Profil Alan Picasso top prospek 2025

Profil Alan Picasso top prospek 2025

Di tengah gemerlap dunia tinju Meksiko yang tak pernah kehabisan talenta, muncul satu nama muda yang perlahan namun pasti mulai mencuri perhatian dunia: Alan David Picasso Romero. Petinju yang akrab disapa Alan Picasso dan dijuluki “El Rey” ini lahir pada 22 Juli 2000 di Meksiko, sebuah negeri yang terkenal sebagai tanah lahir para petarung tangguh.

Pada usianya yang masih 25 tahun, Alan Picasso telah mengukir rekor impresif: 32 kemenangan, 0 kekalahan, 1 hasil imbang, dengan 17 di antaranya berakhir KO. Catatan itu bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata dari konsistensi, dedikasi, dan ketangguhan seorang petarung muda yang siap menjadi bintang besar.

Berkarier di kelas bantam super (122 lbs), Picasso tampil dengan gaya khas petinju Meksiko: agresif, berani mengambil risiko, dan selalu haus akan pertarungan terbuka. Namun, berbeda dengan banyak petarung tradisional yang mengandalkan keberanian semata, “El Rey” juga menunjukkan kecerdasan teknis, kemampuan menjaga jarak, dan variasi pukulan yang membuatnya semakin sulit diprediksi.

Nama Alan Picasso memang belum sepopuler para legenda Meksiko seperti Julio César Chávez, Erik Morales, Marco Antonio Barrera, atau bahkan generasi baru seperti Canelo Álvarez dan Emanuel Navarrete. Namun, dengan usia yang masih muda, rekor tak terkalahkan, serta perkembangan skill yang terus meningkat, banyak pengamat meyakini bahwa Picasso adalah calon bintang besar berikutnya dari Meksiko.

Kini, dunia menanti apakah “El Rey” mampu menembus level elite, bersaing memperebutkan sabuk juara dunia, dan meneruskan tradisi panjang Meksiko dalam melahirkan juara-juara kelas dunia di arena tinju.

sebelum kita mengenal lebih jauh tentang picasso,mari kita lihat sejenak video di bawah ini bagaimana picasso memukul KO cuello di ronde ke 3:

sebelum picasso menaklukkan cuello,terlihat sang lawan seperti menyombongkan diri seolah kuat menahan pukulan meminta terus memukul,ternyata sikapnya itu tak sepadan dengan gaya nya,picasso melancarkan pukulan kombo ke arah body membuatnya meringkuk tak mampu berdiri sampai wasit selesai menghitung.

Latar Belakang & Debut Profesional Alan Picasso.

latar belakang alan picasso

Berbeda dengan banyak petinju elite lain yang biasanya menempuh jalur panjang di tinju amatir, Alan David Picasso Romero justru memilih jalan berbeda. Ia tidak memiliki karier amatir yang panjang atau gemilang, bahkan nyaris bisa dikatakan langsung terjun ke dunia profesional. Keputusan ini cukup berani, mengingat kompetisi amatir biasanya menjadi ajang pembentukan teknik dasar, pengalaman bertanding, serta mental menghadapi lawan-lawan dengan gaya berbeda.

Namun, keberanian tersebut justru menjadi identitas Alan Picasso. Tanpa banyak pengalaman di amatir, ia langsung melakoni debut profesional pada 25 Maret 2017. Kala itu, usianya baru 16 tahun—sebuah usia yang masih sangat muda untuk seorang petinju profesional. Lawan pertamanya adalah José Antonio Arrellano, seorang petarung yang lebih berpengalaman.

Laga berlangsung ketat dan penuh tensi. Picasso, yang kala itu masih dianggap “anak ingusan”, menunjukkan determinasi luar biasa. Meski belum sepenuhnya matang dari sisi teknis, ia tampil dengan semangat juang khas Meksiko: maju terus, berani menukar pukulan, dan menolak mundur. Setelah empat ronde penuh, pertandingan akhirnya diputuskan lewat split decision (SD) yang menguntungkan Picasso.

Kemenangan tersebut terasa spesial. Bukan hanya karena itu adalah debut profesionalnya, tetapi juga karena ia berhasil membuktikan diri bahwa usia muda dan minim pengalaman amatir bukanlah penghalang. Dari sanalah perjalanan panjang “El Rey” dimulai, menuju rekor impresif tak terkalahkan yang kini ia miliki.

BACA JUGA: Profil jaron ennis yang akan naik kelas yang baru

Sabuk Pertama: WBC Youth Intercontinental.

