Melvin Jerusalem Pertahankan Sabuk WBC Usai Duel Sengit di Araneta

Hasil lengkap tinju dunia Melvin Jerusalem vs Siyakholwa Kuse

Manila, 29 Oktober 2025.Dari kursi tribun atas hingga barisan kursi VIP di tepi ring,

semua mata malam itu tertuju pada cahaya putih yang memantul dari tali ring di tengah Smart Araneta Coliseum.

Udara hangat bercampur dengan dentuman musik pembuka, sementara ribuan penonton berdiri, bersorak setiap kali nama

petinju lokal disebut oleh announcer dengan suara lantang yang menggema di seluruh arena.

Aroma popcorn, suara peluit, dan sorakan khas Filipina menambah rasa bahwa malam ini bukan cuma acara olahraga, ini adalah pesta nasional.

Sejak pintu dibuka sore hari, atmosfer sudah menegang. Anak-anak berlari mengenakan kaus bertuliskan “Jerusalem Strong”,

sementara para fans dari Afrika Selatan membawa bendera hijau–kuning–hitam dengan tulisan

“Kuse Warriors”. Di sudut-sudut arena, layar raksasa menayangkan highlight kemenangan Melvin Jerusalem saat merebut sabuk WBC Minimumweight.

Semua menunggu, tapi sebelum sang juara naik ring. malam panjang ini disajikan dengan beberapa pertarungan tambahan yang memanaskan panggung.

Partai tambahan pertama. dimulai ketika lampu sorot menyoroti dua petinju muda dari Filipina yang sedang berusaha membuktikan diri di hadapan publik sendiri.

Sorakan belum terlalu liar, tapi setiap pukulan yang mendarat tetap disambut tepuk tangan.

Dari tribun, terdengar teriakan para pendukung yang membawa bendera kecil,

meneriakkan nama petarung dengan aksen Tagalog yang tegas. Araneta bergetar, dan malam baru saja dimulai.

Partai Pembuka: Bacosa vs Salado.

eman bacosa vs nico salado 2025
eman bacosa vs nico salado

Sorotan lampu putih menembus kabut tipis dari mesin asap panggung

saat dua petinju muda Filipina, Eman Bacosa dan Nico Salado, melangkah menuju ring.

Suara musik tradisional bercampur dengan sorakan lokal, menciptakan suasana yang menggigit.

Araneta belum sepenuhnya penuh, tapi energi di dalam gedung itu sudah terasa seperti angin yang bertiup sepoi-sepoi.

Bacosa, petinju kidal dengan gaya agresif, tampil percaya diri sejak bel berbunyi.

Dia memanfaatkan jangkauan dan kecepatannya, terus menekan Salado

yang lebih suka bermain jarak dekat. Beberapa kali, pukulan kanan Bacosa menembus guard Salado

dengan suara “pak!” yang terdengar jelas hingga ke barisan kursi media.

Ronde keempat menjadi titik paling menegangkan.

Sebuah kombinasi hook kanan–uppercut dari Bacosa membuat Salado terhuyung,

lalu jatuh dengan punggung menghantam kanvas. Penonton berdiri serentak,

sebagian berteriak nama Bacosa, sebagian menahan napas menunggu apakah Salado akan bangkit.

Wasit menghitung hingga tujuh, dan Salado mengangguk, menandakan dia masih sanggup bertarung.

Yang mengejutkan, setelah knockdown itu, justru Salado bangkit dengan semangat baru.

Dia mulai menekan balik, menggempur tubuh Bacosa dengan kombinasi pendek di ronde kelima dan keenam.

Duel berubah menjadi perang jarak dekat. dua petinju saling menukar pukulan dengan keras kepala khas petinju lokal.

Ketika bel terakhir berbunyi,

keduanya saling berpelukan dengan wajah bengkak dan dada naik-turun kelelahan.

Penonton memberi tepuk tangan panjang. bukan hanya untuk pemenang, tapi untuk keberanian dua anak muda yang memberi tontonan penuh gairah.

Hasil akhirnya diumumkan dengan suara tegas sang announcer:

“Unanimous Decision… from General Santos City… Eman Bacosa!

Sorak-sorai meledak. Bacosa mengangkat tangan dengan senyum lebar,

memperpanjang rekornya menjadi 7 kemenangan tanpa kalah (4 KO).

Sementara Salado, meski kalah angka, berjalan keluar ring dengan santa,

Dia tahu malam itu, ia telah membuat seluruh penonton Araneta berdiri untuknya.

