Divisi ini seperti panggung besar. tempat para petinju terbaik memamerkan perpaduan kecepatan. pukulan keras. dan kecerdikan taktis.
Tapi menurut saya pribadi. yang bikin kelas ini lebih menarik. adalah perjalanan gelar WBA.
Gelar yang cerita nya tak pernah jauh dari drama. perebutan sengit. raja baru yang terus muncul silih berganti.
Di artikel kali ini. kita bakal jalan mundur dan maju menelusuri perjalanan panjang para penguasa welter super versi WBA.
Kita lihat bagaimana setiap juara mempertahankan kejayaan nya. terus sabuk itu berpindah tangan lewat duel-duel panas. dan tiap era melahirkan legenda baru.
1. Era Miguel Cotto.
Menurut saya. era Miguel Cotto di kelas ini adalah salah satu momen yang sering luput di bahas. padahal penting banget dalam perjalanan sabuk WBA.
Setelah bertahun-tahun berkutat di kelas welter (147 lbs). Cotto akhir nya memutuskan naik ke 154 lbs pada tahun 2010.
Keputusan itu bukan hanya naik kelas. tapi seperti langkah baru seorang petarung yang sudah menemukan identitas nya.
Saya masih ingat duel pertama nya di kelas baru ini.
Tepatnya 5 Juni 2010 di Yankee Stadium. lokasi yang terasa megah dan bersejarah, cocok untuk penobatan seorang raja baru.
Cotto menantang juara bertahan Yuri Foreman (Israel) untuk gelar WBA Super World Super Welterweight.
Laga sempat di warnai momen kurang enak ketika lutut Foreman bermasalah. namun Cotto tetap menjaga fokus nya. Pukulan kiri ke badan. dan kombinasi rapi terus masuk dengan bersih.
Pada ronde ke-9. Foreman akhir nya tak bisa melanjutkan pertarungan. di situlah cerita baru di mulai……
Miguel Cotto resmi menjadi raja jalur WBA.
Pengamatan saya. kemenangan ini bukan cuma soal merebut sabuk. dia menambah daftar prestasi nya sebagai juara dunia di empat divisi.
sekaligus memperkuat posisi Puerto Rico sebagai salah satu negara paling berpengaruh di kancah PERJOTOSAN.
2. Era Floyd Mayweather Jr.
Berbicara soal titik balik di kelas super welter jalur WBA…
Bagi saya tahun 2012 adalah momen yang tak mungkin dil ewatkan. Saat itu Miguel Cotto baru saja duduk manis di singgasana nya. tapi kemudian datanglah sosok yang rasa nya selalu berada di atas angin.
Floyd MONEY Mayweather Jr. petinju yang sejak lama di anggap sebagai teknisi terbaik di muka bumi.
Pada 5 Mei 2012 di MGM Grand. Mayweather naik ke 154 lbs untuk menantang Cotto.
Banyak yang bertanya-tanya termasuk saya. apakah Cotto bisa memberi Floyd malam yang SUSAH??
Pertarungan itu sesuai ekspektasi. keras. intens. dan penuh adu strategi.
Sepanjang 12 ronde. bisa dibilang Mayweather menunjukkan kenapa dia di juluki Money. bukan hanya karena uang. tapi karena akurasi pukulan nya yang benar2 mahal.
Hasil nya..kemenangan angka mutlak untuk Mayweather (117–111, 117–111, 118–110).
Dia resmi menggulingkan Cotto. naik menjadi raja baru WBA Super Super Welterweight.
Unik nya. meski sudah memegang sabuk. Mayweather sebenar nya tidak berniat menetap lama di kelas ini.
Dia kembali turun ke 147 lbs untuk menjalani mayoritas pertarungan nya. hanya sesekali naik lagi untuk laga-laga besar atau superfight.
Inilah yang kemudian membuka era baru dalam struktur WBA…
munculnya dua RAJA dalam satu divisi. Super Champion dan Regular Champion.
Kalo saya bilang. sistem ini sering bikin fans bingung. tapi pada saat yang sama memberi lebih banyak petinju kesempatan untuk tampil sebagai juara.
