk WBA dan WBO serta memperpanjang rekor sempurnanya menjadi 13-0 dengan 10 KO.
Analisisnya cukup jelas. Oscar Collazo menunjukkan bahwa dirinya terlalu tangguh bagi Vayson.
Kecepatan, presisi, dan ketenangan di ring menegaskan posisinya sebagai salah satu bintang paling menonjol di kelas mini flyweight.
Meski ada sedikit kontroversi soal knockdown di awal laga. performa keseluruhan Collazo tak terbantahkan. dia mengendalikan pertarungan dari awal hingga akhir.
Bagi Vayson. kekalahan ini tentu tak nyaman, tapi pengalaman menghadapi petarung sekelas Collazo bisa menjadi pelajaran berharga.
Sementara bagi penonton. malam itu menawarkan hiburan tinju murni…
tensi tinggi. pukulan bersih, dan drama yang memacu adrenalin,
semua disajikan oleh generasi baru juara dunia yang sedang naik daun.
Baca juga: Profil Bek nurmaganbet, yang di gadang-gadang calon penerus GGG.
Tak hanya partai utama saja yang berlangsung seru. kami ulas juga hasil partai tambahan
di bawah ini…
Javid Ramirez Beltran vs Brian Agustin Arregui.
Beltran langsung menunjukkan kelasnya sejak bel pertama.
Dengan jab panjang yang presisi dan footwork lincah. dia mendikte tempo dan membuat Arregui kesulitan menembus pertahanan.
Arregui beberapa kali mencoba masuk dengan kombinasi ke tubuh. tapi Beltran terlalu disiplin.
Kemenangan UD untuk Beltran terasa wajar..
dia menunjukkan bahwa status prospek tak terkalahkan bukan sekadar label,
tapi performa nyata di ring.
Joel Iriarte vs Eduardo Hernández Trejo.
Iriarte benar-benar mendominasi sejak awal.
Tekanan konstan dan kombinasi pukulan cepatnya membuat Trejo tak berkutik.
Momen puncak terjadi saat Iriarte melepaskan kombinasi jab–hook–straight
yang menumbangkan lawan di ronde ketiga.
KO ini menegaskan bahwa Iriarte bukan cuma cepat,
tapi juga punya daya rusak mematikan.
Adriana Pineiro vs Gloria Munguilla
Di ring wanita. Pineiro menunjukkan kontrol penuh.
Gaya teknis dan counter punch-nya membuat Munguilla kesulitan.
Meski Munguilla beberapa kali menekan. Pineiro selalu satu langkah di depan,
memenangkan duel ini UD.
Pertarungan ini menegaskan kedewasaan Pineiro di usia muda. bukan hanya cepat, tapi juga cerdas.
Gael Cabrera vs Judy Flores.
Cabrera membuat kejutan dengan KO cepat di ronde pertama.
Kombinasi hook kiri dan straight kanan mendarat bersih,
mengakhiri duel sebelum Flores sempat mengembangkan strategi.
Ini menegaskan bahwa Cabrera punya power luar biasa,
siap mengancam siapa pun di divisinya.
Grant Flores vs Courtney Pennington.
Duel ini lebih taktis.
Flores mendominasi dengan jab dan kombinasi bersih,
sementara Pennington mengandalkan pengalaman untuk bertahan.
Setelah 8 ronde. kemenangan UD untuk Flores terasa adil..
meski belum KO, dia menunjukkan kontrol dan efisiensi yang patut diperhitungkan di kelas menengah.
Ruslan Abdulaev vs Kevin Johnson.
Abdulaev, meski baru bertarung ketiga kalinya, tampil percaya diri.
Footwork lincah dan pukulan presisi membuat Johnson kesulitan.
Dia di nyatakan menang angka mutlak,
menegaskan bahwa Abdulaev punya potensi besar,
terutama menghadapi lawan berpengalaman.
Gabriela Fundora vs Alexas Kubicki.
Fundora memperlihatkan kualitas bintang dunia sejati.
Dari awal, dia mengendalikan tempo, menekan lawan, dan mendaratkan pukulan bersih.
KO di ronde ketujuh menegaskan dominasinya.
mempertahankan tiga sabuk sekaligus, dan memberi pelajaran bagi Kubicki
bahwa level elite berbeda jauh.
Setelah semua laga usai, satu hal yang jelas. malam itu benar-benar pesta tinju yang memanjakan mata.
Dari undercard yang menampilkan prospek muda dengan tenaga dan teknik mengesankan,
sampai partai utama yang menunjukkan kelas dan kecerdasan seorang juara. penonton mendapat suguhan lengkap.
Yang menarik. bukan hanya soal siapa menang atau kalah,
tetapi bagaimana setiap petinju menunjukkan karakter dan strategi mereka.
Ada yang cepat. liar, penuh tenaga, ada pula yang sabar dan cerdas membaca lawan.
itu membuat tiap pertarungan terasa berbeda, meski formatnya sama…
pukulan, pertahanan, dan determinasi.
Di akhir malam, satu refleksi sederhana muncul dari penulis..
tinju bukan hanya soal kekuatan, tapi juga kecerdasan, ketahanan mental, dan keberanian untuk tampil maksimal di atas ring.
Para penonton pulang dengan kenangan seru. sementara beberapa nama besar sudah mulai menatap peluang pertarungan berikutnya.
Malam ini bukan hanya saling adu otot, nguras ngeringat.
tapi perayaan semangat dan bakat tinju yang terus berkembang.
#TinjuDunia #OscarCollazo #JaysonVayson #GabrielaFundora #HasilTinju #BoxingResults #WBA #WBO #IBF #DAZN #FantasySprings
Pingback: Eimantas Stanionis – Petarung Keras Pernah WBA Reguler 2022