Baca juga: Pembuktian petinju kelas berat kuba lenier pero melawan jordan thompson

Partai 2: Ballesteros Bikin Penonton Berdiri

ballesteros vs acope
Ballesteros vs acope

Sorotan lampu belum sempat meredup setelah kemenangan Bacosa, tapi suasana di dalam Araneta Coliseum sudah kembali bergemuruh.

teriakan MC memanggil dua petinju berikutnya: Ronerick Ballesteros dan “Speedy Boy” Acope,

dua nama yang sama-sama lahir dari tanah Filipina, dua gaya yang bertolak belakang.

Acope melangkah duluan ke ring dengan gaya flamboyan khasnya.

Julukannya “Speedy Boy” bukan tanpa alasan. dia dikenal dengan kecepatan tangan yang bisa muncul dari segala arah.

Tapi di sudut lain, Ballesteros berdiri tenang, wajahnya datar, tatapan fokus tanpa banyak ekspresi.

Begitu bel pertama berbunyi, suasana langsung berubah tegang…

Acope mencoba memainkan tempo cepat di awal, menebar jab sambil bergerak memutari ring.

Dia tampak percaya diri, namun Ballesteros membaca gerakannya dengan sabar.

Di akhir ronde pertama, sebuah hook kanan dari Ballesteros mendarat telak,

membuat kepala Acope sedikit terangkat, sinyal bahwa puting beliung mulai datang.

Ronde kedua menjadi awal dari kehancuran.

Ketika Acope berusaha keluar dari tekanan di pojok ring, Ballesteros mengeksekusi kombinasi tajam:

kanan ke tubuh, lalu uppercut ke dagu. Dentumannya terdengar keras, dan Acope jatuh untuk pertama kalinya.

Penonton menjerit. Wasit menghitung, dan Acope berhasil bangkit di hitungan delapan,

tapi langkahnya mulai miring2 sempyongan.

ballesteros pukul jatuh acoe ronde ke 2
Ballesteros pukul jatuh acope ronde ke 2

Masuk di ronde di rode ke 5 hanya memperpanjang penderitaan.

Ballesteros seperti pemburu yang sudah mengicar mangsa.

dia tak terburu-buru, menekan dengan presisi, menunggu momen sempurna,

hingga sebuah straight kanan yang bersih membuat Acope kembali terjatuh di sudut ring.

Kali ini, tubuhnya terkulai lemas, dan meski berusaha bangun. wasit melihat cukup alasan untuk menghentikan laga.

“That’s it! Stop the fight!”

Bel belum sempat berbunyi, tapi Araneta sudah berdiri serentak.

Ronerick Ballesteros menang TKO di ronde ketiga, sebuah kemenangan yang memantapkan

reputasinya sebagai petinju dengan daya rusak tinggi di kelas ringan.

Di tengah sorakan publik. Ballesteros mengangkat kedua tangannya tinggi,

sementara Acope duduk di bangku sudutnya dengan tatapan kecewa, tapi juga lega bahwa pertarungan sudah usai.

Partai 3:Marlon Tapales vs Fernando Toro

Marlon tapales vs fernando toro
Marlon tapales vs fernado toro

Sorotan biru lembut menyelimuti ring ketika nama Marlon Tapales diumumkan.

Veteran Filipina itu mendapat sambutan luar biasa. sorakan, bendera yang dikibarkan, dan teriakan “Tapales! Tapales!” menggema seperti mantra.

Di seberang, Fernando Toro, petinju tangguh asal Meksiko, melangkah pelan dengan ekspresi dingin.

Aura laga klasik Asia vs Amerika Latin terasa kental di udara.

Di ronde ketiga, tempo semakin brutal. Suara benturan sarung tinju ke tulang rusuk terdengar seperti cambuk.

Tapales mulai menguasai jarak, dengan footwork cepat dan akurasi pukulan kanan yang presisi.

Penonton berdiri setiap kali Tapales mendaratkan kombinasi bersih,

Terutama ketika hook kiri khasnya memotong udara dan menghantam rahang Toro dengan sempurna.

Masuk ronde keenam, tensi di arena memuncak.

Toro yang terlihat mulai kehilangan napas tetap berusaha menekan,

tapi tubuhnya tampak melambat. Tapales menunggu satu serangan terakhir.

Tak lama itu datang, sebuah pukulan kiri keras ke ulu hati yang menembus pertahanan Toro.

Tubuh sang lawan membungkuk seketika, lalu jatuh berlutut dengan wajah menahan sakit.

marlon tapales pukul jatuh toro ronde ke 6
Tapales jatuhkan toro lewat body shot!! KO

Wasit mulai menghitung: satu… dua… tiga… tapi Toro tak bergerak.

Dia menggeliat, berusaha bangkit, namun detik-detik berlalu tanpa hasil.

