Hari itu, Ray mercer patahkan hidung sang juara WBO

Ray mercer patahkan hidung damiani

11 Januari 1991 adalah salah satu momen yang tak akan terlupakan dalam sejarah kelas berat.

Duel ini Tidak se heboh Buster Douglas yang menjatuhkan Tyson. juga tidak se legendaris trilogi Ali vs Frazier.

Tapi antara Ray Merciless Mercer melawan Francesco Damiani. punya nilai sejarah yang menurut saya.. justru sangat unik…

Seorang juara dunia yang sebenar nya sedang unggul. tiba-tiba kehilangan sabuk hanya gara-gara satu pukulan ke….

Bukan ke dagu. pelipis. tubuh. tapi ke hidung.

kalau saya pribadi di tanya.. Bang..duel ini layak di bahas nggak??
Jawaban saya…. lebih dari layak.

Karena inilah hari Ray Mercer menunjukkan arti kata KEJAM. dan hari ketika Damiani merasakan apa itu mimpi buruk seorang juara. semua usaha bertahun-tahun bisa hilang hanya oleh satu uppercut pendek yang bahkan kelihatan nya nggak terlalu niat.

Sebelum masuk ke adegan patah hidung itu. saya perlu membahas sedikit latar belakang kedua petinju ini.

Soal nya menurut saya… kita nggak bisa menilai duel ini tanpa memahami di mana posisi masing-masing saat itu.

Saat itu bisa bilang Damiani itu underrated. itu bukan basa-basi. Dia juara WBO pertama di era modern. juara dunia versi organisasi yang waktu itu di anggap ASING oleh media Amerika.

Banyak yang menilai sabuk WBO hanya pelengkap. itu bikin posisi Damiani agak serba salah.

Padahal kalau buka rekam jejak amatir nya. dia bukan petinju ecek2..

Peraih medali perak Olimpiade 1984. kalah hanya dari Tyrell Biggs.

Mantan juara Eropa. teknik bagus, gaya tipikal petinju Eropa kelas berat zaman itu.

Saya pribadi melihat Damiani sebagai definisi petinju top tapi kurang marketing. Dia bukan Tyson yang berburu nafsu. bukan Holyfield yang spiritual juga bukan Foreman yang punya storyline comeback.

Damiani lebih ke seperti ini…ya gue bertinju, gue menang, ya sudah..perumpamaan nya gitu lahh.

Sementara Mercer ini beda jauuuh..jarang ada petinju yang aura tegas nya sekuat Mercer.

Background nya sebagai mantan Marinir AS sudah cukup untuk membuat orang menaruh hormat. Di tambah gaya bertinju nya yang keras. lugas, tanpa banyak teori.

Dia juara amatir. dia peraih medali emas Olimpiade Seoul 1988. masuk dunia profesional dengan ekspektasi lumayan tinggi.

Mercer bukan tipikal petinju teknis. Dia orang yang kalau sedang mood. bisa menghancurkan lawan dengan cara sederhana.. jab – kanan – dorong – ulangi.

Bagi saya..Mercer ini petinju yang karisma nya bukan dari bicara. tapi dari pukulan nya.

Ketika duel melawan Damiani di umumkan, banyak orang bilang.. Ini duel pengalaman vs kekerasan.
Kalo penulis bilang…Ini duel di siplin Eropa vs naluri tempur Marinir. hasil nya persis seperti itu.

MENJELANG DUEL.. SIAPA FAVORIT NYA?

Jujur saja. banyak pengamat Amerika meremehkan Damiani.ini bias regional yang sering terjadi.

padahal sebelum duel ini. Damiani punya rekor 27-0 dan sedang pegang sabuk. Mercer datang dengan rekor 16-0 dan sedang naik daun. tapi sebenar nya dia underdog tipis di beberapa prediksi.

Sebagian besar orang mengira Damiani bakal buat Mercer kewalahan. Dan harus saya akui.sampai ronde-ronde awal prediksi itu memang terbukti.

Bagian paling menarik dari duel ini justru bukan momen KO. tapi bagaimana Damiani sukses memimpin.

Mulai ronde pertama. terlihat jelas kelas teknik nya. Dia memanfaatkan jab panjang, bergerak ke samping. membuat Mercer kesulitan mengatur serangan.

Penglihatan saya.. Damiani menang hampir semua ronde awal.

Bahkan beberapa jurnalis saat itu menulis bahwa Damiani terlihat too slick untuk Mercer.

Saya pribadi waktu menonton rekaman nya berikir..
Hmmmm..Mercer bakal kalah nih kalau terus begini.

