kabar meninggal nya Mark Kaylor tersebar cepat. banyak fans terutama generasi lama yang tumbuh di era 80-an.
langsung mengucap bela sungkawa atas kepergian nya.
Saya pribadi. langsung berhenti sejenak dan membatin. Wah… satu lagi petarung dari masa emas tinju Inggris pergi.
Di balik rekor dan reputasi nya. Kaylor adalah contoh petinju yang hidup dalam masa transisi. ketika Inggris punya begitu banyak middleweight kuat sehingga satu kesalahan kecil saja bisa mengubah nasib seorang calon juara dunia.
perjalanan hidup nya. mulai dari bocah pemalu yang sering di bully sampai menjadi salah satu nama paling di perhitungkan di Inggris. memang layak di kenang kembali.
menurut saya. mengenang Mark Kaylor bukan hanya mengulang biografi. Tapi menghidupkan kembali nuansa zaman nya.
Aroma gym tua. topik obrolan bar yang selalu panas ketika namanya di sebut. dan sorak-sorai penonton yang pernah memadati venue klasik Inggris.
Jadi…. mari kita ceritakan ulang. perjalanan Mark Kaylor dengan cara yang lebih dekat.
Kaylor lahir di Canning Town. sebuah kawasan yang identik dengan budaya kerja Inggris klasik.
Tapi masa kecilnya tidak selalu mudah. Dia sempat mengalami bullying di sekolah. sesuatu yang akhir nya justru membawa nya masuk ke dunia tinju.
Orang bilang. banyak petinju besar lahir dari rasa tidak aman. Dari amarah. keinginan untuk membuktikan sesuatu.
Dan Kaylor menurut saya. salah satu contoh terbaik nya.
Saat keluarga nya pindah ke Stanford Hope di Essex. dia mulai belajar tinju di Shell Club.
Di sinilah dasar pertama nya terbentuk. Pelatih di sana menyadari bahwa bocah ini punya tangan cepat. koordinasi bagus, dan kemauan keras.
Namun pada usia 16 tahun. Kaylor mengambil keputusan yang menentukan masa depan nya. Dia kembali ke Canning Town untuk tinggal dengan nenek nya hanya demi bergabung dengan klub yang lebih besar. West Ham ABC.
Langkah besar untuk usia remaja. tapi itu menunjukkan betapa serius nya dia dengan tinju.
Baca juga: Emiliano vargas menang mutlak atas jonathan montrel.
Begitu pindah. karier amatir nya melesat. Di umur belasan. dia berhasil memenangkan gelar ABA. gelar amatir paling prestisius di Inggris.
Tahun 1980. dia mewakili Inggris di Olimpiade Moskow.
Banyak orang waktu itu percaya bahwa Kaylor adalah calon juaramasa depan. apalagi setelah performa nya di Montreal dan medali emas di Kejuaraan Eropa 1981.
Kalau kita bayangkan. suasana tinju amatir era itu. Inggris masih sangat bangga dengan perkembangan petinju nya.
Kaylor adalah salah satu poster boy-nya.
Ketika beralih ke profesional. Kaylor bergabung dengan Terry Lawless. nama yang sangat dihormati dalam tinju Inggris.
Gym nya penuh legenda…Frank Bruno, Kirkland Laing. Maurice Hope. Lloyd Honeyghan.
Kaylor berlatih bersama mereka. dan banyak yang bilang. kalau kamu bertahan di gym itu, kamu bisa bertahan di mana saja.
Gaya Kaylor sebagai profesional cukup menarik.
Pukulan cepat. teknik jempolan. dan ketika sedang ON. dia terlihat seperti petinju kelas dunia.
Kaylor mencapai puncak karier domestik nya. saat merebut gelar British dan Commonwealth middleweight dengan menghentikan Roy Gumbs dalam lima ronde.
Pada saat itu. banyak orang yakin bahwa dia hanya tinggal menunggu kesempatan tembus ke level dunia.
Namun jalan menuju puncak tidak lah lurus.
Dia kehilangan gelar tersebut. lewat keputusan angka dari Tony Sibson. petinju yang juga sangat kuat. bahkan pernah menantang Marvin Hagler.
Di era itu. middleweight Inggris memang seperti kolam hiu.
