Tanggal 21 Juni 2025 menjadi saksi sebuah pertarungan seru yang berlangsung di tengah sorotan dunia tinju kelas terbang. Galal Yafai, peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 yang belum terkalahkan dalam karier profesionalnya, harus menelan pil pahit saat menghadapi petinju asal Meksiko yang jauh lebih berpengalaman, Francisco “Chihuas” Rodriguez Jr. Dalam duel yang berlangsung panas selama 12 ronde penuh, Yafai akhirnya harus mengakui keunggulan lawannya dan kalah angka mutlak untuk pertama kalinya dalam karier profesionalnya.
Kekalahan ini menjadi momen penting dalam perjalanan karier Yafai dan sekaligus menegaskan bahwa Rodriguez Jr. masih menjadi ancaman besar di divisi kelas terbang meski sudah melakoni lebih dari 40 pertarungan profesional. Berikut ulasan lengkap jalannya duel seru dan berdarah tersebut.
Latar Belakang Duel: Ujian Terbesar Galal Yafai
Sebelum duel ini, Galal Yafai membawa rekor sempurna: 9 kemenangan, 0 kalah, dengan 7 di antaranya menang KO. Ia tampil percaya diri dan digadang-gadang sebagai salah satu prospek terbaik Inggris untuk meraih gelar juara dunia dalam waktu dekat. Promotor Eddie Hearn bahkan menyebut Galal siap bertarung dengan siapa pun di divisi 112 pon.
Namun, tantangan kali ini berbeda. Lawannya, Francisco Rodriguez Jr., bukanlah nama sembarangan. Mantan juara dunia mini flyweight versi WBO dan IBF ini telah menghadapi para petinju papan atas selama lebih dari satu dekade. Dengan rekor 39 menang (26 KO), 6 kalah, dan 1 imbang sebelum duel ini, Rodriguez dikenal sebagai petinju tangguh dengan gaya bertarung agresif khas Meksiko.
Bagi Rodriguez, pertarungan ini adalah kesempatan membungkam keraguan dan membuktikan bahwa dirinya belum habis. Bagi Yafai, ini adalah ujian ketangguhan sekaligus validasi apakah ia benar-benar siap menantang para elite di kelas flyweight.
Ronde 1–3: Pembukaan yang Panas dan Penuh Aksi
Sejak lonceng pertama dibunyikan, duel langsung berlangsung terbuka dan saling tukar pukulan. Tidak ada babak perkenalan. Rodriguez langsung maju menekan dengan kombinasi jab dan uppercut khas gaya Meksiko. Ia mendorong Yafai ke tali dan memaksanya bertahan.
Namun, Yafai membalas dengan gaya khasnya: pukulan lurus tangan kiri dan pergerakan kaki yang cepat. Di ronde pertama, ia mencetak beberapa pukulan bersih ke wajah Rodriguez dan mencoba mendikte tempo.
Memasuki ronde kedua, tempo meningkat drastis. Rodriguez mulai mendaratkan pukulan ke tubuh Yafai, membuat petinju asal Inggris itu harus bekerja keras bertahan di tengah tekanan. Di sisi lain, Yafai menunjukkan kecepatan kombinasi yang membuat Rodriguez beberapa kali mundur dan berpikir dua kali.
Di ronde ketiga, pertarungan benar-benar menjadi jual-beli pukulan. Kedua petinju berdiri di tengah ring dan bertukar hook serta pukulan uppercut. Arena bergemuruh, dan para penonton mulai berdiri dari tempat duduk. Ini bukan hanya pertarungan biasa. Ini adalah duel yang berpotensi menjadi Fight of the Year.
Ronde 4–6: Yafai Mulai Tertekan
Memasuki ronde keempat, Rodriguez semakin menemukan ritmenya. Ia terus menekan Yafai dengan volume pukulan yang tinggi, menciptakan tekanan konstan dari jarak dekat. Petinju Meksiko itu terlihat sangat nyaman dengan pertarungan jarak dalam, mengandalkan tubuh yang lebih kuat dan pengalaman bertahun-tahun di ring profesional.
Yafai mencoba bertahan dan sesekali mendaratkan pukulan counter. Namun, ia mulai kesulitan mengendalikan jarak. Footwork-nya yang biasanya lincah kali ini tampak terjebak dalam perangkap gaya bertarung lawan. Hidungnya mulai mengeluarkan darah akibat jab-jab tajam Rodriguez.
Di ronde kelima, Rodriguez mendominasi dengan kombinasi pukulan ke kepala dan tubuh. Beberapa pukulannya mulai memukul mundur Yafai dan memaksa sang juara Olimpiade itu untuk memeluk guna menghentikan momentum lawan.
Ronde keenam nyaris menjadi titik balik. Rodriguez nyaris menjatuhkan Yafai dengan hook kanan ke rahang yang mengejutkan. Yafai goyah, dan hanya berkat insting bertahan yang hebat, ia berhasil bertahan hingga bel akhir ronde.
Ronde 7–9: Pertarungan Ketat dan Perlawanan Sengit
Meski mendapat tekanan bertubi-tubi, Yafai tidak menyerah. Di ronde ketujuh, ia mencoba mengambil alih dengan menggunakan jab dan bergerak keluar dari jangkauan lawan. Ia kembali ke gaya bertinju teknis yang membawanya ke puncak saat amatir.
Di ronde kedelapan, Galal Yafai tampil lebih disiplin. Ia mendaratkan beberapa pukulan lurus yang bersih ke wajah Rodriguez. Namun, Rodriguez tetap tak tergoyahkan. Ia terus maju seperti tank dan membalas setiap pukulan dengan kombinasi tiga sampai lima pukulan.
