Josh Taylor Pensiun dari Dunia Tinju di Usia 34 Tahun pada juli 2025

Edinburgh, Skotlandia – Dunia tinju profesional resmi ditinggalkan salah satu petinju terbaik era modern, Josh Taylor, yang mengumumkan pensiun pada usia 34 tahun. Mantan juara dunia tak terbantahkan (undisputed) di kelas ringan welter itu menyampaikan keputusan mengejutkan ini sebulan setelah kekalahan telaknya dari Ekow Essuman pada 24 Mei 2025 di skotlandia yang menjadi pertarungan terakhir dalam kariernya.

Taylor mundur dengan rekor profesional 19 kemenangan (13 KO) dan 3 kekalahan, dan dikenal luas sebagai petinju Skotlandia pertama yang menyatukan keempat gelar dunia—WBA, WBC, IBF, dan WBO—di divisi super lightweight. Sosok yang dijuluki “The Tartan Tornado” ini akan selalu dikenang sebagai salah satu petinju terbaik yang pernah dimiliki Inggris Raya.


Awal Karier: Dari Skotlandia Menuju Dunia

Josh Taylor lahir pada 2 Januari 1991 di Prestonpans, sebuah kota kecil di Skotlandia. Sejak usia remaja, Taylor menunjukkan bakat alami dalam tinju. Ia mewakili Skotlandia di berbagai kejuaraan amatir, termasuk meraih medali perak di Commonwealth Games 2010 dan medali emas pada 2014.

Pada 2015, Taylor memutuskan beralih ke profesional di bawah asuhan Barry dan Shane McGuigan. Debutnya berlangsung mulus dengan kemenangan KO atas Archie Weah di ronde kedua. Karier Taylor pun melesat dengan cepat, menampilkan kemampuan teknis tinggi, pukulan tajam, dan semangat bertarung tanpa kompromi.


Perjalanan Menuju Puncak Dunia

Antara 2015–2019, Taylor menyingkirkan sejumlah nama besar seperti Ohara Davies, Miguel Vázquez, dan Viktor Postol. Ia menjadi semakin disegani setelah mengikuti turnamen World Boxing Super Series (WBSS), tempat dia menaklukkan Ivan Baranchyk dan Regis Prograis. Kemenangan atas Prograis, pada Oktober 2019, membuatnya menyatukan gelar IBF dan WBA.

Namun momen puncaknya terjadi pada 22 Mei 2021 ketika ia menaklukkan José Ramírez di Las Vegas. Dengan dua knockdown dan performa dominan, Taylor keluar sebagai juara dunia tak terbantahkan (undisputed) di kelas ringan welter—satu dari sedikit petinju yang meraih empat sabuk mayor dalam satu waktu.


Titik Balik: Kontroversi Jack Catterall

Setelah jadi juara dunia undisputed, Taylor kembali naik ring melawan Jack Catterall pada 26 Februari 2022 di Glasgow. Meski tampil di kandang sendiri dan mempertahankan keempat gelarnya, pertarungan ini justru berujung pada kontroversi besar.

Banyak pengamat menganggap Catterall mendominasi pertandingan, bahkan menjatuhkan Taylor. Namun juri memberi kemenangan split decision kepada Taylor, memicu kecaman publik dan membuka luka besar di sistem perwasitan tinju.

Setelah pertarungan ini, Taylor tak lagi mampu mempertahankan keempat sabuknya karena bentrokan jadwal dan pertarungan wajib dari badan-badan tinju. Satu per satu sabuknya terlepas, meski ia tetap memegang gelar WBO lebih lama.


Kekalahan dari Teofimo Lopez

Setelah satu tahun tidak bertanding, Taylor kembali naik ring melawan Teofimo Lopez pada 10 Juni 2023 di Madison Square Garden. Ini adalah pertarungan pertaruhan gelar WBO yang masih tersisa.

Lopez tampil penuh gairah, cepat, dan taktis. Taylor tampak lamban dan tidak mampu mengimbangi pergerakan lawannya. Ia akhirnya kalah mutlak dalam 12 ronde, kehilangan gelar WBO, dan menelan kekalahan pertamanya dalam karier profesional.

Pertarungan ini memunculkan pertanyaan besar: apakah Josh Taylor masih berada di level elite dunia?


Rematch yang Terlambat: Catterall Membalas Dendam

Sebagai bagian dari penyelesaian kontroversi 2022, rematch antara Josh Taylor dan Jack Catterall akhirnya digelar pada 25 Mei 2024. Pertarungan ini berlangsung di Leeds, Inggris, dan menjadi ajang pembuktian bagi keduanya.

Namun kali ini, Catterall tak memberi ruang. Ia tampil jauh lebih agresif dan efisien. Meski Taylor masih menunjukkan perlawanan dan keberanian, ia dikalahkan secara angka mutlak (unanimous decision). Kekalahan kedua ini menegaskan bahwa performa Taylor sudah menurun drastis.

