Caribe Royale Orlando.menjadi saksi duel kelas berat pada 1 november 2025. antara lenier Pero, datang dengan rekor bersih, 12 kemenangan tanpa kalah,petinju kidal asal Kuba yang tenang dan jarang bicara banyak.
Di seberang ring berdiri Jordan Thompson.pria Inggris jangkung dengan tubuh kekar dan tinggi hampir dua meter, yang baru naik dari kelas cruiserweight.
Banyak yang penasaran, apakah ia bisa membawa power-nya ke level berat??
Sejak bel pertama, keduanya terlihat masih membaca situasi. Pero tidak terburu-buru, ciri khas petinju Kuba yang sabar.
Thompson beberapa kali mencoba menjangkau dengan jab panjangnya, tapi akurasi belum pas.
Saya sempat merasa di dua menit pertama itu, mereka lebih banyak “mengukur nafas” ketimbang benar-benar bertarung.
Tapi menjelang akhir ronde, Pero mulai memotong jarak dan melepaskan kombinasi ke badan. Di situlah mulai kelihatan perbedaan ritme mereka.
Masuk ke ronde berikutnya, Thompson berusaha menjaga jarak dengan jab, tapi Pero terlihat nyaman. dia mulai menembak dari arah kiri, menyasar rusuk panjang Thompson.
Satu kali pukulan ke perut membuat Thompson mundur dan menatap wasit, seolah minta peringatan karena merasa kena di bawah.
Tapi wasit hanya memberi isyarat agar lanjut. Dari situ saya tahu, Pero sudah mulai menemukan sasaran.
Pertarungan makin seru di pertengahan laga. Thompson sesekali membalas dengan pukulan kanan keras dari jauh, dan sempat mengenai dada Pero, tapi tidak cukup menggoyahkan. Justru di saat Thompson sedikit lengah, Pero menutup jarak dan mendaratkan hook kiri yang bersih ke pipi lawan.
Sorakan penonton langsung pecah. Tapi bukannya mundur, Thompson malah tertawa kecil, sambil menggeleng. Mungkin cara dia menutupi rasa sakit, atau sekadar menjaga mental tetap tenang.
Menurut saya, di ronde empat dan lima, tempo sempat menurun. Keduanya mulai berhitung lebih hati-hati. Pero lebih sering menyerang badan, Thompson menjaga kepala dengan rapat. Namun dari gestur tubuhnya, Thompson mulai terlihat agak kehabisan ide.
dia sering berbicara ke sudut ringnya, bahkan sempat ngobrol ke arah Jarrell Miller yang duduk di barisan depan. Gaya santai ini menarik, tapi di sisi lain, seolah menunjukkan dia tidak sepenuhnya fokus pada pertarungan.
Baru di ronde keenam Thompson mencoba bangkit.
dia mulai aktif lagi dengan jab ganda dan beberapa pukulan ke arah perut Pero. Sempat membuat momen menarik ketika satu pukulannya masuk bersih.
Tapi Pero, dengan pengalaman dan ketenangannya, membalas pelan-pelan tanpa panik.
Satu hal yang saya suka dari Pero malam itu:
dia tidak pernah kehilangan kontrol. Meski sempat kena pukulan, wajahnya tetap datar.
Sayangnya,di ronde ketujuh sempat terjadi momen ketika pukulan Pero dianggap terlalu rendah. Thompson sempat diberi waktu untuk pulih, dan wasit memberi peringatan keras. Namun tidak ada pemotongan poin dalam skor resmi.
Thompson memanfaatkan momen itu untuk mengatur napas dan menambah agresi. tapi tetap saja, efektivitasnya belum cukup untuk membalikkan keadaan.
Dari cara wasit dan penonton bereaksi, kelihatannya semua masih dalam batas wajar, meski memang ronde itu terasa paling “panas”.
Ronde delapan dan sembilan jadi fase paling keras. Mereka berdua bertukar pukulan di jarak dekat, seolah tak peduli lagi soal teknik.
Tapi di detik-detik akhir ronde sembilan, terjadi momen yang menurut saya paling menentukan.
Pero menghantam dengan kombinasi hook kiri dan pukulan kanan ke kepala Thompson, yang membuat tubuh lawan terseret ke tali.
Penonton berdiri, saya pun refleks ikut menghela napas panjang. Thompson langsung menempel untuk menghindari rentetan lanjutan.
Ronde terakhir berjalan lebih terbuka. Thompson coba menyerang lebih banyak, mungkin sadar kalaud ia tertinggal di skor. Tapi pukulan-pukulannya banyak yang ditahan lengan Pero.
Petinju Kuba itu tetap disiplin, menjaga posisi, dan sesekali membalas dengan pukulan kiri yang akurat. Tidak ada knockdown, tapi jelas terlihat siapa yang lebih menguasai laga.
Ketika bel akhir berbunyi. wajah Pero terlihat tenang seperti biasa. sementara Thompson tampak sedikit kelelahan.
Hasil akhirnya diumumkan: kemenangan angka mutlak untuk Lenier Pero.
Penonton memberi tepuk tangan, bukan karena pertarungannya spektakuler, tapi karena keduanya menunjukkan mental yang kuat.
Menurut saya, kemenangan ini penting buat Pero. Bukan soal tampil indah, tapi soal menunjukkan ketahanan dan kesabaran di laga yang penuh momen aneh dan tensi tinggi.
dia tahu bagaimana menenangkan diri dan mengambil ronde demi ronde dengan cerdas.
Setelah laga, Pero sempat memanggil Jarrell Miller yang duduk di tepi ring. “Ayo, naik ke ring! Aku siap kapan saja!” katanya dengan senyum lebar.
Miller menanggapi dengan gaya khasnya, “Aku akan bikin dia jadi sandwich Kuba!” Suasana jadi riuh lagi.
Momen kecil itu menutup malam dengan rasa penasaran baru. siapa tahu duel itu benar-benar terjadi dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, saya melihat Pero tidak tampil sempurna. tapi cukup matang untuk disebut calon ancaman serius di kelas berat.
Kalau dia bisa menjaga tempo dan meningkatkan agresi di ronde-ronde tengah, saya yakin namanya bakal makin sering muncul di radar petinju besar.
Sementara Thompson, meski kalah, tetap pantas dihargai. Tidak mudah bertarung setelah dua tahun absen dan langsung menghadapi lawan selevel itu.
Baca juga: joshua buatsi menang mayoritas atas zach parker
Begitulah malam di Orlando itu berakhir. Tidak ada KO, tidak ada drama besar, tapi justru di situlah keindahannya — dua petinju besar saling menguji kekuatan, dan satu di antaranya pulang dengan kemenangan yang layak.
Sebelum kita tutup artikel ini, alangkah baiknya hasil partai tambahan. saya ulas juga di bawah ini:
Dari kelas welter super. Yoelvis gomez 9-1-0 vs Antraveous ingram 12-0-0 berakhir draw split decision.
Di kelas penjelajah. Pat brown 4-0-0 menghajar felix valera 24-8-0 dengan KO ronde 2.
Masih di kelas welter super antara Omari jones 3-0-0 menang TKO ronde ke atas yusuph metu.
kemudian di kelas wleter super antara Nishant dev 3-0-0 menang angka mutlak. atas juan carlos medina 4-2-0
#LenierPero #JordanThompson #TinjuDunia #HasilTinju #Boxing2025 #CaribeRoyaleOrlando #PetinjuKuba #BeritaTinju










Pingback: Janibek vs Lara: Duel Penyatuan Gelar 6 Desember 2025