Osley Iglesias: Harapan Baru Tinju Kuba juara IBO sejak 2022

Osley Iglesias: Harapan Baru Tinju Kuba,juara IBO sejak 2022

Kalau bicara soal petinju asal Kuba, biasanya yang terlintas di kepala banyak orang adalah gaya bertarung elegan, kaki ringan, dan teknik tinggi.

Tapi buat saya pribadi, Osley Iglesias ini agak beda.,,

Dia punya aura yang tenang tapi berbahaya. Bukan tipe petinju yang banyak bicara, tapi begitu masuk ring, cara dia mengatur tempo bikin lawan frustrasi.

Saya pertama kali dengar namanya waktu dia masih di level amatir. Saat itu, Iglesias belum sepopuler Andy Cruz gomez atau Julio César La Cruz.

Tapi di kalangan pelatih, dia udah dianggap “proyek besar”. Mereka tahu, anak ini punya sesuatu — entah itu kepercayaan diri, keseimbangan, atau kemampuan membaca arah pukulan yang jarang dimiliki petinju lain seusianya.

Setelah lama jadi bagian dari tim amatir Kuba, Iglesias akhirnya mutusin langkah besar: pindah ke dunia profesional.

Banyak petinju Kuba gagal di tahap ini karena terbiasa dengan sistem poin, bukan pertarungan panjang dengan risiko KO.

Tapi Iglesias nggak kelihatan gugup sedikit pun waktu debut di Jerman tahun 2022.

Lawan pertamanya bukan petinju terkenal, tapi saya ingat cara dia mengontrol pertandingan. tidak terburu-buru, tidak cari KO cepat, dia main sabar.

Gaya khasnya mulai terlihat di situ — ring composure yang jarang dimiliki petinju baru. Setelah debut itu, kariernya mulai melaju cepat.

Setelah melewati debutnya, Iglesias melanjutkan perjalanan dengan menghadapi beberapa nama yang cukup keras di Eropa Timur. Setiap kali naik ring, ada kemajuan. Kadang terlihat kecil, tapi nyata.

Saya sempat mikir, anak ini kayaknya bukan cuma mau sekadar menang. Dia mau belajar dari setiap ronde yang dijalani.

Misalnya waktu lawan ezequiel maderna, Banyak yang menduga Iglesias bakal kesulitan karena lawannya punya reach lebih panjang dan gaya bertarung agresif. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, Iglesias tetap di tengah, ngontrol jarak, dan pelan-pelan bikin maderna kehilangan sabar. Pertarungan itu akhirnya berakhir cepat,

dan buat saya pribadi, itu titik di mana Iglesias mulai menunjukkan sisi “dingin” khas petinju besar.

Setelah itu dia makin sibuk. tidak semua pertarungan ditayangkan besar-besaran, tapi hasilnya tetap sama: menang. Kadang TKO, kadang lewat angka.

Tapi yang menarik, Iglesias tidak pernah kehilangan ketenangan. Dari ronde pertama sampai bel terakhir, ekspresinya nyaris tidak berubah.

Kalau diperhatiin, Iglesias punya gaya yang campuran antara petinju teknikal dan petinju counter. Dia bukan tipe yang langsung nyerang dari awal. Biasanya dia biarin lawan buka dulu, baru dia masuk dengan pukulan lurus kanan atau kombinasi hook pendek. Bukan pukulan besar, tapi akurat. Dan di tinju profesional, akurasi itu segalanya.

Saya sempat baca beberapa komentar pelatih di Jerman, katanya Iglesias ini “petinju yang tahu kapan harus kelihatan berbahaya.”

Kalimat itu aneh tapi masuk akal. Soalnya, kadang di ronde-ronde awal dia kelihatan datar, kayak nggak niat. Tapi begitu dia ngerasa lawan mulai turun tempo, dia langsung berubah — agresif, cepat, dan mematikan.

Salah satu momen penting dalam kariernya tentu saja waktu ketemu Isaac Chilemba.

Buat banyak orang, pertarungan itu semacam ujian kelulusan. Chilemba punya pengalaman jauh lebih banyak, pernah sparing sama petinju-petinju besar. Tapi Iglesias tetap kalem. Dari awal sampai akhir, dia main rapi, tidak mau terbawa tempo lawan.

