Mikaela Mayer Tundukkan Mary Spencer,Rebut Tiga Sabuk Dunia di Kanada

Mikaela Mayer Tundukkan Mary Spencer,Rebut Tiga Sabuk Dunia di Kanada

Montreal Casino terasa panas, bukan karena suhu ruangan, tapi karena atmosfer

yang diciptakan dua petinju papan atas wanita: Mikaela Mayer dan Mary Spencer.

Pertarungan mereka bukan duel biasa, karena tiga sabuk dunia dipertaruhkan.

WBA milik Spencer serta dua sabuk kosong WBC dan WBO di kelas super welter (154 pon).

Dari awal suasana sudah terasa berat sebelah, ribuan pendukung Kanada memenuhi arena, jelas mendukung Mary Spencer, sang tuan rumah,

namun Mayer datang dengan misi jelas:

bukan hanya untuk menang tapi juga membuktikan. kalau dirinya masih salah satu nama besar di dunia tinju wanita.

Begitu bel ronde pertama berbunyi, Mayer langsung menunjukkan karakternya,

tak ada ragu, tak ada tekanan dia tampil dengan ketenangan khas menekan lawan pelan tapi pasti seolah ingin bilang, “Aku datang jauh-jauh bukan buat kalah.”

Mayer Tampil Efisien, Spencer Tak Bisa Lepas dari Tekanan

Sejak ronde pertama hingga ketiga, ritme pertarungan berjalan sesuai rencana Mayer,dia memanfaatkan jab kiri panjang untuk mengukur jara lalu melepaskan kombinasi dua pukulan ke arah kepala Spencer.

mikael mayer menekan mary spencer ronde 1
sumber: Top rank/youtube

Spencer yang punya postur sedikit lebih besar mencoba bermain jarak jauh, tapi Mayer terlalu cepat membaca pola,dia terus menutup ruang gerak lawan,

menekan dengan langkah kecil tapi stabil. Dalam beberapa momen, Spencer terlihat bingung

setiap kali berusaha menyerang, Mayer sudah siap dengan counter yang tajam.

Ronde keempat menjadi titik di mana pertarungan benar-benar berpihak ke Mayer,

dia makin berani menekan masuk dengan pukulan ke badan lalu keluar dengan hook kanan yang bersih,Spencer sesekali membalas, tapi tak cukup kuat menggoyang ritme Mayer.

“Dia main sabar banget,setiap kali aku coba nyerang, dia langsung punya jawaban,” ujar Spencer setelah laga dengan wajah penuh keringat tapi tetap sportif

Kutipan itu menggambarkan betapa sulitnya menembus pertahanan rapat Mayer malam itu.

Baca juga: melvin jerusalem pertahankan gelar di kandang sendiri

Permainan Rapi, Akurasi Tinggi.

Salah satu keunggulan Mayer adalah efisiensinya,dia jarang membuang pukulan,

Setiap serangan punya arah dan maksud,dari ronde kelima ke enam, dia mulai terlihat lebih enjoy bahkan sesekali menantang Spencer dengan pandangan tajam di sela-sela clinch.

Sementara Spencer, meski punya semangat juang tinggi, tampak kehilangan ide,

dia sempat mencoba strategi menekan di ronde ketujuh,

namun Mayer dengan cepat mematahkan momentumnya lewat kombinasi hook kiri dan kanan yang mendarat bersih.

“Rencana kami jelas dari awal,” kata Mayer setelah duel.

“Kami tahu Spencer besar dan kuat, jadi saya harus main di bawah, tekan dia dari dalam, dan pukul dari sudut yang nggak dia duga.”

Kutipan itu bukan sekadar gaya bicara, tapi menggambarkan seberapa matang rencana Mayer dan timnya.

Setiap ronde seperti latihan yang berjalan sesuai skenario.

Dari Kalah di 2022 ke Juara Tiga Divisi

mikaela mayer vs alycia baumgardner 2022
mayer vs alycia 2022. sumber: salita promotion/youtube

Banyak yang sempat meragukan karier Mayer setelah kekalahannya dari Alycia Baumgardner dua tahun lalu.

Tapi malam di Montreal membungkam semua keraguan itu. Kini dia bukan hanya bangkit, tapi menorehkan sejarah baru:

menjadi juara dunia di tiga kelas berbeda — super feather, welter, dan kini super welter.

Perjalanan itu tidak instan,mayer dikenal pekerja keras dan kekalahan dari Baumgardner justru membuatnya makin kuat secara mental.

Seperti yang sering ia bilang dalam wawancara, “Kadang lo harus jatuh biar bisa naik lebih tinggi.”

Dan benar saja, performanya melawan Spencer terasa seperti puncak kedewasaan bertinju,Tak tergesa, tak emosional, tapi efektif dan meyakinkan.

Skor Akhir: Kemenangan Mutlak Tanpa Perdebatan

Setelah sepuluh ronde penuh intensitas, ketiga juri sepakat memberi kemenangan mutlak kepada Mayer

dengan skor 100–90, 98–92, dan 98–92. Hasil itu menggambarkan dominasi total,

Tidak ada kontroversi, tidak ada perdebatan.

