Meksiko. seakan tidak pernah kehabisan petarung berbakat. ada satu nama yang mulai sering disebut-sebut belakangan ini. Alan David Picasso Romero.
Anak muda yang dijuluki “El Rey” ini. mungkin belum sepopuler nama-nama besar
seperti Canelo Álvarez atau Julio César Chávez jr.
tapi pelan-pelan, langkahnya mulai terdengar sampai ke telinga para penggemar tinju dunia.
Lahir pada 22 Juli 2000 di Meksiko. Picasso tumbuh di negeri yang sudah lama terkenal sebagai pabrik petarung sejati.
Menariknya. di usia yang masih 25 tahun, Alan Picasso
sudah punya catatan yang bikin banyak orang angkat topi..
32 kemenangan. tanpa sekalipun kalah, dan satu hasil imbang.
Dari semua kemenangan itu. 17 di antaranya ia menangkan lewat KO.
Angka itu bukan cuma catatan di atas kertas, tapi gambaran jelas tentang konsistensi, disiplin,
dan ambisi seorang anak muda yang sedang menuju puncak dunia.
Kalau melihat gaya bertarungnya. kita langsung bisa tahu kalau Picasso memang lahir dari tradisi tinju Meksiko yang khas. agresif dan selalu haus duel terbuka.
Tapi yang bikin dia beda. menurut saya adalah kecerdasannya di atas ring.
Picasso bukan tipe petinju yang asal maju dan main adu nyali. tapi dia tahu kapan momen terbaik buat melancarkan kombinasi pukulan.
Dia punya variasi serangan yang cukup luas.
mulai dari body shot tajam sampai kombinasi hook yang bisa bikin lawan kehilangan arah.
Uniknya lagi. perjalanan Alan Picasso menuju karier profesional bisa dibilang tak biasa.
Banyak petinju elite yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di level amatir. tapi Picasso justru langsung terjun ke dunia profesional di usia 16 tahun.
Biasanya.. umur segitu kebanyakan remaja baru mikirin sekolah atau nongkrong sama teman,
tapi Picasso sudah berani naik ring menghadapi lawan yang jauh lebih berpengalaman.
Debutnya terjadi pada 25 Maret 2017 melawan José Antonio Arrellano.
Waktu itu. banyak yang menganggap Picasso cuma anak muda yang nekat.
Tapi begitu bel dibunyikan. semua pandangan itu berubah.
Pertarungan berlangsung ketat dan keras, tapi Picasso menunjukkan semangat luar biasa.
Walau masih mentah dari segi teknik, semangat juangnya khas banget.
terus maju. menolak mundur, dan siap menukar pukulan kapan saja.
Hasilnya..Dia menang lewat split decision. Mungkin bukan kemenangan besar. tapi dari sanalah semua cerita besar ini dimulai.
Menurut saya pribadi. kemenangan debut itu punya makna lebih dari sekadar angka di rekor.
Itu bukti bahwa mental juara sudah ada dalam dirinya sejak awal.
Tak heran kalau sejak saat itu. langkahnya terus stabil dan makin matang dari satu pertarungan ke pertarungan berikutnya.
Beberapa tahun kemudian. tepatnya pada 21 Desember 2019, kesempatan besar datang.
picasso ditunjuk untuk bertarung memperebutkan sabuk WBC Youth Intercontinental Super Bantamweight yang saat itu lowong.
Lawannya adalah Anthony Jimenez Salas. dan buat Picasso. duel ini jadi ujian seberapa jauh dia sudah berkembang.
Banyak yang meragukan, karena usianya masih muda dan pengalaman internasionalnya belum banyak.
Tapi seperti biasa. dia membungkam semua lewat performa di atas ring.
Dari ronde pertama sampai ronde terakhir, Picasso tampil dominan.
Jab-nya tajam. footwork-nya rapi, dan kontrol jarak yang dia tunjukkan membuat Jimenez Salas kesulitan menembus pertahanan.
Setiap kali lawan mencoba menyerang. Picasso punya jawaban dengan kombinasi yang cerdas dan berimbang.
Akhirnya. tiga juri sepakat memberi kemenangan mutlak untuk Picasso.
Dengan begitu. di usia 19 tahun dia resmi menyandang sabuk juara internasional pertamanya.
Buat banyak orang itu cuma awal.
Tapi bagi Picasso. sabuk pertama itu seperti tanda lahir. Dari bocah muda yang dulu cuma di anggap biasa-biasa saja,
Sekarang dia sudah masuk radar petinju masa depan Meksiko.
Sejak saat itu. gaya bertarungnya terlihat semakin terukur dan penuh strategi.
Yang makin menarik. perjalanan Picasso nggak berhenti di situ.
Pada 15 Juli 2023. dia menjalani salah satu duel paling penting dalam kariernya, melawan petinju Afrika Selatan, Sabelo Ngebinyana.
Pertarungan ini memperebutkan sabuk WBC Silver Super Bantamweight,
gelar bergengsi yang biasanya jadi tiket menuju perebutan sabuk dunia.
Dan benar saja. malam itu jadi momen besar dalam kariernya.
Sejak awal. Picasso langsung menguasai jalannya laga.
Dia menekan tanpa henti. mengatur serangan dengan jab kanan. dan menghantam tubuh lawan dengan pukulan-pukulan ke perut yang terukur tapi menyakitkan.