Saya sempat mikir, “wah, ini kalau menang, kariernya bakal langsung merayap.” Dan benar saja, kemenangan angka mutlak itu bikin namanya naik drastis di daftar peringkat WBA dan WBC.

Banyak pengamat mulai melirik, dan beberapa media mulai menulis, “Iglesias adalah prospek serius dari Kuba berikutnya.”

Menurut saya, kemenangan atas Chilemba itu penting bukan cuma karena lawannya punya nama, tapi karena cara Iglesias menang.

Tidak dengan keberuntungan atau KO acak, tapi dengan disiplin dan strategi matang. Di dunia tinju profesional, itu tanda petinju besar sedang lahir.

Setelah Chilemba, langkah Iglesias makin mantap. Dia terus tampil di Eropa dan mulai dirumorkan bakal pindah ke promotor besar di Amerika. Rumor itu sempat bikin ramai, tapi dia tetap kalem. tidak banyak omong di media, lebih banyak latihan dan menjaga ritme bertarungnya.

Kalau dilihat dari performa terakhirnya, saya pribadi merasa Iglesias sudah siap bersaing di level atas. Masalahnya cuma satu:

siapa yang berani kasih dia kesempatan. Banyak petinju top cenderung menghindari gaya seperti dia — teknikal, sabar, dan sulit dibaca. Lawan model begini bikin frustasi, karena salah langkah sedikit bisa kena counter bersih.

Beberapa pelatih senior di Eropa sempat bilang, Iglesias ini punya mental seperti batu. tidak mudah goyah, bahkan kalau kena pukul keras sekalipun.

Saya lihat memang begitu. Di setiap pertarungan, dia jarang panik. Bahkan kalau lawan nyerang bertubi-tubi, dia tetap stay cool, nunggu momen.

Ada juga yang bilang, Iglesias ini versi lebih disiplin dari Erislandy Lara. Mungkin agak berlebihan, tapi saya ngerti maksudnya.

Lara memang terkenal dingin dan penuh kalkulasi, tapi Iglesias punya sisi lebih agresif ketika melihat peluang. Jadi gabungan yang menarik antara ketenangan dan naluri membunuh.

Baca juga: inilah para juara dunia dengan masa ke emasan yang singkat

Kalau bicara soal masa depan, saya rasa Osley Iglesias tinggal selangkah lagi menuju sabuk dunia. Dengan catatan, dia bisa tetap aktif dan dapat lawan yang seimbang.

Kadang, terlalu lama di zona nyaman justru bahaya buat petinju berkembang. Tapi melihat cara dia menjaga fokus sejauh ini, saya optimis dia nggak akan terjebak di situ.

Saya pribadi ingin lihat dia lawan petinju seperti David Morrell atau bahkan Armando resendiz. Gaya mereka mirip, dan duel semacam itu bakal kasih gambaran seberapa dalam kemampuan teknik Iglesias.

Setiap kali saya lihat Iglesias naik ring, ada kesan sederhana tapi kuat: ini petinju yang tahu apa yang dia lakukan. Dia bukan tipe yang mengandalkan adrenalin atau showmanship.

Semua dihitung, setiap gerakan ada maksudnya. Dan mungkin itu yang bikin dia berbeda.

Kalau kariernya terus berjalan konsisten seperti sekarang, saya tidak akan kaget kalau beberapa tahun lagi namanya muncul di daftar juara dunia kelas menengah super menyatukan semua sabuk selain sabuk IBO ynag di pegang saat ini.

Mungkin bukan yang paling ramai sorotan, tapi dia akan jadi tipe juara yang disegani karena kemampuan, bukan kata-kata.

Dan jujur, di era sekarang yang penuh sensasi, saya rasa dunia tinju butuh lebih banyak sosok seperti Osley Iglesias — pekerja tenang yang hasilnya bicara sendiri.

#OsleyIglesias #TinjuDunia #PetinjuKuba #SuperMiddleweight #BoxingNews #IBOChampion #BoxingLife

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top