Pada hitungan ke–10, wasit mengibaskan tangan. KO bersih di ronde keenam!

Arena pecah. Penonton berteriak histeris, beberapa melempar topi ke udara, dan Tapales tersenyum sambil menunjuk langit.

gestur khasnya setiap kali menutup pertarungan dengan kemenangan telak.

Dia menepuk dadanya, menerima sorakan panjang dari publik yang tahu: legenda lokal masih punya api dalam dirinya.

Toro, sementara itu, dibantu tim medis duduk di pojok ring, memegang perutnya sambil menggelengkan kepala. bukan karena sakit semata,

tapi karena tahu ia baru saja dikalahkan oleh teknik sempurna seorang veteran.

Partai 4:Nico Ali Walsh vs kittisak klinson.

nico ali walsh vs kittisak klinson 2025
Nico ali walsh vs kittisak klinson

Ketika nama Nico Ali Walsh diumumkan, seluruh arena mendadak berubah atmosfernya.

Bukan hanya karena dia membawa nama besar. cucu dari Muhammad Ali, sang legenda abadi

tapi karena aura sejarah yang seolah menembus waktu.

Sorak-sorai penonton memuncak, kamera dari berbagai stasiun TV berputar ke arahnya, dan banyak yang berdiri untuk mengabadikan momen.

Di sisi lain ring, Kittisak Klinson, petinju asal Thailand dengan wajah dingin dan rahang keras,

tampak tak gentar sedikit pun. Ia tahu siapa lawannya, tapi juga tahu bahwa nama besar tidak akan

menyelamatkan siapa pun di dalam ring.

Saat bel pertama berbunyi, dia langsung maju tanpa ragu.

Ronde keempat menjadi titik balik. Kittisak mulai mendaratkan beberapa pukulan bersih ke tubuh,

membuat Nico mundur sambil menghela nafas. Di tribun, beberapa penonton mulai bersorak memihak Kittisak,

bukan karena mereka tak menghormati Ali. tapi karena mereka menghargai keberanian sang underdog yang datang tanpa nama besar

namun bertarung seolah hidupnya dipertaruhkan malam itu.

Di ronde kelima dan keenam, duel semakin intens.

Nico mencoba mengembalikan duel, tapi Kittisak justru menemukan tempo terbaiknya.

Pukulan kanan overhand-nya beberapa kali menembus guard, membuat wajah Nico sedikit memerah.

Namun setiap kali tampak terdesak, Nico membalas dengan jab tajam dan kombinasi cepat yang membuat penonton berteriak, “Ali! Ali!”

seolah ingin menghidupkan kembali semangat sang kakek di dalam cucunya.

Ronde ketujuh dan kedelapan jadi pertarungan mental.

Keduanya sudah kelelahan, tapi sama-sama menolak mundur.

Nico mencoba memanfaatkan jarak dan kelincahan, sementara Kittisak terus menekan hingga bel penutup berbunyi.

Tepuk tangan panjang menggema semua tahu. laga ini terlalu ketat untuk disebut dominasi satu pihak.

Ketika announcer memegang amplop hasil juri, suasana hening sesaat. Lalu terdengar hasil akhir:

“Judge one scores 77–75 for Ali Walsh… Judge two, 76–76… Judge three, 76–76… Majority Draw!

Nico Ali walsh di tahan imbang oleh klinson
Nico ali walsh harus puas dengan hasil DRAW!!

Penonton bersorak campur aduk. ada yang bersiul kecewa,

ada yang bertepuk tangan menghargai duel seimbang itu.

Nico tersenyum kecut, mengangguk menghormati lawannya.

Kittisak mengangkat tangan, disambut teriakan simpati dari penonton Filipina

yang menghargai keberaniannya menahan imbang keturunan legenda.

Di sisi ring, beberapa fans berbisik bahwa malam ini mereka melihat “bayangan Ali”,

tapi belum sepenuhnya utuh. Nico masih muda, masih belajar.

dan malam di Araneta itu menjadi pengingat bahwa nama besar adalah beban seberat sabuk juara.

Simak juga: Rahasia Naoya inoue memiliki pukulan yang sangat cepat dan mematikan

Partai 5:Carl Martin vs Aran Dipaen.

Carl martin vs Aran dipaen 2025
Carl martin vs Aran Dipaen

Menjelang partai kelima malam itu, nama Carl Jammes Martin dipanggil oleh announcer, suasana Araneta Coliseum langsung berubah.

Sorak-sorai penonton Filipina menggema begitu keras hingga lantai bergetar.

Dari bendera yang dikibarkan hingga nyanyian spontan di tribun, semua bersatu menyemangati idola muda mereka.

