Grand Prix WBC Riyadh, Malam Kelahiran Para Bintang Baru Tinju Dunia

Grand prix WBC riyadh

Di tengah ring Riyadh, Kevin Ramirez berdiri dengan tubuh lebih kecil, tapi nyali jauh lebih besar dari siapa pun yang ada di depan nya.

Petinju asal Argentina itu datang tanpa status unggulan, tanpa tubuh raksasa khas kelas berat. Namun Sabtu malam, semua keraguan runtuh bersama nya.

Ramirez sukses mencuri perhatian dunia setelah mengalahkan Ahmed Krnjic, petinju Bosnia bertubuh jauh lebih besar dan keluar sebagai juara WBC Boxing Grand Prix kelas berat.

Kemenangan tersebut di raih lewat keputusan mutlak dalam laga 8 ronde yang di siarkan DAZN dari Boulevard City Global TheaterArab Saudi.

Skor juri berbicara jelas. Ramirez unggul tipis namun konsisten, cukup untuk mengunci gelar dan membawa pulang hadiah 100 ribu dolar AS, sekaligus tiket masuk ke 10 besar peringkat WBC kelas berat.

Yang membuat cerita ini istimewa, Ramirez sejati nya bukan petinju kelas berat murni.

Sebelum tahun 2025, dia dikenal sebagai petarung cruiserweight.

Bahkan dalam 9 pertarungan profesional pertama nya, timbangan Ramirez tak pernah menembus angka 200 pon, Semua laga itu berlangsung di Argentina, jauh dari sorotan global.

Namun kesempatan langka muncul, Sebuah turnamen besar.

lawan bertubuh raksasa, Ramirez dan tim nya melihat peluang, bukan untuk bertahan, tapi untuk menyerang.

dia masuk ke turnamen ini sebagai si kecil di antara para Goliat.

Ahmed Krnjic bukan petinjuterkenal, tapi tubuh dan kekuatan nya jelas mengintimidasi. Petinju Bosnia itu datang dengan pengalaman profesional minim, namun membawa rekor yang lumayan.

Sejak bel berbunyi, Ramirez menolak bertarung dengan cara bodoh. dia tidak adu tenaga tapi memilih kecepatan, sudut, dan waktu.

Jab Ramirez bekerja seperti jarum. Tajam, cepat, membuka jalan bagi uppercut yang berulang kali menembus pertahanan Krnjic.

Dalam tiga ronde pertama, hampir semua juri mengangguk ,,ramirez unggul.

Krnjic mencoba membalikkan keadaan di ronde ke 4, tapi Ramirez terlalu lincah. Bahkan ketika terjadi momen kontroversial, dua pukulan masuk saat wasit memerintahkan jeda Ramirez tetap tenang, dan Krnjic tak mampu memanfaatkan situasi.

Sempat terkena pukulan rendah di ronde selanjut nya, Ramirez tetap enjoy.

Setelah jeda singkat, dia kembali menekan. Open scoring memperlihatkan keunggulan nya semakin lebar usai enam ronde. Bahasa tubuh Krnjic mulai berubah tanpak lelah, dan kehabisan ide.

Ronde terakhir memang menjadi milik Krnjic.

Tapi saat itu, semua nya sudah terlambat. dia butuh KO, sementara Ramirez hanya perlu bertahan dan dia melakukan nya dengan disiplin.

Kemenangan ini menutup perjalanan impresif Ramirez di turnamen, empat kemenangan dan satu hasil imbang.

Hasil seri melawan Piotr Lacz pada Agustus bahkan harus di tentukan lewat penilaian tambahan, yang akhir nya memihak Ramirez.

Di bulan Oktober, dia juga sukses menghentikan laju petinju Amerika, Dante Stone.

Kini pintu kelas berat terbuka lebar untuknya. Ranking naik,,Nama mulai di perhitungkan.

Namun Ramirez punya rencana lain.

Meski sukses di tanah para raksasa, Ramirez tahu di mana dia paling berbahaya.

“Aku akan kembali ke cruiserweight,” ujarnya tanpa ragu…Target ku gelar juara dunia.”

Baca juga: Wawancara jake paul setelah kalah KO brutal atas Anthony joshua

Brandon Mosqueda vs Mohamat Qamili.

Brandon Mosqueda datang tanpa beban, tanpa pengalaman panjang, namun pulang sebagai juara.

Di usia yang sangat muda, petinju Meksiko ini sukses menaklukkan keras nya WBC Boxing Grand Prix kelas bulu.

Menghadapi Mohamat Qamili dalam laga 8 ronde, Mosqueda tampil lebih siap, tajam, dan lebih cerdas.

Keputusan mutlak pun menjadi milik nya, sekaligus mengukuhkan diri sebagai kampiun kelas 126 pon turnamen bergengsi tersebut.

Sejak ronde pembuka, Mosqueda melempar Pukulan lebih bertenaga,hampir selalu keluar sebagai pemenang di setiap pertukaran.

