Prediksi Vergil Ortiz Jr vs Erickson Lubin 2025

Prediksi Vergil Ortiz Jr vs Erickson Lubin 2025

Nama besar lahir terkadang bukan dari hasil promosi besar-besaran. tapi dari keuletan dan kesabaran seorang anak muda yang tidak pernah berhenti memukul samsak di sudut kecil gym.

Itulah yang menggambarkan sosok Vergil Ortiz Jr. petinju muda asal Texas yang kini dikenal sebagai salah satu pemukul paling menakutkan di kelas super welter.

Tanggal 8 November 2025 nanti, Ortiz akan naik ring lagi. membawa sabuk WBC Super Welterweight yang baru dia dapatkan tahun lalu. Lawannya kali ini bukan petinju ecek-ecek. Erickson Lubin, seorang petinju berbakat dengan tangan kiri beracun yang sudah lama mencari kesempatan kedua untuk menjadi juara dunia.

Banyak yang bilang ini bukan sekadar pertarungan perebutan sabuk. tapi ujian mental dan karakter bagi keduanya.

Jika menyinggung tentang Ortiz. kita sedang bicara tentang seseorang yang tumbuh dengan cara lama: kerja keras, disiplin, dan semangat pantang menyerah.

dia bukan tipe yang banyak bicara di depan kamera. Justru yang menarik dari Ortiz adalah bagaimana dia membiarkan tangannya yang berbicara di atas ring. Latar belakangnya sederhana, anak dari keluarga Meksiko-Amerika yang hidupnya berputar di antara kerja, keluarga, dan tinju.

Dari kecil, Ortiz sudah sering ikut sang ayah ke gym. memukul samsak besar yang bahkan nyaris setinggi dirinya, dari situlah tekat nya tumbuh.

Salah satu duel paling mantaaap dalam karier Ortiz datang pada 10 Agustus 2024, ketika dia bertemu petinju Ukraina tangguh Serhii Bohachuk. Waktu itu banyak yang mengira duel itu akan jadi akhir dari kesempurnaan rekor Ortiz.

Bohachuk datang dengan gaya liar. di cap sebagai petarung yang tak pernah mundur. Namun, Ortiz membuktikan kalau dia bukan hanya pemukul keras. dia punya hati seorang juara sejati.

Di ronde pertama, Ortiz sempat dijatuhkan. Penonton sempat terdiam. Beberapa bahkan mengira itu awal dari kejatuhan sang bintang muda. Tapi yang menarik, Ortiz bangkit dengan ekspresi tenang. Tak ada rasa panik, tak ada raut takut. dia hanya menatap lawannya, seolah berkata, “Belum selesai.”

Ronde demi ronde berjalan penuh tekanan. Bohachuk terus maju, menghantam tubuh dan kepala, mencoba memecah pertahanan Ortiz.

Tapi perlahan, Ortiz menyesuaikan dengan gerak-gerik bohachuk. dia mulai membalas, lebih sabar memilih momen, dan semakin sering memukul tepat sasaran.

Di pertengahan laga, ortiz sempat dijatuhkan lagi. Tapi entah dari mana pukulan itu datang. Ortiz bangkit, menatap lawannya dengan tatapan dingin. dan dari situlah pertarungan benar-benar berubah arah.

Di ronde-ronde akhir, Ortiz sudah seperti mesin yang tak bisa dihentikan. Setiap kali Bohachuk mendekat, serangan balik Ortiz datang beruntun, cepat, dan akurat.

Penonton di arena berdiri, berteriak, dan tahu mereka sedang menyaksikan sesuatu yang istimewa. Setelah 12 ronde penuh. juri memberikan kemenangan mayoritas untuk Ortiz.

Tapi buat banyak orang. kemenangan sebenarnya bukan di angka itu, melainkan di cara ia bangkit dua kali dan tetap bertarung sampai lonceng terakhir berbunyi.

Baca juga: Prediksi duel seru antara David benavidez vs Anthony yarde di arab saudi

Menurut saya pribadi, itulah yang membedakan petinju hebat dari petarung biasa. Ortiz tidak menang karena teknik sempurna atau strategi rumit. tapi karena ia punya hati baja. Dalam tinju, kemampuan bangkit setelah jatuh sering kali lebih penting dari kemampuan memukul keras. Ortiz membuktikan hal itu malam itu.

Setelah kemenangan itu. banyak analis mulai mengubah pandangan mereka tentang Ortiz.

Dulu dia hanya dianggap petarung muda dengan tenaga besar. Sekarang, dia dianggap lengkap, punya power, stamina, dan ketenangan seorang veteran.

Sabuk WBC Interim Super Welterweight yang dia bawa pulang malam itu seolah menjadi pengakuan bahwa perjuangannya selama bertahun-tahun di balik bayang-bayang nama besar lain akhirnya terbayar.