Di sudut seberang, Aran Dipaen, petinju keras dari Thailand yang dikenal pantang mundur,

berdiri dengan tenang. Wajahnya dingin, pandangan fokus. dia tahu bahwa menghadapi Martin di tanah Filipina adalah tantangan besar.

bukan hanya melawan petinju, tapi juga melawan seluruh atmosfer arena yang berpihak pada sang tuan rumah.

Kejutan datang di ronde ketiga. Ketika Martin berusaha menutup jarak dengan hook kiri,

Dipaen justru menyambut dengan straight kanan telak ke dagu.

Suara benturannya terdengar keras, dan Martin jatuh terduduk.

Seluruh arena terdiam seketika, hanya suara wasit yang menghitung “one… two… three…” yang terdengar.

Martin bangkit di hitungan tujuh, menggoyangkan kepala, mencoba menenangkan diri.

Sorakan berubah menjadi pekikan semangat: “Laban, Martin! Laban!”

Carl martin di pukul jatuh ronde ke 3
Carl martin di pukul jatuh ronde ke 3

Knockdown itu malah menjadi pemicu kebangkitan.

Mulai ronde keempat, Martin beradaptasi. dia tidak lagi memaksakan serangan frontal,

melainkan memancing Dipaen masuk, lalu membalas dengan pukulan balik cepat.

Dipaen tetap berbahaya, tapi ritmenya mulai terbaca.

Setiap ronde berikutnya, Martin sedikit demi sedikit merebut kendali.

Puncak balasan datang di ronde kesembilan,setelah serangkaian kombinasi jab–cross ,

Martin mengirimkan pukulan yang sedikit kurang bersih tapi tetap di hitung knockdown oleh wasit,

kali ini dengan ekspresi terkejut. Penonton berdiri bertepuk tangan dan berteriak hingga suara komentator tenggelam.

Dipaen berhasil bangkit, tapi sejak itu, sisa laga jadi milik Martin sepenuhnya.

carl martin balas jatuh Dipaen ronde ke 9
Carl martin balas jatuh Dipaen ronde ke 9

Ronde kesepuluh menjadi ajang unjuk ketahanan dan disiplin.

Martin bermain cerdas, sementara Dipaen berusaha menutup laga dengan serangan liar.

Ketika bel terakhir berbunyi, keduanya saling berpelukan. wajah penuh keringat, tapi dengan rasa saling hormat yang dalam.

Suasana menegang saat hasil diumumkan.

Announcer mengangkat mikrofon dan membacakan dengan suara lantang:

“By unanimous decision… still undefeated… from the Philippines… Carl Jammes Martin!

Penonton kembali bergemuruh. Martin tersenyum lebar, mengangkat tangannya tinggi ke udara,

lalu menunjuk dada dengan bangga. dia memperpanjang rekor tak terkalahkannya menjadi 27 kemenangan (20 KO), sekaligus menunjukkan mental juara, jatuh, tapi bangkit lebih kuat.

Di sudut ring, Aran Dipaen mengangguk hormat, menerima tepuk tangan dari penonton Filipina yang mengapresiasi keberaniannya.

Partai utama:Melvin Jerusalem vs siyakholwa kuse.

melvin jerusalem vs siyakholwa kuse 2025
melvin jerusalem vs siyakholwa kuse

Ketika lampu utama padam dan hanya satu sorotan menyinari jalan menuju ring, suasana di dalam Smart Araneta Coliseum berubah total.

Dari bangku tribun hingga kursi VIP, ribuan penonton berdiri, bertepuk tangan, dan meneriakkan nama yang mereka banggakan — Melvin “Gringo” Jerusalem.

Sang juara dunia WBC kelas minimum berjalan perlahan ke arah ring, wajahnya tenang tapi tatapannya tajam.

Di belakangnya, bendera Filipina berkibar tinggi diiringi sorakan yang membuat lantai arena bergetar.

Di sisi lain, penantangnya dari Afrika Selatan, Siyakholwa Kuse, tampil dengan ekspresi dingin dan langkah mantap.

Dia tahu, malam ini bukan sekadar tentang sabuk hijau keemasan, tapi tentang menghadapi seluruh atmosfer yang memihak pada sang juara.

Ronde pertama berlangsung hati-hati tapi tegang.

Jerusalem mencoba menguasai jarak dengan jab cepat, sementara Kuse menekan perlahan dengan gaya southpaw-nya.

Kedua petinju saling mengukur, masing-masing mencari kelemahan.

Setiap kali pukulan Jerusalem masuk bersih, tribun pecah dengan teriakan histeris.