Setelah membangun rekornya dengan deretan kemenangan sejak debut tahun 2017, Alan David Picasso Romero akhirnya mendapat kesempatan besar untuk merebut gelar perdana. Pada 21 Desember 2019, ia dijadwalkan menghadapi Anthony Jimenez Salas dalam perebutan sabuk WBC Youth Intercontinental Super Bantamweight yang saat itu lowong.

Bagi Picasso, laga ini bukan sekadar pertarungan biasa. Ini adalah kesempatan untuk menegaskan posisinya sebagai prospek muda Meksiko yang benar-benar serius menuju level dunia. Sebelum duel, banyak pengamat yang menilai bahwa pengalaman Picasso yang masih muda bisa jadi titik lemah. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Sejak ronde pertama, Picasso menunjukkan kontrol dan ketenangan luar biasa. Ia menguasai jarak dengan jab tajam, mengatur tempo, dan memaksa Jimenez Salas bermain di alurnya. Meski lawan sesekali membalas dengan serangan agresif, Picasso mampu menghindar dengan footwork licin serta kombinasi balik yang akurat.

Pertarungan berjalan 12 ronde penuh, dan di setiap babaknya Picasso semakin terlihat dominan. Jimenez Salas mencoba menekan di ronde tengah, namun tak pernah benar-benar menggoyahkan Picasso. Dengan kecerdasan strategi dan stamina prima, Picasso menjaga ritme sampai akhir laga.

Ketika bel terakhir berbunyi, tiga juri sepakat memberikan kemenangan untuk Picasso lewat unanimous decision (UD). Dengan hasil ini, ia resmi meraih gelar WBC Youth Intercontinental Super Bantamweight, sabuk pertama dalam kariernya.

Kemenangan ini menjadi tonggak sejarah pribadi. Gelar tersebut bukan hanya menambah kepercayaan diri, tetapi juga membuka pintu lebih besar menuju panggung internasional. Dari seorang remaja yang debut tanpa bekal amatir, kini Alan Picasso telah resmi menyandang status juara muda dan mulai diperhitungkan di peta tinju dunia.

Duel Bersejarah: Alan Picasso vs Sabelo Ngebinyana.

Tanggal 15 Juli 2023 menjadi malam yang tidak akan pernah dilupakan oleh Alan Picasso maupun para penggemarnya di Meksiko. Di hadapannya berdiri lawan tangguh dari Afrika Selatan, Sabelo Ngebinyana (15-6, 11 KO), dalam perebutan sabuk WBC Silver Super Bantamweight yang saat itu kosong. Pertarungan ini bukan sekadar tentang gelar, melainkan pembuktian apakah Picasso siap menapaki jenjang lebih tinggi menuju status calon penantang juara dunia.

sabelo ngebinyana vs alan picasso 2023
Credit:Golden boy/youtube

Jalannya Pertarungan

  • Ronde Awal (1–3): Picasso langsung mengambil inisiatif menyerang sejak bel pertama. Dengan gaya khas Meksiko, ia maju menekan sambil mengatur jarak lewat kombinasi jab kanan dan hook kiri. Ngebinyana mencoba meladeni dengan kecepatan tangannya, namun setiap kali masuk, Picasso selalu membalas dengan serangan ke tubuh yang membuat lawan mulai kehilangan napas.
  • Ronde Tengah (4–5): Dominasi Picasso semakin terlihat. Ngebinyana memang punya momen singkat dengan beberapa pukulan lurus yang masuk bersih, tetapi Picasso tetap tenang dan sabar, terus mematahkan ritme lawan. Di ronde kelima, sebuah kombinasi uppercut kanan disusul hook kiri membuat Ngebinyana goyah dan terpaksa bertahan di tali ring.
  • Ronde Penentuan (6): Memasuki ronde keenam, tekanan Picasso benar-benar tak terbendung. Ia mendaratkan rangkaian kombinasi brutal ke arah kepala dan tubuh Ngebinyana. Lawan tampak kelelahan, tangannya mulai turun, dan wajahnya menerima banyak pukulan bersih. Melihat kondisi itu, pelatih Ngebinyana akhirnya melempar handuk putih di pertengahan ronde ke-6, tanda menyerah untuk menyelamatkan sang petinju dari kerusakan lebih parah.

Hasil & Dampak

Dengan hasil ini, Alan “El Rey” Picasso menang TKO ronde ke-6 dan resmi menyandang gelar WBC Silver Super Bantamweight. Kemenangan tersebut menjadi tonggak bersejarah karena:

  • Sabuk Silver adalah salah satu jalur utama menuju perebutan gelar dunia WBC.
  • Nama Picasso semakin diperhitungkan di level global, bukan hanya sebagai prospek Meksiko, tetapi juga calon ancaman nyata bagi juara dunia super bantam.
  • Kemenangan lewat cara dominan membuatnya semakin dipercaya sebagai salah satu bintang muda paling menjanjikan dari Meksiko, mengikuti jejak para legenda seperti Erik Morales, Marco Antonio Barrera, hingga Canelo Álvarez.

