James Scott – Petinju Kelas Berat Ringan yang Berkarier di Dalam Penjara 1970

Pendahuluan

Di dunia tinju profesional, ada banyak kisah yang penuh drama dan plot tak terduga. Namun, jarang sekali ada cerita seperti milik James Scott, seorang petinju kelas berat ringan asal Amerika Serikat yang membangun reputasi dunia tanpa pernah meninggalkan balik jeruji besi. Scott bertarung melawan petinju-petinju papan atas dunia di dalam penjara, disaksikan penonton langsung dan disiarkan televisi nasional. Kisahnya adalah perpaduan antara bakat luar biasa, masa lalu kelam, dan peluang yang datang dalam situasi paling tidak biasa.


Masa Muda dan Awal Terjerumus Kriminalitas

James Scott lahir pada 17 Oktober 1947 di Newark, New Jersey, sebuah kota yang saat itu dipenuhi tantangan sosial dan kriminalitas tinggi. Kehidupan masa kecilnya jauh dari stabil. Ia tumbuh di lingkungan keras, di mana pertarungan di jalanan adalah bagian dari keseharian.

Sejak remaja, Scott sudah mulai berurusan dengan hukum. Ia terlibat perampokan bersenjata, penyerangan, dan kasus narkoba. Ketertarikannya pada tinju sudah ada sejak muda, tetapi jalan hidupnya lebih sering mengarah pada kejahatan. Pada usia 15 tahun, ia sudah masuk pusat rehabilitasi remaja.

Meski demikian, di tengah segala masalahnya, bakat tinju Scott sudah mulai terlihat. Ia memiliki postur 185 cm dengan jangkauan panjang, kombinasi kecepatan dan kekuatan pukulan yang mematikan.


Masuk Penjara dan Awal Karier Tinju

Awal 1970-an menjadi titik balik besar. Scott dijatuhi hukuman panjang karena perampokan bersenjata dan penyerangan. Ia dikirim ke Rahway State Prison (kini dikenal sebagai East Jersey State Prison), penjara dengan keamanan maksimum.

Di sinilah hidupnya berubah. Program olahraga di Rahway memungkinkan narapidana berlatih tinju, dan James Scott langsung menjadi bintang di antara para tahanan. Pelatih penjara menyadari potensinya dan mulai mengasah tekniknya. Tak hanya itu, Scott memiliki disiplin latihan yang luar biasa meski berada di lingkungan terbatas.

Dalam waktu singkat, ia menjadi juara tinju internal penjara dan namanya mulai terdengar di luar tembok Rahway.


Debut Profesional di Balik Jeruji

Hal yang membuat kisah Scott unik adalah debut profesionalnya dilakukan di dalam penjara. Melalui kerja sama pihak penjara, promotor tinju, dan stasiun televisi, Scott mendapatkan izin untuk menggelar pertarungan resmi melawan petinju dari luar.

Pada 1978, ia bertarung melawan Eddie “The Flame” Gregory (yang kemudian dikenal sebagai Eddie Mustafa Muhammad), seorang penantang gelar dunia. Pertarungan ini disiarkan oleh ABC Wide World of Sports, dan mengejutkan dunia tinju ketika Scott menang angka mutlak setelah 10 ronde.

Kemenangan itu membuat Scott masuk peringkat WBA di divisi berat ringan. Dunia mulai bertanya-tanya: apakah seorang petinju bisa menjadi juara dunia dari balik jeruji?

Kekalahan james scott:

pada 25 mei 1980,scott bertarung melawan jerry martin petinju berjuluk the Bull yang mengalahkan scott lewat angka mutlak selama 10 ronde.

kemudian kekalahan ke-2 nya datang pada september 1981,kala itu scott melawan Dwight braxton {kelak kita kenal dengan Dwight muhammad Qawi} lewat angka mutlak sekaligus menjadi akhir akhir james scott alias tidak bertarung lagi di dalam penjara,


Duel-Duel Besar di Dalam Penjara

Setelah kemenangan atas Gregory, Scott semakin sering menggelar pertarungan di Rahway. Lawan-lawan tangguh bersedia datang ke penjara untuk menghadapinya, termasuk:

  • Yaqui López – petinju top contender asal Meksiko yang terkenal tangguh.
  • Richie Kates – mantan penantang gelar dunia yang menjadi salah satu ujian terberat Scott.
  • jesse burnett – petinju yang kelak jadi juara dunia WBC kelas penjelajah.

