Hasil lengkap tinju hari ini 21 september 2025

Hasil lengkap tinju hari ini 21 september 2025

Bayou Music Center Texas. benar-benar jadi panggung adu gengsi para petinju muda.

Event OTX 16 yang disiarkan langsung oleh DAZN ini sejak awal sudah terasa berbeda.

bukan cuma soal gebrakan pukulan. tapi juga tentang siapa yang layak disebut wajah baru tinju Amerika.

Di partai utama nanti ada Breyon Groham. sang prospek muda yang sedang naik daun,

tapi sebelum ke sana, saya mau bahas dulu partai pembuka yang menurut saya tak kalah menarik.

Undercard 1: Ben Mares vs Mojeed Seriki.

Saya cukup penasaran waktu melihat nama Ben Mares di daftar laga tambahan.

Anak muda ini baru 22 tahun. tapi gaya bertarungnya seperti sudah matang banget.

Lawannya, Mojeed Seriki, 42 tahun asal Nigeria. veteran keras yang sudah kenyang pengalaman.

Jadi ini seperti duel dua generasi. energi muda vs stamina lama.

Bel pertama berbunyi, semuanya langsung kelihatan. Mares tampil menekan, tanpa basa-basi.

Jab-nya cepat, kombinasi hook kiri dan kanan dilepaskan dengan enteng.

Seriki mencoba menahan dan meladeni. tapi terlihat beda levelnya cukup terasa.

Usia memang tak bisa bohong, apalagi kalau lawan nya jauh lebih muda.

Memasuki ronde kedua,.Mares makin menggila. dia beringas tanpa ampun,

bahkan beberapa kali memaksa Seriki mundur ke tali. Publik Houston pun ikut larut, setiap kali pukulan keras mendarat, sorakan langsung pecah.

Seriki sempat membalas dengan overhand kanan yang lumayan keras. tapi tidak cukup untuk membalik momentum.

Ronde keempat jadi titik krusial. Mares masih mendominasi, sementara Seriki terlihat mulai kehilangan arah.

Lalu momen dramatis itu datang….

pelatih Seriki akhirnya meminta wasit menghentikan pertarungan.

Keputusan yang cukup berani. karena Seriki masih berdiri dan jelas ingin lanjut. dia sempat protes keras di sudut ring, tapi wasit tetap teguh.

Menurut saya. keputusan itu sudah tepat. Di usia segitu, memaksa bertarung lebih lama

hanya akan berisiko cedera serius.

Akhirnya. kemenangan TKO pun jatuh ke tangan Ben Mares.

Rekornya sekarang jadi 4-0 (4 KO). Empat laga, semuanya berakhir dengan KO. angka yang bicara sendiri.

Anak muda ini bukan cuma punya tenaga, tapi juga ketenangan di ring.

Saya rasa kalau terus diasah dengan bimbingan yang tepat. Mares bisa jadi salah satu prospek paling berbahaya di jajaran petinju muda Amerika.

Sementara itu. untuk Mojeed Seriki, meski kalah, dia tetap meninggalkan kesan respek.

Di usia 42 tahun. masih berani naik ring menghadapi anak dua puluh tahun. itu sudah cukup menunjukkan mental perang.

Undercard 2: Fabian Diaz vs Dorian Mendez.

Setelah partai pembuka yang penuh tenaga dari Ben Mares. Layar besar langsung menampilkan duel berikutnya. Fabian Diaz vs Dorian Mendez.

Dua-duanya muda. belum pernah kalah, dan sama-sama datang dengan aura mengesankan.

Saya sendiri selalu suka duel semacam ini. karena biasanya yang kalah bakal kehilangan status tak tersentuh. dan itu selalu membawa beban mental tersendiri.

Sejak ronde pertama. pertarungan langsung hidup. Diaz terlihat lebih rapi menguasai tengah ring,

memaksa Mendez bermain di luar jarak.

Jab Diaz tajam dan terukur. sementara Mendez lebih banyak mengandalkan pergerakan kaki dan mencoba sesekali menyerang lewat counter.

yang menarik di sini adalah gaya Diaz. Anak ini tak terlalu heboh, tapi efisien.

dia tahu persis kapan harus mundur sedikit untuk menarik lawan masuk ke perangkap.
Sementara Mendez. meski punya refleks cepat, terlihat agak kesulitan menemukan timing.

Beberapa kali dia coba kombinasi hook kanan. tapi Diaz selalu lebih dulu menutup pertahanan.

Masuk ke ronde tengah. tepatnya ronde keempat dan kelima, duel ini mulai menunjukkan siapa yang lebih siap.

Diaz mulai “mengendarai” pertarungan. dia menjaga alur dengan cerdas, mendaratkan jab dan straight bersih ke wajah Mendez.

Di titik ini saya mulai merasa bahwa hasilnya sepertinya sudah bisa ditebak.