Kalau ada satu bagian dari hidup Kaylor yang paling di ingat publik. tentu perseteruan nya dengan Errol Christie.
Ini bukan hanya rivalitas. Ini cerita klasik tentang dua karakter kuat. bertemu di tempat dan waktu yang sama.
Dan saya tak melebih2 kan. drama mereka bahkan mengalahkan drama Eubank Jr dan Conor Benn zaman sekarang.
Saat diwawancara bertahun-tahun kemudian. Kaylor sendiri mengatakan bahwa dia menyesal karena emosi nya terlalu meledak saat itu.
Tapi zaman itu berbeda. Petinju tidak cuma bertarung di ring.
mereka hidup dengan ego besar. tekanan besar, dan persaingan sengit.
Bahkan saat sesi foto. kedua nya saling hajar. Itu bukan gimmick. Itu betulan perkelahian jalanan.
Pertarungan resminya akhir nya di menangkan Kaylor lewat TKO ronde 8. tapi LUKA EMOSIONAL dari rivalitas itu bertahan seumur hidup.
Tapi ada sisi lain yang sering memakan diri nya. TEMPERAMENTAL.
Misal nya…pertarungan melawan Tony Cerda. Bell ronde 9 sudah berbunyi. Tapi Kaylor tetap menghajar Cerda sampai di diskualifikasi.
ketika diwawancara kemudian, dia berkata…
“Saya marah pada diri sendiri karena bertarung buruk. Rasa nya seperti tubuh saya tidak mau berhenti.”
Ada kala nya ketika emosi bukan nya menjadi bahan semangat. tapi justru racun.
Kaylor pernah menyebut kemenangan nya atas Bobby Watts pada tahun 1983 sebagai penampilan terbaik nya.
Malam itu. dia terlihat seperti juara dunia yang belum diberi sabuk nya.
Pukulan bersih. timing bagus. confidence level tinggi.
Tapi seperti jalan berlubang. ada pula momen ketika semua nya terasa runtuh.
Seperti saat dia mencoba naik ke kelas light heavyweight dan dihajar Tom Collins.
Kaylor berkata “seperti dipukul balok kayu.
Coba fikir….. petarung sekuat dia bisa menggambarkan rasa sakit seperti itu.
jujur saja. di titik itu karir nya mulai menurun. dia mencoba bangkit di super middleweight, tapi TENAGANYA sudah lewat.
Setelah kalah dari James Cook tahun 1991. dia gantung sarung tinju dengan rekor 40-7-1 (34 KO).
Sebuah rekor yang…kalau kita lihat angka KO nya. menunjukkan bahwa dia bukan cuma teknisi. tetapi juga penggebuk ganass.
Selepas karir nya. Kaylor pindah ke Amerika dan menjalani hidup yang jauh lebih tenang.
Dia bekerja sebagai instruktur aerobik di sebuah gym di Chino Hills California.
Banyak mantan petinju yang terseret masalah setelah pensiun. tapi Kaylor tidak seperti itu.
Justru di masa-masa ini, dia sering berbicara dengan hangat tentang masa muda nya.
Dia pernah mengatakan….
Boxing adalah bagian indah dari hidup saya. Saya bertemu banyak orang baik.
Kalimat itu menutup perjalanan panjang seorang petarung yang hidup penuh gejolak.
Ada rasa syukur di san.sesuatu yang mungkin tidak dia miliki saat masih muda dan berapi-api.
Ketika kabar kepergiannya di umumkan pada 16 januari 2025 waktu setempat. banyak rekan lama memberikan tribut.
Bukan hanya karena prestasi nya. tapi karena Mark Kaylor adalah bagian penting dari sejarah tinju Inggris.
jenis petarung yang tidak di buat lagi oleh zaman sekarang.
Untuk saya pribadi. kisah Kaylor adalah pengingat bahwa petinju bukan hanya soal menang-kalah.
Mereka adalah manusia dengan emosi. rasa sakit. ambisi. dan sering kali berakhir penyesalan.
SELAMAT JALAN MARK…. semoga tenang di sisi tuhan yang maha esa.
#MarkKaylor #TinjuInggris #PetinjuLegendaris #BeritaTinju #BoxingNews










Pingback: Usyk Lepas Gelar WBO: Era Baru di Divisi Kelas Berat Dimulai