Qamili petinju kidal asal Albania yang berbasis di Italia, tidak gentar sedikit pun. dia terus maju, berusaha mencari titik lemah untuk hook kiri andalan nya.

Namun setiap peluang itu tak kunjung ketemu.

Mosqueda selalu lebih cepat memukul,,pergi sebelum balasan datang.

Keunggulan itu tercermin di penilaian terbuka setelah tiga ronde. Semua juri menempatkan Mosqueda di depan. Jarak belum aman, tapi arah pertarungan sudah terlihat.

Memasuki ronde tengah, Mosqueda mulai bertarung dengan kepala, bukan hanya tangan.

Ketika Qamili mencoba meningkatkan intensitas, Mosqueda merespons dengan clinch, lalu kembali menyerang saat situasi menguntungkan.

Qamili tahu waktunya hampir habis.

Dua ronde terakhir di jalani dengan taruhan segala nya. dia menyerang tanpa henti, memaksa Mosqueda bertahan.

bahkan satu momen sempat memberi harapan ketika Mosqueda di kurangi satu poin akibat mendorong lawan nya hingga terjatuh.

Namun itu tak cukup…..

Mosqueda bergerak, menghindar, dan merusak fokus lawan nya. Saat Qamili membutuhkan KO untuk membalikkan keadaan, justru Mosqueda yang menutup laga dengan hook kiri keras di detik2 akhir.

Bagi Qamili, perjalanan ini tetap layak di apresiasi.

Dengan rekor 17-1-1 8 KO, dia menjadi satu2 nya finalis yang selalu menghadapi lawan tak terkalahkan di setiap turnamen.

dia pulang sebagai runner up dengan hadiah 50 ribu dolar AS.

Mosqueda sendiri memulai turnamen ini bahkan sebelum genap berusia 21 tahun.

dia mencetak kemenangan KO di babak awal, lalu menghentikan petinju Afrika Selatan Bekizizwe Maitse di ronde 5 pada Oktober untuk memastikan tiket ke final.

sekarang dia pulang membawa Trofi Jose Sulaiman, hadiah utama 100 ribu dolar AS.

serta status sebagai finalis termuda yang keluar sebagai juara pada malam itu. Namanya juga resmi masuk 10 besar peringkat WBC kelas bulu.

Carlos Utria vs Mujibillo Tursunov.

Nama Carlos Utria mungkin tak langsung membuat orang terkejut saat turnamen ini d imulai.

Kolombia memang di kenal sebagai negeri petinju keras, tapi tak sedikit yang datang dengan rekor cantik tanpa ujian serius.

Utria datang untuk mematahkan stigma itu, dan berhasil melakukan nya di Riyadh.

Petinju berusia 22 tahun tersebut keluar sebagai juara WBC Boxing Grand Prix kelas 140 pon setelah menaklukkan Mujibillo Tursunov lewat keputusan mutlak.

Utria tampil seperti petinju yang tahu betul apa yang dia inginkan, membuka jalan bagi pukulan keras yang jadi ciri khas nya.

Momen kunci datang cepat. Sebuah uppercut brutal mendarat bersih dan langsung mengubah jalan nya pertarungan.

Kepala Tursunov terhentak ke belakang, hidungnya patah.

Sejak saat itu, darah mengalir tanpa henti, laga berubah menjadi ujian ketahanan.

Tursunov bukan petinju yang mudah runtuh. Meski hidung rusak dan wajah nya mulai lebam, petinju Uzbekistan itu memilih maju.

Gaya bertarung nya yang kaku dan canggung justru membuat nya rentan.

Benturan kepala tak terhindarkan, sebuah benjolan besar muncul di bawah mata kanan nya,, Namun dia tetap berdiri berharap kemenangan berpihak pada nya.

Di ronde ke 4dan ke 5, Utria mulai bertarung memetik poin dari jarak jauh.

Tursunov sempat mencuri satu ronde terbaik nya, bahkan menutup dengan pukulan kanan keras, tapi itu tak cukup untuk menggeser kendali.

Memasuki dua ronde terakhir, Utria memasuki wilayah yang belum pernah dia jelajahi dalam karir profesional nya.

Tapi tak ada tanda gugup, tetap bermain dari luar, memukul dalam kombinasi.

Benturan kepala di ronde terakhir kembali mengganggu Tursunov, tapi pertarungan terus berjalan.

Di menit2 akhir, perbedaan terlihat, satu petinju memaksa, satu petinju mengendalikan.

Usai laga, Utria menunjukkan kelas nya di luar ring.

Dia memeluk Tursunov, mengakui keras nya perjalanan yang mereka lalui bersama di turnamen ini.

“Saya menghabiskan hampir sepanjang tahun di Arab Saudi,” ujar Utria.

..Suatu hari nanti, saat menonton turnamen ini lagi, saya akan mengingat nya dengan bangga.”

#Grandprix #WBC #hasiltinju #Riyadh

1 komentar untuk “Grand Prix WBC Riyadh, Malam Kelahiran Para Bintang Baru Tinju Dunia”

  1. Pingback: Craig Richards Hentikan Dan Azeez, Juara IBF International

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top