Apa kabar gennady golovkin di tahun 2025??

Apa kabar gennady golovkin di tahun 2025??

sejak kekalahannya dari Canelo Álvarez di partai trilogi tahun 2022.

banyak yang mulai bertanya-tanya. ke mana sebenarnya perginya GGG??? Masih mau bertarung. atau sudah pensiun diam-diam?

Nah…ini yang belum banyak tahu. Gennady ternyata gak benar-benarHILANG.

dia cuma berpindah peran. Sekarang GGG justru jadi sosok penting di balik layar dunia tinju.


Beberapa waktu lalu. dia ditunjuk jadi Ketua Komisi Olimpiade untuk World Boxing. organisasi baru yang sedang berjuang supaya cabang tinju tetap dipertahankan di Olimpiade Los Angeles 2028.

Buat orang sekelas Golovkin. ini langkah yang keren banget. karena dia gak cuma mikirin karier pribadi. tapi juga masa depan generasi berikutnya.

Lalu pada 2024. datang kabar besar lain. GGG resmi jadi Presiden Komite Olimpiade Nasional Kazakhstan.

Jadi bisa dibilang. sekarang dia sudah naik level. dari petarung jadi pemimpin olahraga nasional.

Cukup ironis kalau diingat. dulu dia cuma anak muda dari Karaganda yang bawa sarung tinju sobek ke gym. dan sekarang dia memimpin seluruh cabang olahraga negaranya.

Di mata saya. ini bentuk evolusi yang elegan banget dari seorang legenda.

Dia tidak terjebak nostalgia. tapi justru memberi kembali ke dunia yang membesarkannya.

Meski sudah kepala empat. jangan buru-buru berpikir GGG udah pensiun total.

Dalam beberapa wawancara. dia gak pernah bilang PENSIUN. Justru dia selalu menjawab dengan senyum kecil dan kalimat menggantung…

Kalau tawarannya menarik, kenapa tidak???

Rumor pun langsung merebak. Ada yang bilang dia bisa comeback melawan Chris Eubank Jr., bahkan sempat muncul gosip soal Terence Crawford. Tapi sejauh ini belum ada yang konkret.

Jujur…kalaupun GGG balik. pasti bukan karena uang. Dia tipikal petarung sejati yang cuma mau naik ring kalau lawannya pantas.

Oh ya.. kabar baiknya GGG sudah masuk daftar nominasi International Boxing Hall of Fame (IBHOF) 2026.

Rasanya tidak perlu debat panjang ya. Dengan prestasi dan dampak sebesar itu. tempatnya di Hall of Fame sudah pasti.

Sebelum jadi monster KO. Gennady Golovkin adalah bintang amatir.

Dia bahkan membawa pulang medali perak Olimpiade Athena 2004.

Dua tahun kemudian tepatnya 6 Mei 2006. dia akhirnya debut profesional melawan Gabor Balogh di Jerman.

Dan seperti yang mungkin bisa ditebak. debutnya berakhir cepat lewat TKO di ronde pertama. Dari situ. orang langsung tahu. ada sesuatu yang berbeda dari petinju ini.

Tiga tahun pertama kariernya berjalan mulus. Hampir semua lawan tumbang.

Publik mulai memanggilnya KAZAKH THUNDER. julukan yang pas banget buat gaya agresif dan power-nya yang luar biasa.

Baca juga: Profil Uisma lima, juara dunia dari negara kurang terkenal

Pada 11 Juli 2009. Golovkin mendapat kesempatan memperebutkan sabuk WBO Intercontinental Middleweight melawan John Anderson Carvalho.

Hasilnya….Dua ronde saja. Carvalho jatuh dan tak bangun lagi.

Sejak itu. Golovkin resmi memegang gelar profesional pertamanya.

Bagi saya. momen ini semacam titik balik. Dari prospek biasa. GGG mulai masuk radar petinju berbahaya dunia.

Setahun kemudian. 14 Agustus 2010 di Panama City. GGG naik ring melawan Milton Núñez untuk sabuk WBA Interim Middleweight.

Banyak yang bilang. ini ujian serius pertama buatnya. Tapi ya ujian itu cuma bertahan 58 detik.

Golovkin merobohkan Núñez secepat orang berkedip. Dari situlah lahir kalimat ikoniknya. BIG DRAMA SHOW yang kemudian jadi identitas dirinya.

Tanggal 9 Desember 2011. Golovkin menghadapi Lajuan Simon di München untuk perebutan sabuk IBO Middleweight sekaligus mempertahankan sabuk WBA reguler.

Pertandingannya gak lama-lama juga. Cuma dua menit lebih. Simon sudah KO. Dan di situ GGG resmi memegang dua sabuk dunia.

Ada yang lucu. banyak media waktu itu menulis….

Kalau kamu telat duduk di kursi. kamu mungkin udah ketinggalan pertarungan Golovkin. Begitu cepatnya dia menghabisi lawan-lawannya.

Tahun-tahun berikutnya. GGG makin menggila. KO demi KO. Dan akhirnya pada 18 Oktober 2014. dia naik ring melawan Marco Antonio Rubio di California.

Rubio dikenal petarung tangguh. tapi Golovkin cuma butuh dua ronde untuk menyelesaikan urusannya.

