Saya kira banyak petinju seusia Nonito Donaire sudah lama berhenti bermimpi.
Tapi petinju berjuluk the flash ini bukan orang yang seperti itu. Bahkan ketika dia sendiri belum tahu sepenuh nya apa yang di pertaruhkan.. dia tetap berkata iyaaa siaapp pada sebuah pertarungan berbahaya melawan Seiya Tsutsumi.
kata2 menurut saya, sudah cukup menjelaskan siapa Nonito Donaire sebenar nya.
Saat pertama kali menerima tawaran duel dengan Tsutsumi. Donaire bahkan belum sadar bahwa gelar WBA versi penuh kelas bantam akan berada di atas meja.
Namun itu tidak terlalu penting bagi nya. Donaire tidak pernah terlihat sebagai petinju yang memilih lawan berdasarkan sabuk semata. dia memilih tantangan.
“Apa pun nama besar yang tersedia, saya selalu siap.. kira kira itulah motivasi Donaire sepanjang karir nya.
filosofi itu tidak berubah, bahkan ketika usia nya sudah menginjak 43 tahun.
Pertarungan Donaire vs Tsutsumi yang akan di gelar Rabu ini di Ryogoku Kokugikan Arena Tokyo. pada akhir nya resmi memperebutkan gelar WBA kelas bantam versi penuh.
Tapi jalan menuju status itu, seperti biasa dalam dunia tinju tidak selalu lurus.
Awal nyaTsutsumi 12-0-3, 8 KO berstatus sebagai Champion in Recess..sementara Donaire 43-8, 28 KO memegang sabuk interim WBA dan berada di peringkat lebih tinggi.
Dalam pembaruan peringkat terbaru.. WBA memulihkan status Tsutsumi sebagai juara penuh, menggantikan Antonio Vargas yang kini justru berstatus Champion in Recess.
Bagi saya pribadi, ini hanyalah contoh klasik betapa rumit..kadang membingungkan struktur gelar tinju modern.
Namun bagi Donaire, lagi lagi detail administratif semacam itu tanpak nya bukan faktor utama.
dia tetap datang ke Jepang. Tetap melawan petinju yang di anggap paling berbahaya di kelas nya saat ini.
Menurut Donaire sendiri..Tsutsumi adalah bantamweight nomor satu dunia saat ini. Klaim itu mungkin bisa di perdebatkan, tapi saya paham maksud nya.
Tsutsumi bukan petinju populer secara global. dia tidak punya aura bintang seperti Naoya Inoue atau Junto Nakatani.
Namun itulah yang membuat nya berbahaya. aktif dan belum tersentuh kekalahan.
Bagi Donaire, mengalahkan Tsutsumi bukan hanya menambah sabuk. Itu adalah bukti bahwa dia masih mampu bersaing dengan elite yang tersisa di divisi ini.
kalo saya bilang.. itulah vitamin utama Donair.. validasi kompetitif, bukan nostalgia.
Baca juga: Lawrence okolie milih lawan mudah di lagos vs ebenezer tetteh
Jika kita flash bcak ke belakang, ini konsisten sepanjang 24 tahun karier Donaire. dia tidak membangun reputasi nya dengan memilih jalan aman.
Empat divisi juara dunia. Pertarungan elite di flyweight, bantamweight, hingga junior featherweight.
Tahun 2012, ketika banyak petinju masih menghindari tes acak sepanjang tahun. Donaire justru mendorong standar lebih tinggi dan menyetujui pengujian ketat, baik saat bertanding maupun tidak.
pandangan saya, keputusan itu jarang di bahas. padahal dampak nya besar.
Gaya hidup bersih dan disiplin itulah yang memungkinkan Donaire tetap utuh secara fisik hingga dekade ketiga nya sebagai petinju profesional.
Contoh paling nyata dari daya tahan Donaire muncul dalam pertarungan terakhir nya.
