Tidak ada yang lebih berat selain membawa nama belakang yang sudah melegenda.
itulah yang sedang di rasakan Manny Pacquiao Jr. anak dari bintang besar yang pernah mengguncang enam benua.
Di tribun.. para fans meneriakkan nama Pacquiao bukan karena mereka tahu kemampuan Jimuel. tapi lebih karena refleks bertahun tahun menyaksikan sang ayah mematahkan mimpi lawan.
Namun apa yang mereka dapat malam itu jauh dari ekspektasi.
Jimuel Pacquiao 24 tahun. datang dengan wajah sedikit tegang. seperti seseorang yang menyadari bahwa satu kesalahan kecil saja bisa menjadi headline keesokan hari.
di samping nya sang ayah juga hadir memberi semangat tepuk tangan saat MC memperkenalkan jimuel.
Lawan nya Brendan Lally. tidak membawa popularitas atau nama besar. Hanya seorang guru SMA berusia 23 tahun yang pernah merasakan kompetisi tinju perguruan tinggi.
Sebelum di mulai..saya bisa melihat cara Lally memandang Jimuel bukan sebagai pewaris tahta tinju Filipina. melainkan hanya sebagai rival yang harus dia atasi malam itu.
Ronde pertama di mulai lally langsung menerjang.
menempelkan tubuh nya di Jimuel. memaksa sang lawan berjalan mundur hingga sudut ring.
Pengamatan Saya di layar TV melihat Jimuel mencoba membalas dengan kombinasi kecil. tapi pukulan nya terlihat ragu. seperti ia masih menahan sesuatu. entah itu grogi atau ketidakpastian strategi.
Yang jelas dia tidak menemukan kenyamanan.
Lally memanfaatkan momen itu dengan gaya bertarung yang canggung namun efektif. Kepalanya bergerak kacau. tubuh nya seperti piston yang tidak berhenti memompa.
Penonton mulai gelisah. Mereka ingin melihat Pacquiao DNA. tapi yang terlihat hanyalah petinju muda yang masih jauh dari polesan.
Ketika ronde kedua di mulai. saya melihat perubahan kecil dari Jimuel.
Dia mulai melepaskan pukulan ketika Lally masuk, Lally terlihat sedikit berhati-hati.
Kecepatan tangan Jimuel. meski belum mendekati ayah nya mulai muncul. Beberapa kali dia berhasil mengenai dagu dan rahang lawan nya.
Ada momen ketika Lally tertahan sejenak dan publik bersorak. mungkin berharap itu tanda kebangkitan.
Tapi…seperti banyak hal dalam debut, konsistensi adalah musuh terbesar.
Jimuel tidak bisa menjaga jurus itu. Setelah satu menit yang cukup baik. dia kembali terseret dalam permainan Lally. Guru SMA itu terus mendorong memaksa Jimuel bertahan di tali ring.
Ronde ini akhir nya menjadi lebih seimbang. tapi tanda siapa yang lebih menguasai situasi sudah mulai terlihat.
Di awal ronde ketiga. kedua nya terlibat adu pukul jarak dekat. Posisi mereka seperti dua petinju yang terjebak di dalam telepon umum. hampir tidak ada ruang untuk bergerak. hanya insting dan reaksi cepat.
lally terus memaksa Jimuel mundur. dan pukulan pukulan nya meski bukan yang paling bersih tetap mencetak poin.
Volume serangan Lally terasa lebih berat dan meyakinkan bagi siapa pun yang menilai.
Ronde terakhir berjalan. Lally masih semangat membuat Jimuel kesulitan mencari ruang untuk menembus pertahanan nya.
Jimuel sesekali membalas. melepaskan pukulan keras, tapi jumlahnya tidak cukup. Dampak nya juga tidak mengubah arah pertandingan.
Ketika bel penutup berbunyi.. saya melihat
Lally mengangkat tangan. melompat kecil, percaya bahwa dia telah memenangkan debut profesional nya.