Dan dari sinilah dinamika panjang di kelas super welter mulai terasa jauh lebih rumit.
Baca juga: Ellyas pical, dari pulau ke tahta dunia.
3. Austin Trout – Penjaga Jalur Regular (2011–2013).
Di saat nama-nama besar seperti Mayweather jadi sorotan utama. jalur WBA Regular sebenar nya punya cerita sendiri yang nggak kalah menarik.
Bagi saya. inilah bagian yang sering terlupakan oleh banyak penggemar.
padahal beberapa pertarungan paling JUJUR terjadi disini. tanpa hiruk-pikuk superfight atau drama promotor besar.
Salah satu tokohnya adalah Austin “No Doubt” Trout. petinju kidal asal New Mexico.
Pada 19 Februari 2011. Trout bertandang ke Guadalajara Meksiko. berhasil merebut sabuk WBA Regular. dengan mengalahkan Rigoberto Álvarez. yang tak lain adalah kakak kandung dari Canelo Álvarez.
Kemenangan di kandang lawan. selalu punya nilai lebih. dan Trout menunjukkan mental kuat sejak awal.
Setelah punya sabuk. dia mempertahankan gelarnya beberapa kali. melawan David Lopez. Frank LoPorto. dan Delvin Rodriguez.
Lalu datanglah momen besar….
1 Desember 2012 di Madison Square Garden. Trout menantang Miguel Cotto. mantan pemegang gelar WBA Super.
Banyak yang memprediksi Cotto akan menguasai laga. apalagi MSG itu seperti rumah kedua buat Cotto. Tapi yang terjadi justru di luar dugaan.
Trout tampil sangat disiplin. memilih pukulan dengan tepat. dan berhasil meredam tekanan Cotto sepanjang 12 ronde.
Kemenangan angka mutlak (117–111, 117–111, 119–109) yang dia raih itu. menurut saya adalah salah satu upset paling bersih di era modern super welter.
Sejak hari itu. status nya sebagai raja jalur WBA Regular bukan lagi formalita. dia benar2 membuktikan nya.
Sayang nya… kejayaan Trout ini nggak berlangsung lama. nama Saúl “Canelo” Álvarez datang, seolah ingin membalas kekalahan sang kakak waktu itu.
4. Canelo Álvarez. Raja Muda Jalur WBA Regular (2013)
Hari itu. Trout datang sebagai juara WBA Regular, sementara Canelo membawa sabuk WBC Super Welterweight.
Pertarungan unifikasi ini jadi salah satu duel paling panas tahun itu. bukan cuma karena sabuk nya. tapi karena dua gaya yang sangat berbeda bertemu di waktu yang tepat.
Pandangan saya pribadi. ini salah satu performa terbaik canelo di era awal karier.
Dia memberikan kejutan setelah menjatuhkan trout di ronde ke 7. itu satu-satu nya knockdown dalam seluruh karier Trout. dan itu menunjukkan seberapa kuat Canelo sebenar nya.
Setelah 12 ronde berjalan penuh taktik. Canelo menang angka mutlak dengan skor 115–112, 116–111, dan 118–109.
Sabuk WBA Regular berpindah tangan. menyatukan gelar WBA dan WBC di pinggang Canelo.
Menurut saya. inilah momen yang benar-benar mengangkat Canelo ke level superstar global.
Tapi beberapa bulan kemudian. Canelo mendapat tantangan terbesar……
Floyd Mayweather Jr pemilik sabuk WBA Super. Laga yang akan mengubah arah karir nya.
5. Pertemuan Dua Raja: Mayweather vs Canelo (2013).
Semua orang kompak. jika bicara duel yang paling membekas di era modern adalah pertemuan Floyd Mayweather Jr dan Saúl “Canelo” Álvarez.
pada 14 September 2013 di Las Vegas itu. memang terasa seperti acara wajib bagi semua penggemar.
Dua raja dari dua jalur berbeda akhir nya bertemu di satu ring.
Mayweather sang penguasa WBA Super. dan Canelo yang membawa sabuk WBA Regular plus WBC.
Mayweather tampil layak nya seorang maestro.