Spencer, yang malam itu harus menyerahkan sabuk WBA sekaligus gagal merebut dua sabuk kosong, tetap menunjukkan respek tinggi. “Mikaela petarung sejati.

Aku pikir aku siap, tapi dia satu langkah di depan sepanjang laga,” ucapnya sambil tersenyum getir.

Di sisi lain, Mayer menahan emosi ketika sabuk-sabuk itu disampirkan di bahunya.

Dia hanya berkata pelan, “Perjalanan dua tahun terakhir nggak mudah. Tapi akhirnya semua kerja keras ini terbayar.”

Pilihan Karier Berikutnya: Bertahan di 154 atau Turun Lagi?

Usai kemenangan ini, Mayer punya banyak opsi menarik,dia bisa bertahan di kelas 154 pon dan mengejar sabuk IBF milik Oshae Jones untuk menyatukan gelar,

atau turun kembali ke kelas welter (147 pon) untuk menghadapi Lauren Price, juara Olimpiade yang juga sedang naik daun.

“Soal masa depan, saya punya banyak pilihan,,

” kata Mayer dalam sesi wawancara setelah laga.

Dua tahun terakhir karier saya sempat seret, tapi sekarang saya bebas menentukan arah.

Bisa aja saya bertahan di 154 buat jadi undisputed, atau turun lagi ke 147 dan berusaha sapu bersih sabuk di sana.”

Kata-katanya menggambarkan rasa percaya diri seorang petinju yang baru saja menemukan kembali versi terbaik dari dirinya.

Analisis: Mayer Tak Hanya Menang, Tapi Menunjukkan Evolusi

Kalau bicara teknis, kemenangan ini bukan sekadar soal poin, Mayer menunjukkan bagaimana pengalaman dan kecerdasan

bertarung bisa menaklukkan keunggulan fisik lawan, dia tahu kapan harus menyerang, kapan menahan, dan kapan sekadar menggoyang ritme Spencer.

Bahkan beberapa analis menilai ini salah satu performa paling matang Mayer sejauh ini,

dia tak mengejar knockout, tapi fokus menguasai setiap detik.

Kadang kemenangan paling indah bukan yang bikin lawan jatuh, tapi yang bikin mereka

tak punya jawaban,” tulis salah satu jurnalis lokal Kanada di media sosial.

Malam itu, Mayer tidak hanya merebut sabuk, tapi juga merebut kembali rasa hormat publik tinju dunia.

Hasil Pertarungan Tambahan di Montreal Casino

Selain partai utama Mayer vs Spencer, beberapa laga undercard juga mencuri perhatian:

  • Wilkens Mathieu (14-0, 10 KO) menang angka atas Shakeel Phinn (27-4-2, 17 KO) untuk merebut gelar NABF dan WBC Continental Americas kelas super menengah.
  • Arthur Biyarslanov (19-0, 15 KO) menundukkan mantan juara dunia Sergey Lipinets (18-4-1, 13 KO) dengan keputusan mutlak, mempertahankan sabuk NABF kelas junior welter.
  • Mehmet Unal (13-0, 11 KO) menang TKO ronde pertama atas Ralfs Vilcans (18-2, 7 KO), mempertahankan gelar WBC Continental Americas kelas berat ringan.
  • Christopher Guerrero (15-0, 8 KO) menang angka atas Williams Andres Herrera (17-54, 7 KO) dan tetap mempertahankan sabuk WBC Continental Americas kelas welter.

Ketika lampu-lampu di arena Montreal Casino mulai redup, satu hal jelas — malam itu milik Mikaela Mayer, dia datang sebagai penantang, tapi pulang sebagai ratu baru di tiga sabuk dunia.

Dengan gaya bertarung yang matang, efisien, dan penuh kepercayaan diri, Mayer berhasil menaklukkan tekanan publik sekaligus mengembalikan namanya ke papan atas tinju wanita dunia.

“Buat saya, ini belum akhir,” ujarnya pelan sambil tersenyum di konferensi pers. “Masih banyak sabuk yang bisa saya rebut. Tapi malam ini… saya cuma mau nikmati kemenangan ini dulu.”

Dan siapa pun yang menonton, tahu betul:

Mayer tak hanya juara di atas ring, tapi juga contoh bagaimana tekad dan ketenangan bisa mengubah perjalanan karier seorang petinju menjadi kisah luar biasa.

Jangan lewatkan sejarah ini: Mengapa sabuk IBO tidak setara oleh 4 sabuk lain??


#tinju #MikaelaMayer #MarySpencer #WBC #WBO #WBA #womenboxing #hasilpertarungantinju #MontrealCasino #boxingnews

1 komentar untuk “Mikaela Mayer Tundukkan Mary Spencer,Rebut Tiga Sabuk Dunia di Kanada”

  1. Pingback: Joshua Buatsi vs Zach Parker: Kemenangan Tipis di Manchester

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top