Mercer terlihat kaku di awal. Kombinasi nya jarang masuk bersih. Banyak jebakan Damiani yang bekerja.

Ada beberapa momen di mana Damiani mendaratkan jab yang sangat rapi. Bahkan sempat bikin kepala Mercer sedikit mendongak.

Mungkin penonton yang hadir kala itu mikir. kalau pertarungan ini berjalan sampai kartu skor. Damiani bisa ambil kemenangan angka dengan cukup nyaman.

Tapi… ini tinju kelas berat. punya hukum sendiri.. semua bisa berubah dalam satu pukulan.

Bahkan memasuki ronde 6. saya melihat Damiani tetap stabil. Mercer mulai masuk lebih bringas tapi belum efektif.

Di sinilah Damiani sebenar nya punya potensi menang. Dia melakukan banyak hal dengan benar.

Tapi ada satu hal yang sering terjadi pada petinju Eropa. mereka kadang terlalu nyaman ketika unggul.
Begitu juga Damiani.

Dia tetap mempertahankan tembakan yang sama tanpa banyak penyesuaian. Padahal Mercer sudah mulai membaca peregerakan nya.

Saya sebagai penonton merasa momentum mulai berubah.

Mercer mulai melepaskan lebih banyak hook pendek ke tubuh. Walau tidak banyak yang telak, tapi efeknya terasa.. Damiani mulai statis. kalau petinju Eropa sudah mulai statis. melawan petinju Amerika yang punya power gede… itu bahaya.

Ini dia bagian yang amat legendaris tapi sering sekali di lupakan dunia tinju.

Ronde 9 Damiani masih unggul. Mercer masih mencari-cari ruang untuk melepas pukulan. Tapi momen itu datang bukan dari kombinasi besar. Bukan dari serangan brutal.

Melainkan dari uppercut pendek. sedikit hook, yang arahan nya sebenar nya lebih ke dada. Tapi mengenai hidung Damiani.

Dan… crack...

Saya ingat betul ekspresi Damiani langsung berubah. Bukan seperti orang terkena pukulan biasa. Ini wajah seorang petinju yang baru sadar ada bagian tubuh nya yang benar-benar rusak.

Di lihat ulang cuplikan nya. saya selalu merasa ngeri. itu KO karena tubuh menolak untuk melanjutkan.

Damiani langsung jatuh menutupi wajah. memegang hidung nya. Wasit menghitung. lalu Damiani berdiri sambil melamabai memberi tanda hidung nya patah.

Keputusan itu sangat tepat..karena dia sendiri yang tau kondisi tubuh nya.

andai saja dia masih memaksa untuk lanjut. bahaya jelas di depan mata. kerusakan pastiii akan tambah brutal.

Tepat di ronde kesembilan, Damiani kalah TKO. Mercer menjadi juara dunia WBO.

Pengamatan saya. kekalahan ini membekas dalam karir Damiani. kehilangan sabuk. yang lebih penting kehilangan rekor tak terkalahkan nya.

Tidak adil kalau saya bilang dia langsung habis.

Tapi jelas… setelah hidung nya patah. Damiani tidak pernah kembali ke level yang sama. Mental dan fisik nya berubah.

Bagi Mercer. kemenangan ini seperti modal tambahan untuk reputasi nya sebagai petinju keras.

Dia mungkin bukan teknisi terbaik di kelas berat. tapi kemenangan KO karena patah hidung itu ikut membangun mitos MERCILESS..

Kalau saya bilang..duel ini adalah perkenalan Mercer kepada dunia. bahwa dia bisa menang kapan saja. bahkan saat sedang kalah poin.

Sebagian orang melewatkan duel ini saat membicarakan sejarah kelas berat.

Maklum… saat era itu sangat padat bintang..

Tyson sedang turun naik. Holyfield baru naik singgasana. Riddick Bowe sedang mempersiapkan perjalanan nya. dan Foreman sedang dalam masa comeback.

Tapi saya punya beberapa alasan kenapa duel Mercer vs Damiani layak masuk catatan dafar penggemar tinju.

Kalau saya bilang duel ini textbook example never count a puncher out. saya rasa itu tepat. Damiani unggul..tapi kalah hanya oleh satu pukulan.

Menurut saya..duel ini seperti studi kasus bagaimana gaya Eropa melawan gaya Amerika. Terlihat jelas perbedaan filosofi tinju kedua nya.

Tanpa kemenangan ini. saya yakin Mercer tidak akan dapat peluang menghadapi Larry Holmes. Evander Holyfield, atau Lennox Lewis di tahun-tahun berikut nya.