Serius…..menurut saya inilah salah satu demonstrasi paling bersih soal bagaimana BOXING IQ bisa mengalahkan kekuatan.
Canelo memang mencoba menekan. tapi semakin dia berusaha mengejar. jelas bahwa Mayweather mengendalikan nya seperti bermain PETAK UMPET.
Setelah 12 ronde penuh pelajaran. keputusan akhirnya pun keluar…..
Mayweather menang majority decision (114–114, 116–112, 117–111).
jujur saja banyak di pertanyakan. tapi apa pun itu. Floyd tetap jadi penguasa mutlak setelah menyatukan sabuk WBA Super. WBA Regular. dan WBC Super Welterweight.
Namun Floyd tidak betah lama-lama di kelas ini. Mayweather kembali fokus ke kelas welter.
Sabuk 154 lbs pun kembali kosong. seolah menunggu raja baru untuk mengisi singgasana nya.
6. Erislandy Lara. (2014–2018)
Pilihan yang akhir nya muncul benar-benar tepat. Erislandy Lara petinju kidal asal Kuba yang terkenal dengan gaya licin dan kecerdasan ring nya.
Pada 21 Desember 2013. Lara menang atas Austin Trout dalam perebutan gelar WBA Regular yang lowong.
Pertarungan itu pergantian era. Trout yang sebelum nya menjaga jalur Regular. kini di geser oleh Lara yang lebih teknikal.
Buat saya pribadi. gaya petinju Kuba itu memang punya daya tarik sendiri…..
Bersih. sering membuat lawan bingung mau mulai dari mana.
Karena di atasnya tidak ada juara Super aktif. Lara kemudian diangkat menjadi WBA Super Champion pada 2014.
Sejak saat itu. wajah jalur WBA benar2 berubah.
Selama 4 tahun. Lara mempertahankan sabuk nya melawan nama-nama seperti Ishe Smith. Vanes Martirosyan. sampai Delvin Rodriguez.
meski gaya Lara sering di anggap KURANG SERU. oleh sebagian penonton yang suka baku hantam.
justru di situlah menurut saya. ke indahan tinju teknis terlihat.
Namun setiap raja punya akhir masa jaya. Pada 7 April 2018. Lara harus menghadapi petarung muda yang sedang panas-panas nya.
Jarrett Hurd datang dalam duel unifikasi WBA–IBF.
Pertarungan itu berlangsung seru abiiss. penuh ayunan dan sangat kompetitif. Tapi knockdown di ronde terakhir menjadi penentu yang menyakitkan bagi Lara.
Hurd menang split decision. era Lara pun berakhir tepat di malam itu.
Meski begitu. kalo saya bilang. dominasi Lara selama 4 tahun. tetap layak di sebut salah satu periode paling stabil dalam sejarah WBA Super Welterweight modern.
Simak pula: Kabar terbaru Gennady golovkin di tahun 2025
7. Era Jarrett Hurd. (2018–2019).
Pada puncak kejayaan nya. terutama sepanjang 2018 hingga awal 2019. Hurd di anggap sebagai raja sejati super welter.
Dia memegang dua sabuk dunia. dan mengalahkan nama-nama besar.
Salah satu kemenangan paling mencolok adalah saat dia mempertahankan gelar melawan Jason Welborn pada Desember 2018.
Hurd menang KO ronde ke-4 dengan power yang benar-benar terasa BERISIK. seolah menunjukkan bahwa sabuk di pinggang nya bukan hadiah. itu hasil kerja keras.
Namun…. masa kejayaan tidak pernah terasa lama.
Dan kejatuhan Hurd. datang jauh lebih cepat dari yang banyak orang duga.
8. Julian “J-Rock” Williams Gulingkan Sang Raja (2019).
Nah…….ini salah satu momen yang menurut saya pribadi gokil banget di divisi 154 lbs.
pada 11 Mei 2019 itu. kebanyakan orang. termasuk saya waktu itu ngira Jarrett Hurd bakal menang santai.
Tapi yang terjadi……..
Hari itu muncul seorang penantang dari Philadelphia Julian “J-Rock” Williams.