Mendez bukannya tampil buruk. Malah di ronde terakhir, dia menunjukkan mental luar biasa.

Dia berusaha menekan balik. mendorong Diaz ke tali, mencoba menyerang ke tubuh.

Tapi, ya, apa boleh buat. kereta sudah lewat. Diaz sudah unggul jauh di poin.

Begitu bel penutup berbunyi. ekspresi kedua petinju sudah cukup menggambarkan hasil akhirnya. Dan benar saja. juri memberi kemenangan unanimous decision untuk Fabian Diaz.

hasil itu sangat adil. Diaz tampil lebih konsisten, lebih efektif, dan terutama lebih tenang di bawah tekanan.

Rekornya kini menjadi 9-0-1 (4 KO), sedangkan Mendez harus menerima kekalahan pertama dan turun ke 6-1 (2 KO).

kalau boleh jujur dari gaya mainnya. Diaz bukan tipe petinju yang bikin ring bergetar karena pukulan KO,

justru itu yang lebih menakutkan. karena lawan tidak pernah tahu kapan momen mereka untuk menyerang.

Baca juga: Profil Danny garcia sang juara bertangan emas dari philadelpia

Undercard 3: Oscar Perez vs Malik Lewis.

Nah, dari awal saya sudah punya firasat duel ini bakal seru.

Ternyata tebakan itu terbukti benar. Lewis langsung tancap gas, menyerang tanpa banyak pikir.

Dia menekan Perez dengan kombinasi hook ke kepala dan ke tubuh,

berusaha mencuri momentum lebih dulu.

Tapi Perez dengan ketenangannya. tidak terburu-buru membalas. dia menunggu, membaca langkah kaki lawan. lalu menembakkan jab lurus yang beberapa kali membuat Lewis berhenti sejenak.

pandangan saya. di sinilah kelihaian Perez terlihat….

Banyak petinju muda yang kalau diserang. malah panik atau terbawa arus. Tapi Perez sabar. dia tahu kapan harus mencuri momen.

Ronde kedua dan ketiga jadi ajang pembuktian. Lewis terus menekan, tapi Perez mulai menemukan waktu yang pas buat balas.

Counter-nya rapi, terutama hook kiri yang mendarat bersih di rahang lawan.

Masuk ronde keempat sampai keenam. tempo mulai berubah. Perez beralih dari mode “bertahan” ke mode “mengatur permainan”.

Dia yang sekarang menekan, dan Lewis mulai kehilangan arah.

Di ronde kelima. keduanya sempat bertukar pukulan di tengah ring, dan itu jadi salah satu momen paling menarik malam itu. Tapi kalau bicara soal efektivitas, Perez tetap unggul jauh.

Di dua ronde terakhir. saya mulai yakin arah hasilnya sudah jelas.

Perez tampil lebih aktif. tidak banyak buang pukulan, tapi setiap serangan punya tujuan.

Lewis masih berusaha membalikkan keadaan. tapi serangan nya mulai kacau.

Perez menutup ronde terakhir dengan kontrol penuh. terus menjaga jarak aman. dan memainkan jab lurus yang bersih.

Begitu hasil dibacakan, tidak ada kejutan.
Perez menang unanimous decision (UD), dan dari ekspresi wajahnya, terlihat jelas dia puas

bukan hanya karena menang, tapi karena berhasil menunjukkan kedewasaan dalam bertarung.

Rekornya sekarang 14-0-2 (7 KO). sementara Malik Lewis harus menerima kekalahan pertamanya, menjadi 8-1 (5 KO).

Undercard 4: Giovani Marquez vs Wesley ferrer.

Kalau bicara soal nama besar. marga Marquez pasti bikin orang langsung menoleh.

Dan malam itu. sorotan itu jatuh ke Giovani Marquez, putra dari mantan juara dunia juan manuel Marquez.

Banyak yang datang. cuma buat lihat sejauh apa anak juara ini bisa membuktikan diri di atas ring. Lawannya, Wesley Ferrer. jelas bukan lawan yang mudah.

Petinju veteran ini sudah kenyang pengalaman dan dikenal punya daya tahan tinggi.

sejak awal. duel berlangsung dengan kombinasi cepat ke arah badan.

Di sisi lain, Giovani lebih berhati-hati. dia mengandalkan jab dan footwork. untuk menjaga agar tidak kena pukul sekaligus, mencoba membaca gaya Ferrer dulu.

Dari pengamatan saya. di ronde-ronde awal Giovani masih sedikit kaku.

mungkin karena beban ekspektasi. atau mungkin juga karena Ferrer tidak memberi

ruang untuk mengembangkan serangan.

Masuk ronde kelima dan keenam. Giovani akhirnya mulai sedikit lebih lepas.

