Jika sebuah pertarungan utama biasa nya menjadi alasan orang membeli tiket atau menyalakan siaran, maka kartu pendukung lah yang sering menentukan apakah sebuah acara layak di tunggu.
Dalam hal itu, rencana undercard untuk laga Mario Barrios vs Ryan Garcia terasa jauh lebih menarik.
Dua pertarungan perebutan gelar dunia, Armando Resendiz vs Edgar Berlanga dan Gary Antuanne Russell vs Andy Hiraoka muncul sebagai penguat utama.
Meski belum di umumkan secara resmi, laporan menyebutkan acara ini akan di gelar pada 21 Februari di Amerika Serikat, di bawah promosi Premier Boxing Champions PBC.
Bagi saya pribadi, justru dua laga inilah yang memberi pertunjukan serius pada event yang sebelum nya lebih banyak di bicarakan karena nama besar di partai utama.
Resendiz vs Berlanga.
Pertarungan antara Armando Resendiz dan Edgar Berlanga membawa cerita yang menarik sejak sebelum bel pertama berbunyi.
Kedua nya datang dari arah yang berlawanan, tetapi bertemu di titik yang sama, sebuah kesempatan untuk membuktikan diri di panggung mewah.
Resendiz saat ini berusia 26 tahun, bukan nama yang sering di jadikan ghibah.
Namun kemenangan nya atas Caleb Plant pada Mei lalu mengubah banyak persepsi.
dia memang hanya menang melalui keputusan terbelah, tetapi sabuk WBA interim kelas super middleweight yang dia raih kemudian naik status menjadi gelar juara penuh setelah sabuk utama di kosongkan.
Berlanga berada di posisi yang lebih rumit. dia pernah di gembor2 kan sebagai bintang masa depan dengan deretan kemenangan KO di awal karir nya.
Namun kekalahan KO ronde kelima dari Hamzah Sheeraz pada Juli lalu menjadi pukulan keras, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara repuasi.
laga ini terasa seperti angin berhembus bagi Berlanga.
pengamatan saya,,Pertarungan ini lebih terasa sebagai ujian mental Berlanga ketimbang perebutan sabuk.
Jika kalah lagi, label prospek gagal akan semakin sulit di hindari.
Sang juara bukan petinju flamboyan. dia tidak menjual sensasi. Namun konsisten, tahan banting, dan tahu bagaimana bertahan di laga sulit.
Berlanga sebalik nya, hidup dari tekanan.
Ketika dua gaya seperti ini bertemu, hasil nya jarang lembek. Berlanga mungkin unggul dalam kekuatan, tetapi Resendiz punya kemampuan untuk memaksa pertarungan berjalan di area sulit.
Pendapat pribadi,,jika Berlanga berharap menang cepat, dia harus melakukan nya sebelum laga berubah menjadi perang kesabaran.
karena Resendiz justru terlihat lebih siap.
Baca juga: Troy isley di lepas oleh top rank, ada apa??
Russell vs Hiraoka.
Jika Resendiz vs Berlanga menawarkan drama, maka Gary Antuanne Russell vs Andy Hiraoka menawarkan kualitas teknis yang lebih berbahaya.
Dua petinju kidal berusia 29 tahun, sama2 berada di masa matang dalam karir.
Russell akan menjalani pertahanan pertama gelar WBA super lightweight, sabuk yang dia raih pada Maret lalu setelah mengalahkan Jose Valenzuela.
Rekornya hampir sempurna, dengan 17 KO dari 18 kemenangan, angka yang tidak bisa di pandang mata tertutup.
Hiraoka datang sebagai petinju tak terkalahkan, dia memang belum terlalu sering muncul di panggung besar, tetapi rekor 24 kemenangan tanpa kalah, di tambah kemenangan KO atas Ismael Barroso, menunjukkan bahwa dia bukan sampingan.
Kalo penulis bilang,,ini tipe laga yang sering di remehkan penonton awam, tapi berpotensi mencuri perhatian mereka yang betul2 mengikuti tinju.
Catatan menarik di sini, Russell vs Hiraoka sejati nya sudah di jadwalkan tampil sebelum nya, namun batal karena kartu lain.
penundaan seperti ini sering kali memberi dampak ganda… rasa malas tapi juga sebagai motivasi tambahan.
Bagi Russell, ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa gelar nya wajib dia pertahankan sampai titik darah penghabisan.
sedangkan Hiraoka, ini adalah panggung terbesar sejauh ini.
Pertarungan yang sempat tertunda sering menghasilkan laga dengan intensitas emosional lebih tinggi.
Petinju ingin membayar waktu yang terbuang.
Selain dua laga gelar dunia, nama Lester Martinez juga muncul di kartu ini. Petinju Guatemala berusia 30 tahun itu belum terkalahkan dan datang dari hasil imbang melawan Christian Mbilli dalam perebutan gelar interim WBC.
Meski lawan nya belum di umumkan, kehadiran Martinez memberi kedalaman tambahan pada undercard.
dia bukan petinju yang banyak bicara, tetapi performa nya lumayan.
menurut saya, dalam banyak event besar, justru petinju seperti Martinez yang sering mencuri perhatian, bukan dengan sensasi, tapi dengan kualitas.
Simak juga: Sejarah tinju yang berlangsung pada 22 desember
Barrios vs Garcia. Partai Utama.
Di atas semua itu, tentu saja ada laga utama. Mario Barrios vs Ryan Garcia.
Garcia membawa popularitas, sementara Barrios membawa sabuk WBC kelas welterweight.
Garcia adalah petinju yang selalu mengundang perdebatan, antara bakat alami, tekanan publik, dan ekspektasi besar.
Barrios sebalik nya, sering kali di anggap kurang menjual meski kualitas nya tidak bisa di remehkan.
Partai utama ini mungkin bukan duel paling teknis, tetapi daya tarik nya jelas, justru karena itulah undercard yang kuat menjadi sangat penting.
Banyak kartu besar runtuh karena undercard yang terasa asal2 lan.
Namun susunan ini berbeda, Ada keseimbangan antara nama besar dan laga bermakna.
Dua gelar dunia bukan hiasan. Kedua nya membawa cerita, risiko, dan konsekuensi nyata bagi karir para petinju
Jika di kelola dengan benar, undercard seperti ini bisa membuat penonton bertahan menonton dari awal hingga akhir,tidak hanya datang untuk satu nama.
Event Barrios vs Garcia mungkin akan dipromosikan dengan wajah Ryan Garcia di depan.
Namun bagi penggemar tinju yang mencari substansi, undercard inilah yang memberi alasan kuat untuk menunggu tanggal 21 Februari.
Dua gelar dunia, satu duel teknis berbahaya, dan satu petinju senyap yang siap mencuri perhatian, kombinasi ini jarang gagal.
#Mariobarrios #Ryangarcia #jadwaltinju #










Pingback: Calon bintang Tinju 2026, Nama Muda Tak Terkalahkan