Petinju yang dari luar mungkin nggak kelihatan sangar. tapi cara dia membaca pertahanan lawan tuh rapi banget.
Pandangan saya. J-Rock datang bukan hanya mau menang… dia datang dengan rencana detail yang sudah di poles habis-habisan.
Dan itu terlihat jelas dari awal ronde.
Di ronde kedua…boom—Hurd dijatuhkan. Momen itu langsung bikin suasana berubah total.
Selama 12 ronde. J-Rock tampil kayak orang yang punya jawaban untuk semua pertanyaan Hurd.
Dan akhir nya. tiga juri sepakat: 116–111, 115–112, 115–112 untuk Williams.
Pengamatan saya. ini salah satu upset paling bersih dan paling BERKELAS di divisi 154 lbs. Bukan karena Hurd jelek. tapi karena Williams tampil JOOZZZ dari awal sampai akhir.
Julian Williams sendiri. sayang nya nggak lama menikmati masa kejayaan itu.
Awal 2020. dia dikalahkan Jeison Rosario — kekalahan yang juga bikin publik geleng-geleng.
Dan karena berbagai dinamika promotor. mandatory challenger. plus kebiasaan WBA yang suka bongkar-pasang gelar… sabuk WBA jalur utama kembali KOSONG SECARA POLITIS.
Nah… dari titik inilah muncul nama petinju Argentina yang akhir nya bakal jadi pewaris berikut nya…..BRIAN CASTANO.
9. Era Brian Castano.
Ngomongin fase setelah era Jarrett Hurd. Bagi saya pribadi muncul nya Brian Castaño ini kayak angin segar.
Dia datang dari Argentina dengan gaya bertarung yang nggak neko-neko.maju, tekan, hantam.
Ada sedikit aura-aura legenda lama kayak Carlos Monzón. walau tentu levelnya beda jauh.
Yang menarik. Castaño ini bukan langsung masuk ke jalur WBA Super. tapi ke jalur yang sering bikin fans geleng kepala. WBA Regular.
Jalur “versi kedua” yang kadang bikin bingung mana juara sesungguh nya.
Tapi ya mau gimana. di ring dia tetap petarung hebat.
Castano mulai muncul serius. di radar WBA ketika dia menang gelar interim pada 26 November 2016. habis menumbangkan Emmanuel De Jesús lewat TKO ronde 6.
Dua tahun kemudian. tepat nya 10 Maret 2018 dia resmi naik jadi juara WBA Regular usai menghabisi Cédrick Vitu di Paris.
Yang paling menarik buat saya. justru ketika Castano harus mempertahankan gelar nya melawan mantan raja WBA Super. Erislandy Lara.
Duel 2 Maret 2019 itu teknis banget. tapi juga keras.
Castano punya volume dan tekanan. sementara Lara seperti biasa. licin, pintar, dan efisien.
Hasilnya??? Imbang. Split draw.
Skor nya juga unik.
114–114.
115–113 Castano.
115–113 Lara.
Kalau aku lihat. duel itu sebenar nya bukti kalau Castano memang level elite.
Kalau dia bisa mengimbangi Lara. salah satu teknisi paling halus di 154 lbs. berarti kapasitas juara dunia itu memang ada.
Setelah duel itu. WBA malah bikin jalur makin belibet.
Lara kembali dinobatkan sebagai juara (kebijakan internal WBA soal pemisahan Super dan Regular).
sementara posisi Castaño makin ambigu.
Dari pada terjebak di jalur yang ABU-ABU. Castaño mengambil keputusan menurut saya sangat tepat….
cabut dari WBA Regular dan fokus ke jalur WBO.
Keputusan itu terbukti jitu.
Pada 13 Februari 2021 di California. Castano mengalahkan Patrick Teixeira dan resmi jadi juara WBO Super Welterweight.
Kemenangan ini yang akhir nya membuka jalan menuju duel megah melawan Jermell Charlo. si pemegang tiga sabuk: WBA Super, WBC, dan IBF.
Jadi penting dicatat…..
Dalam Charlo vs Castano. sabuk WBA Super ada di tangan Charlo.
