Ada sesuatu yang istimewa. ketika seorang petinju akhirnya bisa bertarung di tanah kelahirannya. apalagi setelah sempat “tersesat”. dalam drama promotor dan lokasi pertandingan.
Begitulah yang saya rasakan. saat mendengar kabar bahwa Masamichi Yabuki. akhirnya akan mempertahankan gelar IBF kelas terbangnya di rumah sendiri. tepatnya pada 27 Desember di Aichi Sky Expo, Tokoname, Jepang.
Jujur, ini kabar yang bikin lega. Karena sebelumnya. sempat ramai kabar kalau Yabuki bakal harus terbang jauh ke Meksiko buat menghadapi Felix Alvarado. penantang wajib dari Nikaragua.
Buat seorang juara bertahan. apalagi dari Jepang, rasanya agak aneh juga. kalau malah harus “menyerahkan kandang” ke lawan. Tapi beginilah dunia tinju. kadang negosiasinya lebih rumit dari duel di atas ring.
Untung saja, akhirnya semua berbalik arah. Yabuki nggak perlu repot-repot keluar Asia. Sebaliknya. Alvarado yang harus angkat koper ke Jepang.
Sebuah perubahan. yang menurut saya cukup adil. karena Yabuki pantas mendapat malam besar di depan publiknya sendiri. di tempat yang sama. di mana dia pernah menulis kisah. kebangkitan luar biasa dalam kariernya.
Kalau bicara soal Yabuki. saya selalu teringat kisahnya dua tahun lalu. waktu dia sempat kalah dari Kenshiro Teraji. Kekalahan itu pahit. apalagi terjadi setelah kemenangan besar. atas orang yang sama pada 2021.
Banyak yang mengira. kariernya bakal tenggelam pelan-pelan. tapi ternyata. justru di situlah Yabuki memulai babak baru.
Dia bangkit dengan cara yang luar biasa. merebut dua sabuk dunia. dalam dua divisi berbeda dalam rentang waktu yang relatif singkat.
Bayangkan. Oktober tahun lalu dia menumbangkan Sivenathi Nontshinga buat merebut sabuk IBF di kelas 108 lbs. lalu lima bulan kemudian dia naik kelas. dan mengalahkan Angel Ayala. petinju muda tak terkalahkan. dari Meksiko untuk jadi juara dunia di kelas 112 lbs.
Yang saya suka dari Yabuki. adalah ketenangan dan kesederhanaannya. Dia tak banyak bacot. tapi kalau sudah di ring. tinjunya yang bicara.
Pukulan kanan kirinya bersih. akurat, dan keras. khas petinju Jepang yang disiplin luar dalam.
Kadang saya berpikir. Yabuki ini bukan tipe bintang yang gembar-gembor soal “legacy”. tapi justru orang yang pelan-pelan membangunnya.
Baca juga: Erislandy lara terima tantangan janibek alimkhanuly, 6 desember 2025
Nah,, di sisi lain. Felix Alvarado juga bukan nama yang bisa di anggap enteng. saya ingat betul. sejak dulu, Alvarado dikenal sebagai petinju yang tak kenal takut.
Dari Nikaragua, dia sering datang ke wilayah lawan tanpa banyak drama. Dulu, dia merebut sabuk IBF 108 lbs di Filipina. setelah menghantam Randy Petalcorin sampai babak belur.
Lalu dia pertahankan sabuk itu di Jepang. dan terakhir di Amerika Serikat. Intinya, dia ini seperti prajurit keliling. ke mana pun dipanggil. dia datang siap perang.
Dan sekarang, di usia 36 tahun. Alvarado masih punya semangat yang sama. Walau sudah sering kalah di pertandingan besar. termasuk waktu melawan Sunny Edwards di Inggris tahun 2022. dia nggak pernah benar-benar tenggelam.
Bahkan. tahun lalu dia sempat “dicurangi” saat kalah angka dari Ayala dalam duel eliminator di Meksiko. Anehnya. sempat diumumkan menang. tapi kemudian hasilnya dibalik. situasi absurd. yang bikin banyak orang geleng kepala.
Setelah itu. Alvarado tidak menyerah. Dia tetap bertarung di kampung halamannya. dan menang tiga kali beruntun.
Dan lihatlah takdir. pada 27 Desember 2025, tepat setahun setelah kemenangan terakhirnya. dia kembali ke jalur perebutan sabuk dunia. Kadang hidup memang suka berputar lucu.
Kalau saya lihat dari gaya bertarung. duel Yabuki vs Alvarado ini seperti benturan dua filosofi. Yabuki adalah petinju teknis, cermat. dan sabar menunggu tidak terbawa nafsu.
Sementara Alvarado. lebih seperti badai tropis. datang menggempur dari awal. seolah mau menyapu bersih lawannya secepat mungkin.
Tapi justru perbedaan itu yang menarik. Karena meskipun mereka berbeda gaya. mereka punya kesamaan dalam hal mental: sama-sama keras. sama-sama tidak mau mundur. Yabuki punya mental samurai yang tahan ujian. sedangkan Alvarado. punya mental pejuang jalanan yang pantang gentar.
Saya pribadi. sedikit menjagokan Yabuki. Bukan karena saya condong ke petinju tuan rumah. tapi karena dia punya momentum yang luar biasa. Setelah dua kemenangan beruntun atas lawan tangguh. rasa percaya dirinya sedang tinggi-tingginya. Dan bertarung di kandang sendiri. jelas jadi energi tambahan. Tapi saya juga tahu. kalau ada petinju yang bisa mengacaukan rencana itu. ya Alvarado lah orangnya.
Yang menarik dari duel ini adalah konteksnya. Akhir-akhir ini, Jepang seperti sedang berada di puncak dunia tinju Asia.
Banyak juara dunia datang dari sana. dari Naoya Inoue sampai Kenshiro Teraji. Dan kini, Yabuki punya kesempatan untuk menambah daftar itu. sekaligus menegaskan. bahwa dirinya masih pantas. disebut salah satu petinju Jepang paling tangguh di generasinya.
Buat saya pribadi. duel ini bukan cuma soal siapa menang atau kalah. Ini soal perjalanan dua petarung. yang sama-sama pernah jatuh. sama-sama menolak untuk dilupakan. Yabuki yang pernah tumbang. tapi bangkit, dan Alvarado. yang meski disingkirkan berkali-kali. tetap mengetuk pintu kesempatan dengan tangan berdarah tapi hati teguh.
Entah siapa yang nanti mengangkat tangan. di akhir ronde ke-12, saya rasa malam itu akan jadi perayaan sejati. bagi semangat petinju sejati. Bukan hanya soal sabuk semata. tapi keberanian untuk terus maju. meski hidup berkali-kali meninju balik.
Prediksi saya pribadi?
Yabuki menang angka setelah pertarungan keras. Tapi kalau Alvarado bisa menahan tempo. dan menemukan irama duel lebih dulu. segalanya bisa berbalik arah.
Yang jelas. nanti di Tokoname akan jadi malam yang penuh dentuman. malam di mana dua jiwa petarung saling menguji nasib di atas ring.
Dan seperti biasa. saya akan duduk di depan layar. kopi di tangan. siap menyaksikan satu lagi kisah klasik dari dunia tinju. yang tak pernah kehilangan romantismenya.
#MasamichiYabuki #FelixAlvarado #TinjuJepang #BoxingJapan #IBFTitleFight #AichiSkyExpo #FightNightJapan #BoxingStory










Pingback: Leo atang menang TKO atas cristian uwaka ronde 1