Setelah 17 tahun di ring profesional. dan total 50 pertarungan. carlos cuadras petinju asal Mexico City itu memutuskan untuk pensiun.
Keputusan nya datang tepat setelah kekalahan telak di tangan Tomoya Tsuboi. yang menghentikan nya lewatTKO pada ronde kedelapan di Toyota Aren tokyo.
Cuadras mengumumkan nya dengan air mata dan bahasa hati.
menyatakan bahwa dia telah punya kesepakatan pada diri sendiri. jika kalah malam itu. karir nya selesai.
Melihat kembali perjalanan Cuadras. jelas ini bukan akhir yang mudah untuk seorang veteran berpengalaman.
Catatan akhir 44-6-1 (28 KO) menggambarkan bukan hanya betapa banyak dia menang. tetapi juga betapa keras perjuangan nya selama bertahun-tahun.
Kekalahan melalui TKO di Tokyo adalah hanya ketiga kali nya. dia benar-benar di hentikan sebelum bel akhir.
Bagi fans. nama Cuadras akan selalu di kaitkan dengan era gemilang divisi bantam junior.
masa ketika FAB FOUR tinju Meksiko masih hidup dalam pikiran para penggemar.
Juan Francisco Estrada. Roman “Chocolatito” Gonzalez. Srisaket Sor Rungvisai dan tentu saja Cuadras sendiri.
Dia bukan petarung yang hanya lewat. dia bagian besar dari cerita tinju Meksiko generasi itu.
Gelar pertama nya datang. setelah pertarungan dramatis melawan Srisaket Sor Rungvisai pada Mei 2014.
Cuadras memenangkan keputusan teknis. Itu adalah momen di mana dia menunjukkan. bahwa dia petarung yang punya kepala dingin.
Dia mempertahankan sabuknya beberapa kali. tetapi momen besar justru datang di tahun 2016.
ketika dia menghadapi Roman Gonzalez di Inglewood California. duel yang menandai puncak besar kariernya.
Meskipun Cuadras kalah lewat keputusan. performa nya membuat banyak pihak menghormati sebagai salah satu petinju terbaik di divisi ini.
Tentu tidak semua perjalanan mulus…
setelah era puncak itu. Cuadras mencoba naik lagi..dua kali dia mengejar gelar lama nya.
Pertama…dalam pertandingan ulang melawan Estrada yang sangat di nanti. dan kedua ketika dia menghadapi Jesse “Bam” Rodriguez untuk sabuk WBC yang sama.
Sayang nya…kedua usaha itu gagal.
Dalam duel dengan Rodriguez pada Februari 2022. Cuadras memberikan perlawanan sengit. tapi pengalaman muda Rodriguez dan kecepatan pukulan nya membuat Cuadras tak bisa kembali ke puncak kelas 115 lbs seperti dulu.
Setelah kekalahan dari Jesse Rodriguez. banyak yang mengira Carlos Cuadras akan menurun drastis.
Biasa nya. setelah petinju senior gagal kembali merebut sabuk. grafik karir mereka mulai turun tajam.
Kemenangan paling penting dalam periode kebangkitan itu terjadi pada November 2023.
Cuadras bertemu Pedro Guevara. salah satu sesama petinju Meksiko. dia memenangkan pertarungan lewat keputusan bulat. sekaligus merebut gelar WBC interim.
Namun jalan menuju perebutan gelar penuh tertunda.
cidera muncul membuat nya tak bisa menembus lagi yang di harapkan.
Pada akhir nya. pertarungan di Jepang merupakan titik penentuan. Tomoya Tsuboi, yang baru memasuki karir profesional. baru tiga kali bertanding. justru tampil seperti petinju yang tidak membaca naskah.
Seharus nya Cuadras menjadi ujian pertama yang keras bagi Tsuboi . tapi justru Cuadras yang menjadi pihak yang mendapat pelajaran.
Karir Cuadras tidak hanya soal menang dan kalah.
tapi nama nya selalu muncul ketika orang membahas kelas bantam junior terbaik 10–15 tahun terakhir.