Kalau melihat gaya bertarungnya, Ortiz ini seperti kombinasi antara determinasi petarung lama dan efisiensi petinju modern. Dia suka menekan lawan sejak awal, mengincar tubuh lebih dulu sebelum naik ke kepala. Pukulan ke badan itu seperti tanda tangan khasnya.

Banyak lawan yang mulai kehilangan tenaga di ronde tengah karena gaya itu. Tapi yang menarik, Ortiz jarang tampil sembrono.

Dia selalu menjaga tempo dan fokus. Mungkin karena dia sudah belajar banyak dari pengalaman melawan Bohachuk, bahwa terlalu grusah-grusuh bisa berbahaya.

Perjalanannya seperti cerita klasik: petinju muda dari Texas yang terus menanjak, menghadapi semua tantangan tanpa drama berlebihan.

Tapi yang paling saya kagumi, dia tetap sederhana. Dalam beberapa wawancara, Ortiz sering bilang kalau motivasi terbesarnya bukan uang atau popularitas, tapi rasa ingin tahu, seberapa jauh dia bisa melangkah kalau terus berusaha.

Dan kini, langkah berikutnya membawanya ke pertarungan melawan Erickson Lubin. lawan yang bisa di bilang beresiko yang pernah dia hadapi sejauh ini.

Kalau Vergil Ortiz dikenal karena karakternya yang keras dan fokus. maka Erickson Lubin adalah gambaran dari perjuangan panjang seorang petinju yang pernah jatuh, tapi menolak untuk berhenti.

Tidak banyak petinju yang punya perjalanan sekeras dia. Lubin bukan nama baru di ring; dia sudah mencicipi asam manis dunia tinju sejak remaja. Banyak yang menyebutnya sebagai “The Chosen One” waktu itu. julukan yang terdengar lebay, tapi memang pantas disematkan padanya saat memulai karier profesional.

Lubin adalah southpaw alami, punya tangan kiri yang keras dan tajam seperti cambuk.

Di awal kariernya, dia tampil seperti calon juara yang tidak bisa dihentikan. Setiap kali naik ring, membuat lawan-lawan tampak kesulitan menghadapi gaya menyerang yang unik, cepat, agresif, dan penuh percaya diri. Tahun-tahun awal itu berjalan mulus, sampai akhirnya datang malam yang mengubah segalanya.

Tanggal 14 Oktober 2017, Lubin mendapat kesempatan besar yang ditunggu-tunggu semua petinju muda: menantang Jermell Charlo untuk sabuk WBC Super Welterweight.

Saat itu usianya baru 22 tahun. Media Amerika ramai membicarakannya. Banyak yang mengira Lubin akan jadi bintang baru menggantikan nama-nama besar seperti Canelo atau Lara. Tapi takdir berkata lain.

Baru saja ronde pertama dimulai, Charlo menunggu, dan ketika Lubin sedikit menurunkan pertahanannya, sebuah uppercut kanan menghantam dagunya dengan sempurna.

Dalam sekejap, tubuh Lubin kaku dan jatuh ke kanvas. Pertarungan selesai dalam waktu kurang dari tiga menit. Dunia yang tadinya menyebutnya calon legenda mendadak terdiam. Kekalahan KO secepat itu bukan cuma membuatnya kehilangan sabuk, tapi juga kepercayaan diri.

Menurut saya, ini titik yang paling menentukan dalam karier Lubin. kalah itu wajar, tapi kalah secepat itu di laga terbesar dalam hidup? Itu bisa menghancurkan siapa pun, apalagi bagi petarung muda.

Tapi di sinilah sisi menarik dari Lubin — dia tidak lari. dia tidak bersembunyi dari sorotan, malah kembali ke gym, berlatih lagi, membangun ulang dirinya dari dasar.

Setelah kekalahan itu, Lubin menata ulang cara bertarungnya.dia mulai lebih sabar, lebih banyak bermain di jarak menengah, dan memperbaiki pertahanannya. dia juga mengganti pelatih, mencari sudut pandang baru agar bisa menutupi kelemahan yang dulu membuatnya rentan terhadap serangan mendadak.

Selama beberapa tahun berikutnya, Lubin mengumpulkan kemenangan demi kemenangan, pelan tapi pasti memperbaiki reputasinya.

Lalu datang lagi kesempatan besar berikutnya — 9 April 2022, melawan Sebastian Fundora, si raksasa bertangan panjang dengan gaya bertarung unik.

Pertarungan itu berlangsung brutal dari awal. Fundora menggunakan tinggi badannya dengan lihai agar tidak tersentuh. sementara Lubin mencoba masuk ke dalam, menekan dengan kombinasi pukulan kiri-kanan ke tubuh.