Bukan brutal seperti Tyson.
tidak se spektakuler seperti Wilder.
Tapi KO yang membuat hidung patah.. Itu kategori yang jarang.

Baca juga: Jai opetaia memburu unifikasi tapi belum berhasil

Ada lagi gak bang kemenangan brutal Ray mercer??

Adaa doooong…..cussss lanjut di bawah..

Mercer vs tommy morrison 18 oktober 1991.

Sembilan bulan setelah menghancurkan Francesco Damiani. Ray Mercer tiba di titik baru yang jauh lebih menarik bagi publik Amerika.

Kalau duel sebelum nya jadi ajang pembuktian. bahwa Mercer bukan hanya mantan prajurit yang nyasar ke ring tinju. maka kali ini taruhan nya lebih sangar..

status calon bintang melawan petarung yang baru saja merasakan sorotan sorotan Hollywood.

Lawannya adalah Tommy The Duke Morrison. pemuda 22 tahun yang datang dengan rekor 28-0. wajah tampan. calon bintang baru yang di poles media sepanjang waktu.

kalau bicara efek publik. saya sendiri bisa memahami kenapa waktu itu mayoritas menjagokan Morrison.

Anak muda ini bukan cuma jago pukul. tapi juga punya citra PAHLAWAN sejak bermain di Rocky V. Selain itu. Morrison bertarung dengan punya kombinasi cepat. hook kiri yang keras yang seolah di rancang untuk memikat fans sejak detik pertama bel berbunyi.

Sementara Mercer… ya, dia tetap merciless. dingin, keras. bukan tpetinju yang suka tampil cantik.

Mercer bukan orang yang di jual lewat senyuman. tapi lewat daya tahan dan mentalitas.

Morrison Masuk sebagai Favorit. Wajar atau Berlebihan?

Kalau saya lihat ulang suasana nya saat itu. favorit publik sudah jelas Morrison.

Media Amerika jatuh cinta pada nya. Banyak yang bilang Mercer tidak akan mampu mengatasi kecepatan kombinasi Morrison.

Bahkan di sebuah wawancara. analis ESPN ketika itu menyebut bahwa Mercer cenderung terlambat PANAS di awal ronde. sedangkan Morrison selalu liaar dari bel pembuka.

Dari perspektif teknis. penilaian itu nggak sepenuhnya salah.

Tapi ada satu yang sering di lupakan orang atau mungkin sengaja tak di bahas.. ketahanan Mercer berada di atas morrison yang bisa di bilang masih seperti anak2.

Mercer bukan petinju dengan dagu besi ulir. dia salah satu petinju yang merasa nyaman saat perang jarak dekat. yang memang lahir dari pengalaman nya. sebagai marinir dan dari serangkaian duel keras sejak awal karier amatir nya.

Jadi kalo di tanya apakah Morrison pantas jadi favorit???
Menurut saya pribadi..secara pasar iya. tapi di dalam ring belum tentu.

Lagi pula.. rekor 28-0 milik Morrison waktu itu belum benar-benar diuji lawan top kelas berat.

Sebalik nya. Mercer sudah berulang kali menghadapi petinju keras. termasuk Damiani yang sebenar nya lebih berpengalaman di banding mayoritas lawan Tommy.

Masuk ke jalan nya duel..

Ronde pertama sampai ketiga. saya akui Morrison tampil mengesankan. Hook kiri nya nge snap kepala Mercer beberapa kali. jab nya cepat dan berani masuk keluar.

Dari kacamata penonton awam. Morrison seolah benar-benar berada satu level di atas.

Ya memang kalau di lihat sekilas.. Mercer tanpak lambat..kata orang jawa klemon2..

Tapi begitulah Mercer. petinju yang sering di cap slow starter. Dia bukan memburu sejak awal. tapi lebih suka membaca lawan.

menilai kekuatan pukulan lawan. mencari kelemahan yang hanya muncul ketika lawan mulai kehabisan tenaga. Morrison dengan gaya super bringas nya. punya kebiasaan mengeluarkan tenaga besar di awal.

Beberapa kali pukulan Morrison mendarat bersih.

saya pikir siapa pun yang pertama kali menonton Mercer tanpa tahu rekam jejak nya pasti mengira Mercer sedang di hajar habishabisan.

Tapi yang saya pelajari dari duel-duel Mercer adalah… jika pukulan keras lawan tidak membuat nya mundur. itu pertanda buruk bagi si lawan.

Di ronde ketiga. Morrison masih tanpak enteeeng. Mercer tetap menghindari kontak berlebih.