Banyak pihak menilai bahwa seharusnya Taylor pensiun setelah pertarungan ini. Namun sang juara memilih tetap bertarung satu kali lagi.


Pertarungan Terakhir: Kekalahan Mengejutkan dari Ekow Essuman

Pertarungan terakhir Josh Taylor digelar pada 24 Mei 2025, hampir tepat setahun setelah kekalahan dari Catterall. Lawannya adalah Ekow Essuman, petinju Inggris keturunan Ghana yang sebelumnya dikenal sebagai juara regional.

Bertarung di Manchester Arena, Taylor terlihat lambat dan kehabisan tenaga sejak ronde-ronde awal. Sementara Essuman, yang tak diunggulkan, tampil sangat disiplin dan tajam dalam serangan balik. Taylor nyaris tumbang di ronde ke-9, namun bertahan hingga akhir.

Hasil akhirnya? Taylor kalah angka mutlak lagi, dan banyak pengamat menyebut ini sebagai penampilan terburuk dalam kariernya.

Kekalahan ini menjadi sinyal terakhir bahwa “The Tartan Tornado” telah kehilangan angin pujaannya.


Pengumuman Pensiun

Satu bulan setelah kekalahan dari Essuman, tepatnya pada Juli 2025, Josh Taylor secara resmi menyatakan pensiun dari tinju profesional.

“Saya telah memberikan segalanya. Tubuh saya tidak merespons seperti dulu. Saya pergi tanpa penyesalan,” ujar Taylor dalam pernyataan emosional di media sosial.

Pengumuman ini mendapat sambutan haru dari komunitas tinju. Banyak tokoh, promotor, dan mantan lawan memberikan penghormatan atas karier luar biasa Taylor.


Warisan Seorang Juara

Walau karier Taylor berakhir dengan tiga kekalahan dari empat pertarungan terakhirnya, warisan yang ia tinggalkan tetap besar:

  • Juara dunia undisputed kelas ringan welter (2021)
  • Pemenang WBSS Super Lightweight (2019)
  • Juara British, Commonwealth, dan EBU (European)
  • Rekor 19-3 dengan 13 kemenangan KO

Ia adalah ikon Skotlandia, dan satu dari sedikit petinju yang benar-benar mencari pertarungan sulit sepanjang kariernya.

Taylor tidak pernah menghindari tantangan. Ia menghadapi nama-nama besar seperti Prograis, Baranchyk, Ramírez, Catterall, dan Lopez di masa jayanya. Bahkan saat performanya menurun, ia tetap menghadapi penantang tangguh dan tidak pernah mencari lawan mudah.


Reaksi Dunia Tinju

Promotor Frank Warren menyebut Taylor sebagai “petarung sejati yang tidak pernah berkata tidak pada risiko”. Sedangkan Teofimo Lopez menyebut Taylor “salah satu petarung paling keras yang pernah saya lawan”.

Jack Catterall, rival yang mengalahkannya, juga memberi penghormatan:

“Apa pun yang terjadi antara kami, saya tetap menghargai kariernya. Taylor petarung hebat dan juara sejati.”

Fans di Skotlandia membuat mural penghormatan untuk Taylor di Edinburgh. Ia kini dipandang setara dengan legenda olahraga Skotlandia lainnya seperti Sir Chris Hoy dan Andy Murray.


Apa Berikutnya untuk Taylor?

Belum jelas langkah apa yang akan diambil Taylor setelah pensiun. Namun beberapa sumber menyebut ia tengah menjajaki peluang sebagai:

  • Pundit/komentator tinju di saluran seperti Sky Sports atau DAZN
  • Pelatih tinju muda di gym lokal Skotlandia
  • Duta olahraga Skotlandia untuk meningkatkan minat tinju di generasi baru

Dengan pengalaman di level tertinggi, Taylor diyakini akan sukses dalam peran apapun yang ia pilih.


Penutup: Terima Kasih, The Tartan Tornado!

Perjalanan karier Josh Taylor adalah kisah tentang kerja keras, ambisi, dan keberanian. Ia naik dari kota kecil di Skotlandia, melintasi dunia, menyatukan empat sabuk, dan membawa kebanggaan bagi negaranya.

Meskipun kariernya diakhiri dengan kekalahan, Taylor akan selalu dikenang sebagai salah satu juara terbesar Inggris Raya. Namanya akan tetap hidup dalam buku sejarah tinju sebagai sosok yang tidak pernah mundur dari tantangan, dan pernah menguasai dunia.

Selamat pensiun, Josh Taylor. Tinju tak akan melupakanmu.

#joshtaylor #tinjudunia #tinju2025 #tinjuhariini #beritatinjuterbaru

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Scroll to Top