Ronde kesembilan menjadi salah satu ronde terbaik Yafai. Ia sukses mendaratkan uppercut kiri yang memaksa Rodriguez mundur. Itu pertama kalinya petinju Meksiko tersebut tampak sedikit tertekan. Tapi meskipun sempat mundur, Rodriguez tetap membalas dengan pukulan ke tubuh yang membuat Yafai meringis.
Saling serang terus terjadi. Tidak ada ronde yang membosankan. Ini adalah duel dua gaya berbeda—teknik cepat Inggris melawan tekanan brutal khas Meksiko.
Ronde 10–11: Luka Terbuka dan Sinyal Bahaya
Masuk ke tiga ronde terakhir, kondisi fisik keduanya mulai terlihat menurun, tetapi semangat bertarung tak pernah surut.
Ronde ke-10 menjadi milik Rodriguez. Ia mendaratkan beberapa kombinasi hook ke arah rusuk dan dagu Yafai. Salah satu pukulan menyebabkan pelipis kiri Yafai membengkak. Tim medis mulai memperhatikan kondisi mata kirinya yang terlihat mulai membengkak parah.
Di ronde ke-11, Yafai mencoba bangkit. Ia melancarkan serangan dari jarak jauh, menahan Rodriguez dengan jab. Namun, tekanan konstan dari Rodriguez membuatnya sulit lepas dari pertarungan jarak dekat. Di satu momen, Rodriguez menghantamkan pukulan overhand kanan yang membuat kepala Yafai terlempar ke belakang.
Darah mulai terlihat mengalir dari bagian bawah mata kiri Yafai. Ini menjadi sinyal bahwa ia dalam bahaya besar jika tidak menghindari serangan-serangan lanjutan dari Rodriguez.
Ronde 12: Momen Penentu yang Mengubah Segalanya
Ronde terakhir menjadi klimaks dari seluruh pertarungan ini. Rodriguez membuka ronde dengan agresif. Ia tahu bahwa ini adalah saat untuk memastikan kemenangan dan tidak menyerahkannya ke keputusan juri yang bisa saja bias.
Sekitar pertengahan ronde, Rodriguez berhasil mendaratkan kombinasi tiga pukulan—hook kiri ke tubuh, uppercut kanan ke dagu, dan hook kiri ke sisi kepala. Yafai tidak melihat pukulan ketiga dan langsung roboh ke kanvas.
Penonton terkejut. Yafai berusaha bangkit, dan wasit mulai menghitung. Ia berhasil berdiri di hitungan ke delapan, namun terlihat goyah. Mata kirinya mulai mengalirkan darah deras, menutupi sebagian penglihatannya.
Wasit mengizinkan pertarungan berlanjut karena waktu hanya tinggal beberapa detik. Rodriguez kembali maju, mencoba menghabisi, tetapi Yafai berhasil bertahan hingga bel berbunyi. Namun jelas, itu adalah ronde mutlak untuk Rodriguez.
Hasil Akhir: Kekalahan Mutlak untuk Galal Yafai
Saat pengumuman hasil dibacakan, suasana menjadi hening. Semua menunggu keputusan juri yang akan menentukan nasib dua petinju tersebut.
Ketiga juri memberikan skor yang sangat meyakinkan untuk Rodriguez Jr.:
- 108-119
- 108-119
- 109-118
Francisco “Chihuas” Rodriguez Jr. menang angka mutlak atas Galal Yafai dalam pertarungan yang dianggap banyak pengamat sebagai duel terbaik tahun ini untuk kelas flyweight.
Apa yang Selanjutnya?
Untuk Rodriguez Jr., kemenangan ini membuka kembali peluang untuk satu kali lagi perebutan gelar dunia. Di usia 31 tahun, ia menunjukkan bahwa pengalaman dan semangat pantang menyerah masih bisa mengalahkan bakat muda. Namanya kini kembali masuk ke dalam radar WBC, WBO, maupun IBF untuk penantang wajib berikutnya.
Bagi Galal Yafai, kekalahan ini adalah pukulan keras. Tapi bukan akhir. Ia menunjukkan keberanian luar biasa, daya tahan tinggi, dan semangat juang seorang petarung sejati. Kekalahan ini akan menjadi pelajaran penting bahwa dunia tinju profesional tidak selalu bisa dimenangkan dengan teknik dan kecepatan. Diperlukan mental baja dan kesiapan menghadapi segala kemungkinan di ring.
Promotor Eddie Hearn menyatakan bahwa Yafai akan kembali. “Kekalahan bukan berarti kegagalan. Galal masih muda, masih bisa berkembang, dan hari ini dia belajar pelajaran yang mahal tapi penting.”
Penutup: Malam Berdarah yang Menjadi Titik Balik
Pertarungan Galal Yafai vs Francisco Rodriguez Jr. adalah bukti nyata bahwa tinju adalah olahraga penuh drama, emosi, dan tak terduga. Dalam 12 ronde penuh aksi, kita menyaksikan kebangkitan veteran dan jatuhnya prospek muda. Malam itu, bukan hanya darah yang mengalir di atas kanvas, tapi juga harapan, kegigihan, dan semangat petarung sejati.
Kekalahan Yafai bukan akhir segalanya. Tapi malam 21 Juni 2025 akan selalu diingat sebagai malam di mana sang bintang muda harus merasakan kenyataan pahit—bahwa untuk menjadi juara dunia sejati, tidak cukup hanya dengan bakat, tapi harus melalui ujian keras seperti ini.
#GalalYafai #FranciscoRodriguezJr #TinjuDunia #BoxingResults #BeritaTinjuTerbaru #FightNight #FlyweightWar #BoxingUpdate #RodriguezUpset #YafaiKO
Kunjungi terus www.beritatinjuterbaru.com untuk berita dan analisis terbaru seputar dunia tinju!