Dia menekan balik, bahkan sempat membuat Ferrer oleng lewat kombinasi kanan-kiri yang tajam.

Tapi Ferrer, dengan keteguhan khas petarung veteran. tetap bertahan sampai bel terakhir.

Begitu duel selesai. saya sendiri sudah bisa menebak hasilnya,

Giovani unggul, tapi bukan dengan jarak lebar.

Dan benar saja. juri memberi kemenangan unanimous decision untuk Giovani Marquez.

Hasil yang layak. walau tidak menimbulkan efek “wow”.

Banyak penonton yang bertepuk tangan. tapi tak sedikit juga yang berbisik-bisik soal performanya yang dianggap masih “aman”.

Kalau saya boleh jujur. Giovani memang menang, tapi belum benar-benar meyakinkan.

dia punya darah juara. itu jelas terlihat dari cara dia menjaga fokus dan membaca arah pukulan.

Tapi di sisi lain, saya merasa dia masih terlalu hati-hati. seperti takut membuat kesalahan.

Padahal,di tinju. justru keberanian mengambil risiko sering jadi pembeda antara petinju baik dan petinju besar.

Mungkin kemenangan ini bisa jadi bahan refleksi buat dia.

Meski namanya mulai naik, tantangan ke depan bakal jauh lebih berat.

Petinju muda sepertinya harus membuktikan bukan cuma bisa menang. tapi juga bisa menghibur dan dominan.

Kalau dia bisa menyeimbangkan teknik dan agresivitas. saya rasa Giovani bisa jadi salah satu nama besar berikutnya dari garis keturunan Marquez.

Main event: Breyon Groham vs Yomar Álamo.

Kadang, dari cara seorang petinju berdiri di atas ring aja. kita bisa tahu siapa yang siap jadi bintang.

Itu yang saya rasakan waktu lihat Breyon Groham. Masih muda baru 24 tahun. tapi caranya mengontrol suasana di Bayou Music Center. kayak orang yang udah sepuluh tahun bertarung di panggung besar.

Lawannya tidak bis di anggap remeh juga. Yomar Álamo dari Puerto Riko,

yang punya pengalaman panjang dan jelas datang bukan buat jadi korban.

Begitu bel bunyi. saya langsung tahu arah pertarungan ini.

Groham terlihat sangat tenang. tapi juga tak membiarkan Álamo berkeliaran bebas.

Álamo sempat mencoba main di jarak dekat. tapi tiap kali dia nyerang, Groham sudah siap dengan counter lurus ke wajah.

Satu pukulan kanan keras di ronde kedua bahkan bikin Álamo

mundur beberapa langka. penonton langsung berdiri sorak-sorai.

Yang menarik. Álamo ini tipe petinju yang tak gampang menyerah.

Di ronde ketiga dan keempat. dia mulai nyerang balik ke arah tubuh Groham, mencoba bikin lawan lelah.

Tapi Groham punya gaya yang rapi tapi tetap hidup tidak kaku. Footwork-nya enak dilihat,

kayak dansa tapi tiap langkahnya punya maksud. dia tahu caranya harus keluar dari tekanan.

Yang saya suka dari Groham malam itu bukan cuma soal tekniknya, tapi mentalitasnya.

Dia sabar, tetap disiplin, dan fokus pada rencana permainan. Itu hal yang jarang dimiliki petinju muda di umur segitu.

Dan kalau dia bisa terus menjaga ketenangan kayak begitu,

saya rasa dia bakal cepat banget naik ke level dunia.

Setelah 10 ronde, keputusan juri pun bulat…

kemenangan unanimous decision buat Breyon Groham.

Skor yang wajar. tak ada kontroversi, dan jelas menggambarkan jalannya duel.

Groham sekarang punya rekor 21 kemenangan dan (16 KO), plus sabuk baru — IBF North America Super Lightweight Champion.

Gelar regional ini mungkin belum besar banget. tapi buat petinju muda sepertinya,

ini semacam tiket menuju panggung dunia.

Kalau boleh jujur, saya merasa Groham ini seperti campuran dari Shakur Stevenson dan Devin Haney versi lebih agresif.

Gaya bertahannya efisien. tapi tangannya aktif dan niat menyerang tetap ada.

Sementara Yomar Álamo. meski kalah, tetap dapet respek. dia tangguh, dan tak pernah berhenti coba.

Pertarungan malam ini bukan yang paling heboh atau brutal,

tapi buat saya, itu salah satu contoh terbaik bagaimana petinju muda membuktikan diri tanpa harus mengandalkan KO.

Groham menang lewat kecerdasan dan disiplin, bukan sekadar power.

Dan itu pertanda bagus buat masa depannya.

#Tinju #OTX16 #BreyonGroham #YomarAlamo #BoxingResults #TinjuHariIni #IBF #SuperLightweight #DAZN #BoxingNews

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top