Posisi Dunia & Jadwal Besar Alan Picasso

Peringkat Dunia

Saat ini, Alan Picasso sudah menembus peringkat ke-8 dunia di divisi featherweight (kelas bulu) versi peringkat independen internasional. Meski begitu, kiprahnya di kelas super bantam (122 lbs) tetap jadi sorotan utama karena justru di divisi inilah ia paling potensial merebut sabuk dunia. Peringkat ini membuktikan bahwa Picasso sudah tidak lagi dianggap sekadar prospek, melainkan salah satu petinju papan atas yang siap bersaing di level elite.

Rencana Duel Besar: Alan Picasso vs Naoya Inoue.

naoya inoue vs alan picasso 2025

Yang paling ditunggu tentu adalah jadwal duel akbar Desember 2025, ketika Picasso akan menantang Naoya “Monster” Inoue, salah satu pound-for-pound terbaik dunia sekaligus juara tak terbantahkan di kelas bantam super. Pertarungan ini diproyeksikan sebagai salah satu mega fight akhir tahun, karena mempertemukan:

  • Naoya Inoue → legenda hidup asal Jepang, dikenal dengan kekuatan KO dan kecepatan eksplosif.
  • Alan Picasso → bintang muda Meksiko yang tak terkalahkan (32-0-1, 17 KO), masih berusia 25 tahun, dan lapar akan kejayaan.

Analisis Potensi Duel

  • Kekuatan Picasso:
    • Postur lebih tinggi dan jangkauan lebih panjang dari Inoue.
    • Gaya menyerang agresif khas Meksiko dengan kombinasi tubuh-ke-kepala.
    • Mental juara muda yang percaya diri, belum pernah kalah.
  • Tantangan vs Inoue:
    • Inoue punya pengalaman lebih di panggung besar.
    • Pukulan Inoue sangat mematikan, bahkan lawan dengan pertahanan rapat pun bisa dirobohkan.
    • Picasso akan menghadapi lawan dengan IQ tinju sangat tinggi, bukan sekadar tukang pukul.

Dampak Duel

Jika Picasso mampu memberi perlawanan ketat, bahkan apalagi menang, maka namanya bisa langsung melonjak ke level superstar dunia. Duel ini bukan hanya soal sabuk, tetapi juga soal legitimasi internasional. Banyak pengamat menilai, apapun hasilnya nanti, duel kontra Inoue akan menjadi batu loncatan terbesar dalam karier Picasso.

Sebelum duel ini terjadi,,para pengamat,pelatih dan komentator angkat bicara,simak semua nya di bawah ini:

  1. Juan Manuel Márquez (Legenda Meksiko): “Picasso membawa semangat khas Meksiko. Dia masih muda, agresif, dan berani mengambil risiko. Tapi melawan Inoue bukan sekadar adu nyali, ini ujian teknik dan kesabaran. Saya ingin melihat bagaimana dia menghadapi pukulan monster.”
  2. Nonito Donaire (Mantan lawan Inoue): “Saya tahu sendiri bagaimana kerasnya pukulan Inoue. Picasso punya tubuh lebih tinggi, itu bisa jadi keuntungan, tapi dia harus disiplin menjaga jarak. Jika terlalu berani menukar pukulan, itu bisa berbahaya.”
  3. Oscar De La Hoya (Promotor): “Ini adalah pertarungan klasik Meksiko vs Jepang. Picasso punya cerita yang luar biasa, tanpa amatir panjang langsung jadi prospek dunia. Kalau dia bisa mengalahkan Inoue di usia 25 tahun, dia bisa jadi superstar sejati.”
  4. Timothy Bradley (Komentator ESPN): “Kunci duel ini ada di ronde-ronde awal. Kalau Picasso bisa membuat Inoue frustrasi dengan reach advantage dan body shot, kita bisa lihat fight yang panjang. Tapi kalau Inoue menemukan timing-nya, bisa selesai cepat.”
  5. Abner Mares (Mantan juara dunia): “Saya suka gaya Picasso. Dia selalu nyerang, nyaris tanpa rasa takut. Fans akan suka fight ini. Namun menghadapi Inoue, dia perlu campur gaya agresif dengan sedikit kecerdikan. Kalau asal maju, itu bunuh diri.”
  6. Eddie Hearn (Promotor Matchroom): “Riyadh jadi panggung besar dunia tinju, dan fight ini salah satu buktinya. Inoue jelas favorit, tapi Picasso adalah petinju muda yang lapar. Kita sering lihat kejutan di tinju, jadi jangan remehkan anak muda Meksiko ini.”
  7. Julio César Chávez Sr. (Ikon Meksiko): “Saya bangga ada petinju muda Meksiko seperti Picasso yang berani melawan Inoue. Inilah semangat sejati. Kalau dia bisa disiplin dengan jab dan kombinasi tubuh-ke-kepala, dia punya peluang besar memberi kejutan.”
  8. Andre Ward (Legenda tak terkalahkan): “Inoue terlalu rapi dan terlalu berpengalaman. Picasso belum pernah bertemu lawan selevel ini. Bagi saya, Inoue masih terlalu sulit untuk dikalahkan sekarang. Tapi saya menghargai keberanian Picasso.”
  9. Fans Meksiko di Riyadh (Komentar Media Sosial): “Kita datang jauh-jauh untuk mendukung Picasso. El Rey akan membuat sejarah di Arab Saudi. Viva México!”
  10. Media Jepang (Tokyo Sports):Inoue membawa nama besar Jepang, sementara Picasso membawa harapan Meksiko. Ini bukan sekadar pertarungan sabuk, ini adalah duel kebanggaan bangsa. Dunia akan menonton.”