Semua pertarungan ini berlangsung di dalam gimnasium penjara, dengan para napi menjadi bagian besar penonton, bersama ofisial tinju dan awak media. Suasananya unik: teriakan napi bercampur dengan komentar komentator televisi nasional.

Berikut duel terakhir scott vs Braxton:


Kendala Karier dan Penolakan WBA

Meski prestasinya mentereng, perjalanan Scott menuju gelar dunia terhenti karena faktor hukum dan citra. WBA (World Boxing Association) sempat mengizinkannya masuk peringkat #2 dunia, tetapi kemudian memutuskan untuk menghapus namanya dari daftar peringkat.

Alasan resmi: tidak pantas seorang narapidana dengan catatan kriminal berat menjadi juara dunia. Selain itu, ada kekhawatiran logistik dan keamanan bila harus menggelar pertarungan gelar dunia di dalam penjara.

Keputusan ini menghancurkan impian Scott untuk mengenakan sabuk juara dunia, meski secara kemampuan ia mungkin setara atau bahkan lebih baik dari banyak juara saat itu.


Kehidupan Setelah Bebas

Setelah menjalani sekitar 28 tahun hukuman, James Scott akhirnya bebas bersyarat pada 2005. Namun, ia sudah berusia hampir 60 tahun, terlalu tua untuk kembali bersaing di level elit tinju.

Kehidupan di luar penjara tak mudah baginya. Scott sempat bekerja serabutan, menjadi pelatih tinju untuk anak muda, dan memberi ceramah motivasi tentang bahaya kriminalitas. Meski begitu, ia tak pernah lagi meraih popularitas sebesar saat bertarung di Rahway.

Reaksi dan Komentar Petinju Lain:

Eddie Mustafa Muhammad sendiri mengakui kehebatan Scott. Dalam wawancaranya dengan The Ring Magazine, ia berkata:

“Dia petinju yang sangat keras. Jujur, saya meremehkannya. Tapi ketika ronde pertama dimulai, saya sadar ini bukan sekadar show. James Scott layak berada di peringkat dunia.”

Michael Spinks, yang pada masa itu sedang naik daun, pernah berkata:

“Sulit membayangkan seseorang bisa tetap disiplin di dalam penjara seperti itu. Dia mungkin lawan paling tangguh yang tidak pernah saya hadapi.”

Matthew Saad Muhammad, juara dunia kelas berat ringan, juga pernah berkomentar:

“Jika saja dia bebas, saya yakin dia bisa menjadi penantang resmi gelar dunia. Dia punya stamina, teknik, dan keberanian.”


Warisan dan Inspirasi

Kisah James Scott menjadi legenda unik di dunia tinju. Ia membuktikan bahwa bakat luar biasa bisa muncul di tempat yang paling tak terduga. Meski kariernya dibatasi tembok penjara, ia tetap meninggalkan rekor mengesankan: 19 menang, 2 kalah, 1 imbang, dengan 10 KO.

Cerita Scott juga menjadi pengingat pahit: keputusan di masa muda bisa menentukan jalan hidup. Ia memiliki bakat untuk menjadi juara dunia, tetapi masa lalunya menghalangi pencapaian tersebut.


Penutup

James Scott adalah contoh nyata bahwa bakat dan peluang tak selalu berjalan seiring. Ia mampu mengalahkan petinju terbaik dunia, tetapi tetap terkurung oleh konsekuensi masa lalunya. Kisahnya bukan hanya bagian dari sejarah tinju, tetapi juga pelajaran hidup yang relevan hingga kini.

#JamesScott #TinjuDunia #PetinjuLegendaris #KisahUnikTinju #RahwayStatePrison #BoxingHistory #SejarahTinju #PetinjuDipenjara

1 komentar untuk “James Scott – Petinju Kelas Berat Ringan yang Berkarier di Dalam Penjara 1970”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Scroll to Top