Duel yang sangat dinanti antara juara dunia kelas welter WBC, Mario “El Azteca” Barrios, melawan legenda hidup Manny “Pacman” Pacquiao, akhirnya digelar pada Sabtu malam, 19 Juli 2025 di MGM grand garden arena,Pertarungan ini menandai kembalinya Pacquiao ke ring profesional setelah beberapa tahun pensiun, sekaligus menjadi ujian besar bagi Barrios untuk membuktikan dirinya layak memegang sabuk WBC.
Namun siapa sangka, duel penuh gengsi ini berakhir imbang (Majority Draw) setelah 12 ronde keras dan penuh drama. Hasil ini membuat Mario Barrios berhasil mempertahankan gelarnya, tetapi juga memunculkan perdebatan di kalangan penggemar dan pengamat tinju.
Latar Belakang: Duel Generasi yang Sarat Emosi
Pertarungan ini bukan sekadar adu fisik. Ini adalah benturan dua generasi — Barrios mewakili masa kini dan masa depan, sementara Pacquiao adalah lambang masa lalu yang masih bersinar terang. Kembalinya Pacquiao ke ring profesional sempat dianggap langkah gila oleh banyak pihak, mengingat usianya yang kini menginjak 46 tahun. Namun sang Senator sekaligus legenda tinju asal Filipina menunjukkan bahwa usia hanyalah angka.
Mario Barrios sendiri datang ke laga ini dengan status juara bertahan WBC kelas welter setelah mengalahkan Yordenis Ugas awal tahun ini. Ia dikenal sebagai petinju agresif, tinggi, dengan gaya ortodoks solid dan stamina luar biasa.
Jalannya Pertarungan: Aksi Seru dari Ronde ke Ronde
Sejak ronde pertama, atmosfer panas terasa di arena. Pacquiao, dengan gayanya yang khas — cepat, eksplosif, dan tak terduga — langsung memberi tekanan. Barrios, di sisi lain, lebih hati-hati, mencoba membendung serangan dengan jab dan counter.
Ronde 1–4: Kecepatan Pacquiao Mengejutkan
Tak disangka, di usia 46 tahun, Pacquiao masih mampu tampil lincah. Ia menampilkan kombinasi tangan kiri-kanan yang cepat, memborbardir Barrios di bagian kepala dan tubuh. Ronde pertama dan kedua jelas milik Pacquiao. Penonton bersorak saat Pacquiao mendaratkan hook kiri bersih ke rahang Barrios di ronde ketiga.
Namun Barrios mulai menemukan ritmenya. Di ronde keempat, ia memperlambat laju Pacquiao dengan pukulan ke tubuh, membuat Pacman terlihat sedikit melambat.
Ronde 5–8: Barrios Bangkit, Duel Makin Panas
Barrios tampil lebih agresif di pertengahan laga. Dengan ukuran tubuh yang lebih tinggi dan jangkauan lebih panjang, ia mulai menyerang balik dengan jab-jab tajam dan kombinasi uppercut. Ronde 5 hingga 7 berlangsung sangat ketat. Di ronde 6, Barrios mendaratkan pukulan bersih ke dagu Pacquiao yang membuatnya mundur.
Namun Pacquiao bukan petinju yang mudah goyah. Ia kembali mengejutkan di ronde ke-8 dengan serangan tiba-tiba dari sudut sempit, menyudutkan Barrios dan memaksa juara bertahan bertahan dalam posisi bertahan selama 20 detik.
Ronde 9–12: Jual Beli Pukulan, Penutup Penuh Tegangan
Tiga ronde terakhir adalah inti dari drama malam itu. Kedua petinju saling jual beli pukulan. Barrios berusaha mencetak impresi kuat dengan pukulan keras ke tubuh dan dagu Pacquiao. Sementara itu, Pacquiao bermain pintar dengan kombinasi cepat, masuk dan keluar seperti di masa jayanya.
Di ronde ke-12, keduanya mengerahkan semua yang tersisa. Penonton berdiri menyaksikan pertarungan luar biasa dari dua petinju yang tidak ingin kalah. Bel berbunyi di tengah sorakan bergemuruh, dan seluruh arena menanti keputusan juri dengan napas tertahan.