Bahkan banyak penggemar lama yang menganggap. era González–Estrada–Sor Rungvisai–Cuadras adalah salah satu era emas terbaik dalam sejarah kelas 115 lbs.
Tambahan mencolok lain. dalam perjalanan Cuadras adalah hubungan nya dengan Jepang.
Tidak banyak petinju luar negeri yang punya catatan 6-1 di Jepang sepanjang karir nya. terlebih di kelas kecil di mana persaingan di negara tersebut sangat ketat.
Jepang tidak hanya tempat dia memenangkan beberapa laga penting. tetapi juga tempat karir nya di mulai.
ENDING nya berakhir. Ada kesinambungan yang indah dan ironis sekaligus di jepang.
Baca juga: Takuma inoue juara wbc usai kalahkan tenshin nasukawa
Tentu saja..keputusan ini menimbulkan banyak komentar dari penggemar.
Ada yang merasa dia masih bisa bertarung satu pertandingan perpisahan di Meksiko. Namun. dari cara nya menyampaikan kabar pensiun. terasa bahwa Cuadras bukan petarung yang butuh PESTA PERPISAHAN.
Dia sudah bertarung dengan hati selama 17 tahun. sudah lebih dari cukup untuk membuktikan siapa diri nya.
Di balik kata PENSIUN. ada ribuan kilometer sparring. darah, keringat, menahan rasa sakit.
Kekalahan dan air mata itu. bukan tanda akhir itu bentuk kejujuran.
Carlos Cuadras tidak di singkirkan oleh opini atau promotor. dia memilih sendiri kapan waktu nya berhenti.
Ketika seorang petinju menutup karir nya. selalu ada evaluasi. bukan hanya rekor angka. tapi seberapa besar dia berpengaruh pada zaman nya.
Momen setelah pertandingan di Toyota Arena juga membuka sisi manusiawi yang jarang di tangkap kamera.
Cuadras duduk di depan media. mencoba berbicara tentang kekalahan itu sambil menahan air mata.
Banyak reporter tahu mereka sedang menyaksikan. seseorang berpamitan bukan hanya kepada olahraga. tapi kepada bagian besar hidup nya.
Satu hal lain yang membuat cerita ini menarik.
Cuadras sebagai contoh bahwa tinju bukan hanya soal menang. Dalam olahraga ini. banyak yang mengejar rekor bersih: 25-0, 30-0, dan sebagai nya.
Tapi rekor kosong tidak selalu setara dengan karir besar. Cuadras memiliki enam kekalahan. tapi setiap kekalahan itu datang dari petarung ulet dan dalam pertandingan besar.
Bagi Cuadras??? Meskipun kalah. dia pergi dengan terhormat.
Tidak ada penampilan yang mempermalukan. Tidak ada drama. Hanya petarung yang sadar bahwa tubuh nya sudah tidak lagi sanggup mengikuti yang dulu menjadi kekuatan nya.
Itu adalah kesadaran yang sulit diterima oleh banyak petinju.
Jika Cuadras berhasil menerima nya dengan LEGOWO. itu bukti dia bukan hanya petarung yang kuat di ring. tetapi juga dalam memahami hidup.
Carlos Cuadras meninggalkan banyak cerita.
dia pernah menjadi juara. pernah kalah dalam epik besar. bangkit ketika banyak yang mengira dia sudah selesai.
lalu menutup di tempat yang sama tempat dia tumbuh.
Tidak semua petarung bisa punya siklus seindah itu.
Tinju berjalan terus. Nama baru akan naik. Tsuboi mungkin akan menjadi bagian dari daftar berikut nya.
Tapi sejarah punya tempat khusus untuk mereka yang menulis dengan darah dan keberanian.
Carlos Cuadras sudah menulis bagian nya dengan lengkap.
Selamat beristirahat dari ring Carlos Cuadras.
Tugas sudah selesai dengan terhormat.
#CarlosCuadras #Retirement #BoxingJapan #Meksiko #TomoyaTsuboi










Pingback: Gennadiy Golovkin Pimpin Reformasi Besar di World Boxing