Ngebinyana sempat mencoba meladeni,. tapi serangan Picasso datang bertubi-tubi.
Di ronde kelima. tekanan itu makin gila. Sebuah kombinasi uppercut dan hook kiri membuat Ngebinyana nyaris roboh.
Lalu di ronde keenam, semuanya berakhir. Setelah menerima rentetan pukulan bersih tanpa henti,
pelatih Ngebinyana akhirnya melempar handuk putih. Picasso menang TKO.
Pengamatan saya. kemenangan itu bukan cuma soal sabuk. tapi juga tentang pernyataan besar ke dunia tinju.
bahwa Alan Picasso sudah siap main di level global.
Banyak yang mulai membandingkannya dengan para legenda Meksiko lain. dan sebagian media malah menyebutnya penerus MORALES DAN BARRERA.
Sejak kemenangan itu. peringkat dunia Picasso langsung naik.
Saat ini dia sudah menembus posisi delapan besar di divisi featherweight versi ranking independen.
Tapi yang unik. fokus utama Picasso justru tetap di kelas super bantam (122 lbs). karena di sanalah dia merasa paling nyaman dan paling berpeluang merebut sabuk dunia.
Nah.. yang paling bikin heboh adalah kabar bahwa Desember 2025 nanti. Alan “El Rey” Picasso dijadwalkan menantang Naoya Inoue di Riyadh Arab Saudi.
Iya..benar..inoue yang itu, legenda hidup dari Jepang. juara tak terbantahkan di kelas bantam super,
dan salah satu petinju paling ditakuti di dunia.
Berbicara soal Inoue. semua orang tahu reputasinya.
Kecepatan. kekuatan, dan insting pembunuhnya di atas ring sudah diakui banyak lawan.
Jadi..waktu kabar duel ini keluar, banyak yang bilang Picasso gila. terlalu muda, terlalu cepat.
Tapi menurut saya pribadi. justru di situ letak menariknya.
Kadang. keberanian adalah senjata yang lebih tajam dari pengalaman.
Secara fisik. Picasso punya beberapa keunggulan.
Tingginya lebih dari Inoue dan jangkauannya juga lebih panjang.
Dengan gaya menyerang khas Meksiko dan kombinasi tubuh kekepala yang efektif, Picasso bisa memanfaatkan jarak buat menekan tanpa harus adu power secara langsung.
Tapi ya, tentu aja tantangannya besar. Inoue itu bukan hanya petinju dengan pukulan keras,
dia juga punya IQ tinju tinggi banget. Satu kesalahan kecil bisa langsung jadi bencana.
banyak legenda dan komentator tinju ikut nimbrung memberi pendapat tentang duel ini.
Juan Manuel Márquez bilang bahwa Picasso punya semangat khas Meksiko. tapi melawan Inoue itu ujian kesabaran dan teknik, bukan sekadar adu nyali.
Nonito Donaire. yang pernah merasakan pukulan Inoue juga ngingetin,
kalau Picasso terlalu berani menukar pukulan. bisa bahaya.
Baca juga: Duel rematch conor benn vs chris eubank jr.
Dari sisi analis. banyak yang memprediksi Inoue tetap unggul sekitar 70%.
Alasannya jelas. pengalaman, power, dan efisiensi.
Tapi tetap ada sekitar 30% kemungkinan. bahwa Picasso bisa bikin kejutan besar, apalagi kalau dia bisa bertahan di ronde-ronde awal
dan membuat Inoue tak berkutik dengan jangkauannya.
Beberapa pengamat percaya. kalau duel berlangsung panjang. stamina dan keberanian Picasso bisa jadi faktor pembeda.
Kalu saya boleh bilang. duel ini bukan cuma soal siapa yang menang. tapi tentang bagaimana Picasso menghadapi tekanan terbesar dalam kariernya.
Kalau dia bisa tampil tenang. memanfaatkan reach, dan tetap disipli. Inoue bukan lawan yang mustahil untuk ditandingi.
Tapi kalau terlalu emosional dan asal maju, ya bisa selesai cepat juga.
Yang jelas..apapun hasilnya nanti, pertarungan akan jadi momen penting dalam perjalanan karier Alan Picasso.
Inoue datang dengan reputasi monster sejati.
tapi Picasso datang dengan keyakinan dan semangat muda yang tak bisa dianggap remeh.
Ini adalah pertemuan antara pengalaman melawan ambisi.legenda melawan masa depan.
Buat para penggemar tinju. ini pasti jadi salah satu yang paling ditunggu di penghujung tahun.
Sebab di balik semua prediksi dan statistik. tinju selalu punya ruang buat kejutan.
siapa tah. Desember nanti kita akan menyaksikan lahirnya bintang besar baru dari tanah Meksiko. Alan “El Rey” Picasso, sang raja muda yang berani menantang monster dunia.
Dan kalau dia sampai bisa menang. percayalah….tinju bakal punya cerita baru yang nggak kalah legendaris dari para pendahulunya.
#NaoyaInoue #AlanPicasso #ElRey #InoueVsPicasso #TinjuDunia #Boxing #RiyadhSeason #WBC #SuperBantam #FightPreview #MeksikoVsJepang










Pingback: Hasil Tinju Dunia 28 September 2025