Ronde keempat pun masih berjalan mirip. walau perlahan-lahan Morrison mulai terlihat lebih berat dalam bergerak.

ini karena di awal2 tenaga nya di tumpahkan semua..

Ada satu ronde yang masih saya ingat paling jelas dari duel ini yaitu ronde lima.

saya rasa banyak fans tinju sepakat bahwa ronde ini masuk salah satu comeback paling brutal dalam sejarah kelas berat awal 90-an.

Morrison yang sebelum nya terlihat dominan. mulai kehilangan tajam nya pukulan. Bahu nya turun. hook kiri nya tidak lagi di ayunkan dengan penuh tenaga.

Di titik itu Mercer seperti berubah mode. dia mendadak seperti menjadi tank yang berjalan maju tanpa ragu. trabassss terus….

Saya tidak tahu apa yang tepat nya terjadi dalam pikiran nya. mungkin dia mencium kelemahan. atau mungkin memang rencana nya dari awal untuk menyeret Morrison ke wilayah yang paling tidak di kuasai nya. perang jarak dekat dalam kondisi lelah.

ketika Mercer melepaskan rangkaian uppercut dan overhand kanan itu… jujur saya masih merinding setiap menontonnya ulang.

Itu bukan hanya kombinasi. Itu kehancuran BERENCANA. Morrison terpojok ke tali. tidak bisa bergerak dan Mercer mengayunkan pukulan brootaal tanpa balasan.

Wasit terlambat menghentikan duel. dan itulah yang membuat momen itu jadi semakin keras dalam memori banyak orang.

Ada satu pukulan terakhir..uppercut kanan Mercer yang membuat kepala Morrison terangkat ke belakang seperti boneka kain.

Di detik itu Tommy sudah KELUAR dari pertarungan.

Yang saya suka dari duel ini adalah fakta bahwa tidak ada drama sampingan.

tidak ada serangan personal. Ini bukan dua petinju yang saling membenci. Morrison yang mengejar ketenaran. Mercer yang memburu cap sebagai petinju kelas berat sejati.

ironis nya.. duel ini justru menjadi titik balik karir mereka.

Untuk Mercer
Kemenangan ini melegitimasi posisi nya sebagai ancaman di divisi heavyweight.

Banyak yang mulai menyebut nya calon penantang serius bagi Evander Holyfield. Sayang nya jalur karir Mercer setelah itu tidak stabil. terutama akibat kekalahan dari Larry Holmes di tahun berikut nya.

tapi setidak nya… malam ketika dia menghancurkan Morrison adalah bukti nyata kalo dia punya naluri pembunuh yang tidak di poles media.

Untuk Morrison…….
Kekalahan ini seperti teguran keras bahwa talenta saja tidak cukup.

Tommy kemudian bangkit kembali dan menjadi juara WBO dua tahun kemudian. tetapi luka mental dari duel dengan Mercer tetap terbawa dalam perjalanan nya.

Setiap kali dia kelelahan di ronde2 tengah. ronde kelima itu seolah kembali.

Simak pula: Adik naoya inoue kembali menjadi juara dunia WBC

Kenapa Duel Ini Masih Layak Di kenang??

saya rasa.. duel Mercer vs Morrison ini sangat layak masuk daftar 10 laga paling brutal di era awal 90-an.

Bukan karena darah atau efek visual nya. tapi karena narasi di balik nya. Kita jarang melihat petinju yang masih muda dan tak pernah kalah di hancurkan secara terbuka seperti itu.

Mercer adalah contoh. hidup dari petinju yang tidak pernah bisa di hitung hanya dari ronde awal.

Dengan hancur nya Morrison di ronde lima. Mercer resmi menutup tahun 1991 sebagai salah satu petinju paling di takuti di Amerika. Namun kemenangan ini juga menjadi perjalanan naik turun yang rumit.

Tapi kalau kita bicara momen paling ikonik Mercer setelah Damiani.. ya jelasss duel ini jawaban nya. tidak ada yang lain.

Sampai sekarang… saya masih menilai bahwa ronde kelima itu adalah salah satu display kekuatan paling liar dari Ray Mercer sepanjang karir nya. TAMAT.

Salam hormat kepada seluruh pecinta tinju. dari sabang sampai merauke.

#RayMercer #FrancescoDamiani #TinjuDunia #Heavyweight #SejarahTinju

1 komentar untuk “Hari itu, Ray mercer patahkan hidung sang juara WBO”

  1. Pingback: Luis Arias, Petinju yang Kini Jadi Konsultan KPR

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top