Dia menerima laga melawan Andres Campos dengan persiapan yang sangat singkat hanya sedikit lebih dari sebulan.
Lokasi nya pun jauhh..Buenos Aires Argentina, dalam ajang WBA KO Drugs. Hasil nya..Donaire menang lewat keputusan teknis dan merebut sabuk interim WBA kelas bantam.
Bagi saya ini penting. Bukan karena lawan nya Campos, tapi karena kondisi nya.
Petinju berusia 43 tahun..terbang lintas benua, minim persiapan, tetap mampu tampil kompetitif. Itu bukan kebetulan.
Jika Donaire menang atas Tsutsumi, dia akan memecahkan rekor usia nya sendiri sebagai petinju tertua yang menjuarai gelar dunia kelas bantam.
Rekor pertama dia ciptakan pada November 2018, saat menghentikan Ryan Burnett untuk merebut sabuk WBA hanya dua minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-36.
Itu sudah di anggap luar biasa oleh pengeemar juga pengamat tinju.
Namun dia melampauinya lagi pada Mei 2021, ketika dia menjatuhkan dan menghentikan Nordine Oubaali. saat itu juara WBC yang belum terkalahkan.
Setiap kali orang mengira rekor itu tak mungkin di sentuh lagi, Donaire justru datang dan menaikkan standar.
Hebat bukan???
Tentu saja, tidak semua perjalanan Donaire indah. Dua kekalahan dari Naoya Inoue masih membekas dalam karir nya.
Pertarungan pertama mereka pada 2019 adalah Fight of the Year, sebuah perang brutal yang menurut saya justru memperkuat Donaire meski ia kalah.
Namun kekalahan KO pada 2022 terasa Lebih final.
Kekalahan dari Alexandro Santiago pada Juli 2023 kemudian memunculkan pertanyaan besar… apakah ini akhir nya PENISUN???
Banyak yang mengira iya…tapi…tidaaak.
Namun tinju bergerak cepat. Naoya Inoue naik ke 122 pon dan menjadi raja tak terbantahkan. Junto Nakatani menyatukan dua sabuk, lalu ikut naik kelas.
Tanpa mereka.. peta kelas bantam berubah drastis.
pengamatan saya, Donaire membaca momen ini dengan sangat jeli.
level nya tidak lagi sama seperti saat Inoue dan Junto ada di sini,.kata Donaire. dia tidak meremehkan, hanya kenyataan. Talenta masih ada, tapi puncak nya kini terbuka.
di situlah Donaire kembali melihat peluang.
Mimpi yang Masih Sama..Undisputed
Inilah bagian yang menurut saya paling menarik. Di usia 43 tahu Donaire tidak berbicara tentang pertarungan terakhir atau perpisahan yang indah.
dia masih menyebut satu kata yang terdengar gila bagi sebagian orang…undisputed.
Apakah itu mudah??? Sulit. Sangat sulit.
Tapi apakah itu mustahil?? Melihat riwayat Donaire, saya tidak berani menjawab dengan tegas.
Yang jelas, pertarungan melawan Tsutsumi bukan soal nostalgia. Ini adalah ujian nyata melawan petinju aktif, kuat, dan berada di puncak performa nya.
Bagi saya pribadi, Donaire bukan relevan karena sabuk. tetapi karena cara dia memilih untuk tetap bersaing.
dia tidak turun ke laga eksibisi. tidak memilih lawan aman. tetap mengambil risiko yang sama seperti 10 atau 15 tahun lalu.
Apakahd ia akan menang di Tokyo??? Kita belum tahu.
tetapi..selama Nonito Donaire masih berdiri di ring, melawan yang terbaik yang tersedia, cerita nya belum selesai.
saya sendiri bilang.. itu sudah lebih dari cukup untuk di hormati.
#nonitodonaire #WBA #tinjudunia










Pingback: Eddie hearn prediksi anthony joshua KO jake paul