Di ronde kedua, Lubin sempat jatuh. Tapi seperti Ortiz di laga-laganya, Lubin juga punya daya juang tinggi.

Dia bangkit dan bertarung lagi, bahkan membalikkan keadaan dengan menjatuhkan Fundora di ronde ketujuh.

Penonton bersorak, banyak yang berharap comeback besar sedang terjadi malam itu. Namun kenyataan kembali kejam.

Di ronde ke 9, wajah Lubin bengkak parah, dan pelatihnya memutuskan menghentikan laga untuk keselamatannya. dan duel pun di menangkan fundora lewat RTD.

Saya masih ingat banyak pengamat memuji keberaniannya malam itu. Meskipun kalah, Lubin menunjukkan mental luar biasa. Dia bukan hanya petinju yang kuat, tapi juga seorang pekerja keras yang mau terus mencoba meski sudah dua kali merasakan pahitnya KO.

Dan kini, di usia yang lebih matang, Lubin kembali mendapat kesempatan menebus semuanya.

Tapi kali ini, lawannya adalah Ortiz.petarung bukan tipe yang akan memberinya ruang berpikir. dia akan menekan sejak bel pertama, dan itu bisa jadi masalah besar kalau Lubin tidak benar-benar disiplin.

Kalau kita lihat secara gaya, duel ini sangat menarik. Ortiz adalah tipikal petarung yang selalu maju, mengandalkan tekanan konstan dan serangan ke tubuh. Sedangkan Lubin lebih ke arah teknikal counter-puncher. dia menunggu momen, membaca gerakan lawan. lalu melancarkan pukulan kiri lurus yang bisa mengubah arah pertarungan dalam sekejap.

Teori sederhana, gaya southpaw Lubin bisa jadi kunci. Ortiz belum terlalu sering menghadapi petarung kidal di level atas.

Biasanya, southpaw bisa memanfaatkan kelemahan dari pukulan kanan lawan yang terlalu terbuka. Tapi di sisi lain, agresivitas Ortiz bisa membuat Lubin kesulitan mengatur jarak. Kalau dia tidak bisa menjaga posisi kaki dan ritme serangannya, Ortiz bisa dengan mudah menekan sampai sudut dan memukul tanpa henti.

Saya pribadi merasa, pertarungan ini akan jadi duel mental lebih dari sekadar duel teknik. Ortiz punya keyakinan dan momentum. dia baru saja memenangkan laga besar melawan israil madrimov, dan datang dengan percaya diri tinggi.

Sedangkan Lubin, meskipun sudah memperbaiki banyak hal. masih membawa beban masa lalu — dua kekalahan KO di laga besar. Hal semacam itu tidak mudah dihapus.

Kadang, bayangan itu bisa muncul di tengah ronde saat kehabisan nafas dan konsentrasi mulai sedikit buyar.

Tapi di sisi lain, pengalaman Lubin juga bisa jadi senjatanya. dia tahu bagaimana rasanya berada di titik terendah, dan itu bisa membuatnya lebih berani mengambil risiko. Sering kali, petinju yang sudah pernah kalah malah jadi lebih berbahaya, karena mereka tahu apa yang harus dihindari.

Lubin bukan anak muda polos lagi seperti saat melawan Charlo dulu. Sekarang dia lebih tenang, lebih dewasa, dan lebih realistis dalam menghadapi tekanan.

Kalau duel ini berjalan panjang, saya rasa stamina dan kesabaran akan jadi faktor besar. Ortiz punya tenaga besar, tapi gaya menyerangnya yang terus menekan juga menguras banyak energi.

Kalau Lubin bisa bertahan sampai ronde-ronde akhir sambil memanfaatkan jangkauan dan timing-nya, bukan tidak mungkin dia bisa mencuri ronde lewat serangan bersih. Tapi kalau di tengah laga dia mulai kewalahan dan membiarkan Ortiz memukul bebas ke tubuh. hasilnya bisa menelan obat pahit lagi.

Pertarungan antara Ortiz dan Lubin ini bukan hanya soal sabuk WBC, tapi juga soal dua jalan hidup yang berbeda.

Ortiz datang dengan semangat baru. muda, haus kemenangan, dan pastinya ingin menguasai kelas ini sepenuh nya.

Lubin datang membawa pengalaman, luka, dan keinginan untuk menebus masa lalu. Dua karakter yang berlawanan ini membuat duel nanti terasa lebih panas dari duel-duel mereka sebelum nya.

Kalau saya harus menilai dari segi gaya dan momentum, Ortiz memang terlihat sedikit di atas kertas. Tapi di tinju, kita semua tahu, satu pukulan bisa mengubah segalanya.

#VergilOrtizJr #EricksonLubin #Boxing #WBC #SuperWelterweight #OrtizVsLubin #TinjuDunia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top