Peluang Kemenangan Menurut Pakar

  • Naoya Inoue:70%
    • Pengalaman lebih banyak di panggung besar.
    • Punya kekuatan KO yang sudah terbukti di banyak kelas.
    • IQ tinju tinggi, mampu menyesuaikan strategi dengan cepat.
  • Alan Picasso:30%
    • Postur lebih tinggi dan jangkauan lebih panjang.
    • Usia muda (25 tahun), stamina segar dan mental penuh percaya diri.
    • Bisa jadi faktor kejutan karena belum pernah kalah dan penuh motivasi.

Prediksi Skenario Pertarungan

  1. Inoue Menang KO/TKO (Ronde 5–9)
    Mayoritas pakar meyakini Inoue akan menemukan celah di pertengahan ronde. Picasso yang agresif berpotensi membuka ruang untuk counter mematikan.
  2. Inoue Menang Poin (UD)
    Jika Picasso mampu bertahan dari pukulan keras Inoue, skenario ini mungkin. Inoue tetap unggul dalam akurasi dan volume serangan.
  3. Picasso Menang Kejutan (KO/UD)
    Meski lebih kecil kemungkinan, beberapa pakar percaya Picasso bisa memanfaatkan reach advantage dan kombinasi tubuh-ke-kepala khas Meksiko untuk mengejutkan dunia. Jika duel berlangsung panjang dan Inoue kesulitan menjaga stamina, peluang ini terbuka.

Intinya

Mayoritas pengamat menjagokan Naoya Inoue sebagai pemenang dengan peluang sekitar 70%. Namun, karena Picasso masih muda dan lapar kemenangan, ada 30% potensi kejutan yang bisa mengubah arah kariernya menjadi superstar global.

Pertarungan antara Naoya Inoue dan Alan “El Rey” Picasso yang akan berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, Desember 2025, jelas bukan sekadar duel perebutan sabuk. Ini adalah pertemuan dua generasi, dua gaya bertarung, dan dua bangsa besar dalam dunia tinju.

Naoya Inoue datang dengan reputasi sebagai monster sejati, juara tak terbantahkan dengan kekuatan KO yang menakutkan dan pengalaman di panggung terbesar. Sementara Alan Picasso mewakili wajah baru tinju Meksiko—masih muda, tak terkalahkan, penuh percaya diri, dan siap menggebrak dunia.

Mayoritas pakar menjagokan Inoue dengan peluang sekitar 70% untuk mempertahankan dominasinya. Namun, keunggulan fisik, semangat juang, serta keinginan menorehkan sejarah membuat Picasso tidak bisa dianggap remeh. Banyak legenda tinju percaya, apapun hasilnya nanti, duel ini akan menjadi momen penting dalam karier Picasso.

Apakah Inoue akan sekali lagi membuktikan diri sebagai salah satu petinju pound-for-pound terbaik dunia? Ataukah Alan Picasso akan menulis kisah dongeng baru, menjungkalkan sang legenda dan mengibarkan bendera Meksiko di panggung dunia? Satu hal pasti: duel ini akan dikenang sebagai salah satu pertarungan paling dramatis di penghujung 2025.

#NaoyaInoue #AlanPicasso #ElRey #InoueVsPicasso #TinjuDunia #Boxing #RiyadhSeason #WBC #SuperBantam #FightPreview #MeksikoVsJepang

1 komentar untuk “Profil Alan Picasso top prospek 2025”

  1. Pingback: Profil lengkap Julius Ballo 2025

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top