Hasilnya. tambah satu sabuk lagi — WBC Interim Middleweight.

Dengan itu. Golovkin kini punya tiga gelar besar sekaligus. WBA Super, IBO, dan WBC Interim.

Pada titik ini. semua mulai sepakat. GGG adalah penguasa sejati kelas menengah.

Tanggal 17 Oktober 2015. GGG menantang juara IBF asal Kanada David Lemieux.

Arena legendaris Madison Square Garden jadi saksinya. Duel dua petinju agresif ini diantisipasi gila-gilaan.

Tapi begitu ronde pertama dimulai. jelas siapa yang lebih garang. Golovkin tampil disiplin, memukul dengan cerdas. bukan hanya keras. Lemieux yang biasanya buas malah kewalahan.

Ronde ke-8 jadi akhir. Wasit menghentikan laga setelah GGG melancarkan rentetan pukulan telak. TKO.

Dan sejak malam itu. Golovkin memegang empat sabuk sekaligus. WBA Super, IBF, WBC Interim, dan IBO.

Sebagai penulis yang sudah lama ngikutin dunia tinju. saya bisa bilang…

malam itu adalah puncak karier GGG. Semua sempurna. timing. teknik. power bahkan aura-nya.

Tibalah duel yang ditunggu semua orang GGG vs Canelo Álvarez.

Dua petinju dengan gaya berbeda. tapi sama-sama punya ego sebesar ring tinju itu sendiri.

Pertarungan pertama mereka pada 16 September 2017 berakhir imbang (DRAW).

Dan jujur saja. itu salah satu hasil paling kontroversial dalam sejarah tinju modern.
Mayoritas pengamat (termasuk saya) menilai Golovkin pantas menang.

Statistiknya unggul. tekanannya konstan, dan Canelo banyak mundur. Tapi ya..Las Vegas selalu punya cerita sendiri kan???

Walau hasilnya imbang. duel itu luar biasa penuh tensi. penuh drama. dan jadi awal rivalitas legendaris.

Setahun kemudian 15 September 2018. keduanya kembali bertemu. Kali ini, Canelo tampil jauh lebih agresif.
Golovkin tetap solid. tapi terlihat sedikit kaget dengan perubahan gaya Canelo.

Setelah 12 ronde hasilnya. Canelo menang tipis lewat majority decision (MD).

Itu jadi kekalahan pertama dalam karier GGG. dan mungkin juga yang paling sulit diterima fans-nya.

Banyak yang bilang GGG masih pantas menang.

tapi saya pribadi merasa Canelo memang tampil lebih jauh beda di rematch itu.

Meski kalah. Golovkin gak hilang semangat. Tahun 2019. dia menundukkan Sergiy Derevyanchenko lewat keputusan angka dan merebut kembali sabuk IBF serta IBO.

Lalu tahun 2022 di usia 40. dia terbang ke Jepang melawan Ryota Murata. Dan hasilnya TKO ronde 9. Luar biasa…..

Bayangkan. umur segitu masih bisa tampil sekuat itu. Murata sendiri sempat bikin repot di awal. tapi pengalaman dan insting GGG bicara banyak.

Buat saya. kemenangan atas Murata itu cerminan GGG belum habis.

Tapi akhirnya trilogi mereka digelar juga. 17 September 2022 Las Vegas kelas menengah super.

Kondisinya beda. Canelo lagi di puncak. GGG sudah menua.

Hasilnya pun bisa ditebak. Canelo menang angka mutlak (UD).

meski kalah. Golovkin tetap mendapat respect luar biasa. dia tidak lari. tidak mengeluh dan tetap menatap lawan dengan wajah datar khasnya.
Itulah GGG kalah pun tetap gagah.

Kini, setelah lebih dari dua dekade di dunia tinju. Gennady Golovkin berdiri sebagai makna dedikasi dan profesionalisme.

Dia bukan cuma petarung kuat. tapi juga pemimpin sejati.

Dari debut di Jerman sampai jadi presiden NOC di Kazakhstan. kisah hidupnya kayak naskah film olahraga. penuh darah. keringat dan karakter.

Menurut pandangan saya. kalaupun dia gak pernah naik ring lagi. GGG udah sempurna.

Big Drama Show bukan cuma tentang KO cepat. tapi tentang semangat pantang menyerah dan konsistensi menghadapi waktu.

Dan entah dia kembali atau tidak…

nama Gennady Golovkin akan selalu disebut setiap kali orang bicara soal petinju paling ditakuti di kelas menengah.

Kalau dibaca sambil nyeruput kopi sore. kisah GGG ini kayak nostalgia. tentang era di mana petinju benar-benar bertarung. bukan sekadar mengejar sensasi.

#GennadyGolovkin #GGG #CaneloGGG #TinjuDunia #BoxingLegend #MiddleweightChampion #KazakhstanBoxing #BigDramaShow

2 komentar untuk “Apa kabar gennady golovkin di tahun 2025??”

  1. Pingback: Ellyas pical:Dari Anak Pulau Kecil ke Tahta Dunia

  2. Pingback: Raja Super Welter Bertukar Tahta Jalur WBA (2010–2025)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top