Tapi Kuse bukan lawan yang mudah. Ia membalas dengan kombinasi tajam ke tubuh,

menunjukkan ketenangan seorang penantang yang datang bukan untuk sekadar bertahan.

Di ronde kedua, tensi meningkat. Keduanya sama-sama menukar pukulan di jarak menengah, hingga pada satu momen,

kepala mereka saling berbenturan tak sengaja.

Wasit segera menghentikan pertarungan sementara.

Penonton menahan napas melihat darah tipis mengalir di pelipis kiri Jerusalem. Setelah pemeriksaan cepat dari dokter ring,

wasit memberi isyarat untuk melanjutkan.

Sorakan kembali pecah, dan duel pun berlanjut dengan intensitas lebih tinggi.

Jerusalem menunjukkan bukan juara kaleng-kaleng. dia tidak terganggu oleh luka itu

justru semakin tak terkendali. dia mulai menekan, memotong gerak Kuse dengan kombinasi kanan–kiri yang mendarat bersih.

Namun Kuse, dengan ketenangan khas petinju Afrika Selatan, terus membalas.

Pukulan counter kiri dari Kuse beberapa kali membuat penonton terdiam sesaat.

Setiap ronde berjalan ketat, tanpa satu pun pihak benar-benar mendominasi.

Menjelang ronde keenam, suasana di Araneta makin panas.

Penonton berteriak setiap kali Jerusalem mendaratkan pukulan bersih ke tubuh.

Kuse tetap tegak, memainkan ritme dengan cerdik, dan mulai mengincar bagian rusuk Jerusalem.

Kedua petinju sama-sama menunjukkan teknik dan ketangguhan luar biasa. satu mengandalkan determinasi, yang lain mengandalkan ketenangan.

Ronde demi ronde berlalu, dan setiap menit terasa menegangkan.

Di ronde kesembilan, Jerusalem mulai menemukan celah lewat kombinasi hook kanan ke kepala,

diiringi sorakan yang bergema seperti gelombang.

Kuse tetap menjawab dengan straight kiri cepat, membuat duel semakin tak terprediksi.

Ronde ke–12 menjadi klimaks penuh emosi. Keduanya tahu laga ini masih bisa dimenangkan siapa pun.

Jerusalem keluar dengan semangat juara, mendorong Kuse mundur sambil terus menekan.

Kuse bertahan gigih, memutar arah dan sesekali membalas dengan pukulan tajam.

Bel akhir berbunyi. di tengah gemuruh penonton dan baik Jerusalem maupun Kuse,

sama-sama mengangkat tangan tinggi, yakin telah memberi segalanya di atas ring.

Ketika hasil diumumkan, seluruh arena menahan napas.

Announcer mengangkat mikrofon, dan dengan suara lantang mengumumkan:

“Ladies and gentlemen… after twelve rounds of championship boxing, we go to the judges’ scorecards… all three judges score the bout for the winner… by unanimous decision… and still WBC minimumweight champion of the world — Melvin Jerusalem!

Melvin jerusalem pertahankan gelar nya lewat UD
Melvin jerusalem pertahankan gelar nya lewat UD

Araneta dalam euforia. Penonton berdiri, bersorak, dan menyanyikan lagu kebanggaan.

Jerusalem tersenyum lebar, menunduk sejenak, lalu mengangkat sabuk hijaunya tinggi-tinggi di udara.

Dia berjalan ke setiap sisi ring, memberi salam pada para penonton yang telah menyalakan semangatnya malam itu.

Siyakholwa Kuse, menghampiri sang juara dan memberikan pelukan hangat. sebuah gestur hormat di antara dua pejuang yang sama-sama memberi segalanya.

Di luar ring, para fans masih bernyanyi dan berteriak ketika Jerusalem diwawancarai.

Dia hanya tersenyum dan berkata dengan suara serak,

“Untuk bangsa Filipina… sabuk ini tetap di rumah.”

Dan malam itu, di bawah langit Manila kembali menjadi saksi bahwa keberanian,

disiplin, dan hati seorang juara lebih keras dari pukulan mana pun di dunia tinju.

#HasilTinjuHariIni #MelvinJerusalem #SiyakholwaKuse #TinjuFilipina #WBCMinimumweight #AranetaColiseum #BoxingResults #FilipinoBoxer #FightNight #TinjuDunia

2 komentar untuk “Melvin Jerusalem Pertahankan Sabuk WBC Usai Duel Sengit di Araneta”

  1. Pingback: Manny pacquiao vs floyd mayweather jr jilid 2??

  2. Pingback: Mikaela Mayer Rebut Tiga Sabuk Dunia di Kanada

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top