Keputusan Juri: Majority Draw yang Kontroversial
Hasil resmi diumumkan:
- Juri 1: 114–114 (Imbang)
- Juri 2: 115–113 untuk Barrios
- Juri 3: 114–114 (Imbang)
Hasil ini berarti Majority Draw, dan Mario Barrios tetap memegang gelar juara dunia WBC kelas welter.
Namun banyak penggemar yang menganggap Pacquiao layak menang. Di media sosial, tagar #PacquiaoWon sempat menjadi trending. Beberapa analis menilai bahwa pengalaman dan volume pukulan Pacquiao lebih unggul, meski Barrios mencetak lebih banyak pukulan bersih.
Statistik Pertarungan
Statistik | Barrios | Pacquiao |
---|---|---|
Total Pukulan Masuk | 168 | 172 |
Power Punches | 103 | 127 |
Jabs | 65 | 45 |
Akurasi Pukulan | 29% | 32% |
Dari data, terlihat pertarungan berjalan sangat ketat. Pacquiao lebih aktif, tapi Barrios lebih presisi di jabs dan bertahan lebih rapi.
Komentar Pascapertarungan
🗣️ Mario Barrios:
“Ini pertarungan paling berat dalam hidup saya. Pacquiao luar biasa. Dia masih punya kecepatan, kekuatan, dan strategi. Saya menghormatinya.”
🗣️ Manny Pacquiao:
“Saya merasa menang. Tapi saya menghormati keputusan juri. Barrios petinju muda yang hebat. Saya bangga bisa kembali bertarung di level tertinggi.”
🗣️ Freddie Roach (pelatih Pacquiao):
“Kami memenangkan setidaknya 7 ronde. Tapi inilah tinju. Terkadang pengalaman tidak cukup di hadapan politik dan promotor.”
Reaksi Dunia Tinju
Banyak legenda dan tokoh tinju bereaksi terhadap duel ini:
- Errol Spence Jr.: “Pacquiao masih monster. Dia bukan hanya legenda, tapi masih kompetitif. Saya tak percaya ini draw.”
- Shawn Porter: “Barrios layak mendapat respek. Tapi Pacquiao malam ini adalah versi terbaik dari 10 tahun terakhir.”
- Oscar De La Hoya: “Saya ingin lihat rematch! Ini belum selesai.”
Apa Selanjutnya? Barrios, Pacquiao, dan Masa Depan
Hasil imbang membuka banyak kemungkinan:
🔹 Rematch?
Dengan hasil draw dan tingginya antusiasme publik, rematch antara Pacquiao dan Barrios bisa jadi sangat laku secara komersial. Kedua petinju menyatakan terbuka untuk pertemuan kedua.
🔹 Barrios Hadapi Penantang WBC
Jika rematch tidak terjadi, Barrios harus menghadapi penantang wajib WBC. Nama-nama seperti Vergil Ortiz Jr., Jaron “Boots” Ennis, atau Keith Thurman bisa menjadi lawan berikutnya.
🔹 Pacquiao Pensiun atau Lanjut?
Penampilan Pacquiao yang luar biasa membuat publik berspekulasi: akankah ia lanjut bertarung? Atau akan menutup kariernya dengan catatan imbang yang heroik?
Jika ia ingin lanjut, banyak lawan potensial tersedia: dari legenda seperti Kell Brook hingga pertarungan impian melawan Ryan Garcia atau Gervonta Davis (jika naik berat badan).
Kesimpulan: Malam Legendaris Tanpa Pemenang Mutlak
Duel Barrios vs Pacquiao adalah malam di mana dua era bertemu. Pertarungan ini menunjukkan bahwa tinju bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang mental, strategi, dan hati. Pacquiao, di usia 46 tahun, membuktikan dirinya masih layak berada di ring elite. Barrios, meski tak menang mutlak, mempertahankan sabuk dan membuktikan ia bukan juara kebetulan.
Hasil imbang ini meninggalkan pertanyaan besar di benak penggemar: siapa sebenarnya yang lebih unggul? Satu hal pasti, dunia tinju tak akan melupakan malam 19 Juli 2025 ini.
#pacquiaobarrios #tinjudunia2025 #tinjuhariini #mannypacquiao #mariobarrios