Castano hanya bawa WBO.
Maka nya. duel itu jadi pertarungan unifikasi besar-besaran yang akhir nya menentukan siapa raja sejati divisi 154 lbs.
Buat saya. era Castano ini tetap penting karena dia jadi masa transisi WBA.
masa ketika WBA masih punya dua juara (Super dan Regular). sebelum akhir nya mulai merampingkan gelar SUPER CHAMPION sebagai jalur utama yang di akui dunia.
10. Era Jermell Charlo.
Berdasarkan pengamatan saya. era Jermell Charlo ini adalah fase paling megah dalam sejarah WBA Super Welter.
Charlo bukan cuma juara. tapiMACAN yang benar-benar duduk di puncak rantai makanan. Saat Brian Castano mulai bersinar di jalur WBO pada 2021.
Sabuk WBA Super sendiri sudah aman di tangan Charlo sejak 2020. hasil kemenangan brutal atas Jeison Rosario.
Pertarungan besar itu akhir nya datang pada 17 Juli 2021.
Arena nya pun megah. AT&T Center San Antonio. tempat yang cocok untuk duel penyatuan empat sabuk (WBA Super, WBC, IBF, dan WBO).
Dari ronde awal. Castano memang bikin Charlo mundur.
Tekanan nya gila-gilaan. Tapi Charlo bukan tipe petinju yang panik. dia sabar. mengandalkan jab rapi dan hook kanan yang selalu jadi ancaman.
Setelah 12 ronde, hasilnya imbang:
114–113 Castano.
117–111 Charlo.
114–114.
Saya melihat draw ini adil. Kedua nya punya momen kuat. Tapi status raja 154 lbs belum berubah.
Rematch: Charlo vs Castaño II (2022).
Kali ini. Charlo datang dengan misi balas dendam. bukan karena marah. tapi karena dia ingin memastikan sejarah mencatat nama nya sebagai yang terbaik.
Dan jujur menurut saya. Charlo tampil sempurna malam itu.
Hingga akhir nya ronde ke-10 menjadi akhir segala nya.
Charlo mendaratkan kombinasi uppercut–hook yang telak. Castano jatuh. bangkit, tapi sudah terlihat PUYENG.
Beberapa detik kemudian. Charlo melepas rangkaian pukulan lanjutan. wasit pun menghentikan laga.
Dan dengan itu Jermell Charlo resmi menjadi Undisputed Super Welterweight Champion.
Namun Tahta ini nggak berlangsung selama nya…..
Pada 30 September 2023. Charlo naik ke 168 lbs buat menantang Canelo Álvarez.
Langkah ini membuat sabuk nya satu per satu lowong. termasuk gelar WBA Super yang akhir nya harus dilepas.
Walau begitu. Charlo tetap yang paling megah..
petinju pertama yang berhasil menyatukan empat sabuk di Super Welter dalam era saat ini.
Dan begitu sabuk WBA Super di lepas. muncullah penerus baru dari Uzbekistan.
Israil Madrimov yang akan mengisi berikut nya dalam kejuaraan WBA.
11. Era Israil Madrimov.
Dari dulu kita jarang lihat petinju Asia Tengah naik sampai level juara dunia kelas 154 lbs jalur utama. dan Madrimov datang dengan gaya yang benar-benar beda…
Bertenaga. tapi tetap punya sentuhan teknikal ala SEKOLAH TINJU UZBEKISTAN.
Perebutan Sabuk Kosong. Madrimov vs Kurbanov (3 Agustus 2024).
Pertarungan perebutan di gelar 3 Agustus 2024 di BMO Stadium Los Angeles. melawan petinju Rusia Magomed Kurbanov.
Menurut saya. ini bukan hanya perebutan sabuk. tapi dari dominasi Amerika ke bangkit nya petinju Asia Tengah.
Dan sejak ronde pertama. Madrimov memperlihatkan kenapa dia di juluki THE DREAM.
Hook kiri cepat. Uppercut NGERRI. Footwork agresif khas Uzbekistan. Tekanan tanpa jeda.