Jimuel hanya menarik nafas panjang. seolah sadar bahwa empat ronde tadi tidak berjalan seperti yang dia rencanakan.
Salah satu juri memberi skor 39-37 untuk Jimuel. Keputusan yang jujur saja membuat banyak media di ringside saling melirik. Tapi skor itu tertutupi oleh dua juri lainnya yang memberi 38-38.
Hasil akhir: Majority draw.
Namun dari ekspresi masing masing petinju. kita bisa tahu siapa yang merasa menang dan siapa yang merasa lega bisa selamat.
Saya pribadi jika menilai dari sisi teknis dan penguasaan ring..lebih setuju dengan skor 39-37 untuk Lally.
Baca juga: Ben whittaker hancurkan gavazi ronde 1
Beban sebagai anak Manny Pacquiao bukan hanya soal ekspektasi publik. Ini tentang tuntutan untuk membuktikan diri kepada dunia. bahwa bukan cuma keturunan. tapi punya suara dan gaya bertarung sendiri.
Tapi malam itu. Jimuel terlihat seperti petinju yang masih berjuang untuk percaya pada diri nya sendiri.
Gerakan nya kaku di beberapa bagian. Pukulan keras nya tidak keluar sesering yang di butuhkan.
Pertahanan nya berantakan ketika di tekan. Tidak ada kedisiplinan atau gerak kaki yang terstruktur.
yaaa…kita maklumi ini kan baru pemulaan. itu bukan berarti dia tidak punya potensi.
Debut profesional bukanlah pengukur kualitas akhir seorang petinju. Banyak nama besar yang juga tampil buruk ketika pertama kali naik ring. terutama jika beban mereka begitu besar.
Yang perlu dia lakukan adalah. menerima bahwa dia memulai dari nol. sama seperti petinju lain. Bukan memulai dari posisi ayah nya dulu.
Tidak adil jika kita hanya membahas sisi Jimuel.
Brendan Lally layak mendapat pengakuan. dia datang sebagai underdog dan bertarung dengan cara yang membuat seluruh arena memberi hormat.
ini terbukti bisa tahan imbang…
Tidak banyak petinju muda yang berani menekan anak legenda seperti itu. apalagi di acara yang di promotori langsung oleh Manny Pacquiao Sr.
Lally menunjukkan bahwa rekam jejak akademis tidak mengurangi ketangguhan seseorang di ring.
Dia mungkin tidak punya sorotan kamera seperti lawan nya. tapi malam ini dia memperlihatkan
mental kuat. kemampuan membaca lawan. stamina yang lumayaan lah untuk debutan.
Kini kedua nya memulai karier profesional dengan angka yang sama di catatan pertarungan 0-0-1.
Tidak ada yang menang. Tapi kedua nya tahu, perjalanan selanjut nya akan jauh lebih berat.
Jimuel harus kembali ke gym dengan fokus baru. memperbaiki segala titik lemah yang terlihat jelas malam ini.
Lally akan membawa pengalaman ini sebagai pijakan untuk karir yang mungkin jauh lebih mengejutkan ke depan nya.
Jika kita jujur.. hasil imbang ini adalah penyelamat.
Kekalahan di debut dengan membawa nama Pacquiao akan menjadi pemberitaan global yang tidak menyenangkan.
dunia tidak sedang mencari replika Manny Pacquiao. tapi sedang menunggu apakah Jimuel Pacquiao bisa menjadi diri nya sendiri.
dari semua petarung yang pernah jatuh di awal karir. banyak juga yang akhir nya berdiri sebagai juara.
Hanya waktu akan menjawab apakah Jimuel salah satu nya.
#JimuelPacquiao #MannyPacquiaoJr #TinjuDunia #Pacquiao #BrendanLally










Pingback: TKV Kalahkan Clarke: Drama Besar British Heavyweight