Di ronde ke-5. Madrimov melepaskan kombinasi uppercut+hook kanan yang bersih banget mendarat di rahang Kurbanov.
Wasit langsung menghentikan laga. TKO ronde 5.
israil Madrimov Juara Dunia WBA Super Super Welterweight.
Menurut penulis. ini momen spesial. karena untuk pertama kali dalam sejarah. sabuk WBA Super 154 pon jatuh ke tangan petinju Uzbekistan.
Begitu Madrimov di nobatkan sebagai raja baru. langsung muncul kabar besar…..
Terence “Bud” Crawford akan naik ke kelas 154 lbs dan menargetkan gelar WBA Super milik Madrimov.
12. Era Terence Crawford.
Jujur aja… setiap kali NGEHIBAH Terence Crawford. saya selalu merasa kayak lagi nonton babak baru.
Ada petinju yang hebat. ada yang spesial… dan ada Crawford yang menurut saya pribadi udah masuk kategori LANGKA.
Ketika dia memutuskan naik ke kelas super welter (154 lbs). saya langsung mikir….
Wah..ini bakal ada sejarah baru lagi nih.
Dan benar saja. semua mata langsung tertuju ke duel melawan Israil Madrimov. si monster dari Uzbekistan.
Satu hal yang selalu saya kagumi dari Crawford adalah cara dia mikir. Petinju lain kadang naik kelas karena udah bosan. atau kejar uan. tapi Crawford beda.
Kalo bagi saya. inilah yang bikin kariernya terlihat mulus tanpa noda. dia nggak pernah gegabah.
Dalam beberapa wawancara. Crawford bilang kalau misi nya bukan cuma menambah koleksi sabuk.
Katanya,…..dia ingin “menulis ulang sejarah kelas super welter.”
Dari ronde awal. Madrimov ngebet banget masuk. nyerang badan dan ngerusak gaya main crawford.
Masuk ronde tengah. kontrol sepenuh nya beralih ke tangan Crawford.
Jab-nya makin tajam. switch stance-nya makin rapi, dan mental Madrimov mulai kelihatan tergerus habis.
Setelah 12 ronde penuh hasil nya…..
Crawford menang angka mutlak.
Skor juri: 117–111, 116–112, 118–110.
Dengan kemenangan ini. Crawford resmi jadi juara dunia empat divis. dari 135 sampai 154 pon.
Dan yang lebih gila lagi…Rekor nya tetap bersih 41-0. GUENDENG TENAN bro…..
Belum satu tahun setelah menghabisi Madrimov. Crawford bikin heboh lagi…
Dia naik dua kelas langsung ke super middleweight (168 lbs) untuk menantang Canelo Alvarez…ASTAGFIRULLAAAAH.
Pertarungan megah ini. digelar 13 September 2025 di T-Mobile Arena.
tepatan sama Mexican Independence Weekend yang jadi tradisi wajib untuk Canelo.
Banyak orang bilang. Crawford bakal kalah fisik. kalah power. kalah ukuran.
Jujur….saya pun awal nya mikir begitu. Tapi ya… ini Bud. Petinju yang selalu bikin kejutan.
Selama 12 ronde. Crawford bikin Canelo berasa kayak ngejar HANTU. Kaki silang2. counter nya bersih.
Akhirnya: Crawford menang angka mutlak lagi.
Dia merebut semua sabuk undisputed 168 lbs—WBA, WBC, IBF, WBO.
Crawford kini jadi petinju pertama dalam sejarah…….
juara dunia 5 divisi. dan dua kali undisputed di dua kelas berbeda.
Menurut saya. pencapaian ini udah level legenda.
Andai saja Sugar Ray Robinson dan Henry Armstrong masih hidup. pasti manggut-manggut lihat prestasi nya.
Kini kita tinggal menunggu….
Apakah sabuk ini akan berpindah ke generasi baru???
Atau akan muncul sosok lain yang punya nyali sebesar Crawford???
#TinjuDunia #KelasSuperWelter #WBC #MannyPacquiao #WBA










Pingback: Jaron Ennis vs Uisma Lima: Hasil Tinju12 Oktober 2025