BERITATINJUTERBARU.COM
Tinju profesional dikenal sebagai olahraga yang keras, penuh kontak fisik, dan mengandalkan kekuatan serta strategi. Namun di balik setiap pukulan, ada dunia penuh aturan ketat yang kadang luput dari perhatian penonton biasa. Banyak yang tahu soal knockdown, KO, atau jumlah ronde. Tapi bagaimana dengan rabbit punch, gigitan, atau standing 8 count?
Artikel ini akan mengupas aturan-aturan unik dan jarang diketahui dalam dunia tinju, disertai contoh nyata dan alasan teknis di balik regulasi tersebut. Selamat menyelam lebih dalam ke dunia “The Sweet Science.”
🥊 1. Rabbit Punch: Pukulan Berbahaya yang Dilarang Keras
Apa itu Rabbit Punch?
Rabbit punch adalah pukulan yang diarahkan ke bagian belakang kepala atau leher lawan, biasanya ketika lawan sedang menunduk atau membelakangi. Disebut “rabbit” karena cara berburu kelinci zaman dahulu—petani biasa memukul belakang kepala kelinci untuk membunuhnya seketika.
Kenapa Dilarang?
Pukulan ini sangat berbahaya secara medis. Bagian belakang kepala adalah rumah bagi sumsum tulang belakang dan pusat pengendali sistem saraf. Cedera serius hingga kematian bisa terjadi akibat rabbit punch, bahkan dalam satu pukulan.
Aturan Resmi
Rabbit punch termasuk dalam daftar foul atau pelanggaran berat menurut aturan dari berbagai badan tinju seperti WBC, IBF, dan WBA. Wasit berhak:
-
Memberi peringatan
-
Mengurangi poin
-
Mendiskualifikasi petinju (tergantung tingkat pelanggaran)
Contoh Nyata
Pertarungan antara Andrew Golota vs Riddick Bowe terkenal karena pelanggaran beruntun, termasuk rabbit punch. Pertarungan kacau ini berakhir rusuh dan masuk dalam sejarah.
🦷 2. Gigitan: Antara Desperasi dan Skandal
Peristiwa Legendaris: Tyson vs Holyfield II
Pada tahun 1997, dunia menyaksikan momen paling kontroversial dalam sejarah tinju: Mike Tyson menggigit telinga Evander Holyfield. Ini bukan sekadar pelanggaran—ini kejahatan di atas ring.
Aturan Tentang Gigitan
Gigitan secara eksplisit termasuk dalam foul dalam aturan tinju profesional. Petinju yang menggigit bisa:
-
Langsung didiskualifikasi
-
Dikenai sanksi berat dari komisi atletik
-
Kehilangan lisensi bertanding
Tyson sendiri dilarang bertinju selama 15 bulan dan dikenakan denda lebih dari 3 juta dolar.
Kenapa Bisa Terjadi?
Menurut Tyson, ia frustrasi karena Holyfield terus melakukan headbutt. Namun tetap saja, dalam dunia tinju, emosi bukan alasan untuk bertindak brutal. Aturan tentang gigitan sangat penting menjaga marwah dan integritas olahraga.
⏱️ 3. Standing 8 Count: Memberi Kesempatan Bertahan
Apa itu Standing 8 Count?
Standing 8 count adalah ketika wasit menghentikan pertarungan untuk menghitung hingga 8, tanpa knockdown terjadi. Biasanya dilakukan jika wasit merasa seorang petinju terlihat limbung, tak bisa membela diri, atau tertekan habis-habisan.
Tujuannya?
-
Keselamatan petinju
-
Memberi waktu mengevaluasi kondisi
-
Menghindari kerusakan otak lebih lanjut
Aturan Penggunaan
Namun tidak semua komisi atletik mengizinkan standing 8 count. Di tinju profesional modern, penggunaan standing 8 count makin jarang, hanya berlaku di tinju amatir atau beberapa event non-title.
Kritik dan Pro-Kontra
Beberapa menganggap standing 8 count memberi keuntungan sepihak bagi petinju yang sedang kalah. Tapi di sisi lain, aturan ini bisa menyelamatkan karier atau bahkan nyawa petinju.
💥 4. Aturan Tentang Pukulan Rendah (Low Blow)
Di Mana Batasannya?
Pukulan ke bawah sabuk (groin) dianggap illegal blow. Area legal untuk memukul adalah dari pinggang ke atas, kecuali belakang kepala.
Wasit akan menentukan “garis sabuk” sebelum pertandingan dimulai, biasanya mengacu pada posisi sabuk celana.
Penalti dan Konsekuensi
-
Peringatan pertama
-
Pengurangan poin
-
Diskualifikasi jika berulang
Kasus Terkenal
Pertarungan Andre Ward vs Sergey Kovalev II banyak dikritik karena pukulan ke arah bawah yang tampaknya tidak dihukum. Hal ini menimbulkan kontroversi soal standar wasit.
🤜 5. Aturan Mengenai Tali Ring dan Knockdown
Ketika Petinju “Diselamatkan” oleh Tali
Jika petinju tersudut dan terjengkang tapi tertahan oleh tali ring, maka wasit wajib menganggap itu sebagai knockdown.
Ini dikenal sebagai “technical knockdown.” Meski tak jatuh ke kanvas, petinju dianggap tidak mampu bertahan secara natural.
🧤 6. Perbedaan Sarung Tangan dan Peranannya dalam Aturan
Ukuran dan berat sarung tangan juga diatur secara ketat. Dalam beberapa negara bagian AS atau di Jepang dan Thailand, ukuran glove bisa menentukan gaya bertarung.
-
8 oz: Umumnya untuk kelas ringan hingga welterweight
-
10 oz: Untuk kelas menengah ke atas
Jika seorang petinju menggunakan sarung tangan yang salah, hasil pertandingan bisa dianulir. Contohnya, saat Mayweather vs Maidana I, sempat terjadi perdebatan sarung tangan hingga detik-detik terakhir.
🦶 7. Tidak Boleh Menendang, Memeluk Terlalu Lama, atau Melempar Lawan
Tinju bukan MMA. Oleh karena itu, tendangan, bantingan, grappling, hingga pancingan bahu yang ekstrem dilarang. Terlalu banyak memeluk (clinching) juga bisa membuat wasit mengeluarkan peringatan.
Namun, beberapa petinju pintar memanfaatkan clinch untuk menghindari pukulan, terutama saat kelelahan.
📢 8. Aturan Tentang Cornermen dan Pelatih
Siapa yang Boleh Masuk Ring?
Hanya pelatih utama dan cutman yang boleh naik ke apron antara ronde. Jika ada anggota tim lain yang masuk atau melakukan intervensi, petinju bisa didiskualifikasi.
Contoh: Pertarungan antara Floyd Mayweather Jr. vs Zab Judah sempat ricuh ketika pelatih masuk ring saat ronde masih berlangsung. Komisi Nevada sempat mengancam mendiskualifikasi kedua petinju.
🩸 9. Aturan Jika Terjadi Luka Parah (Accidental Cut)
Jika luka terjadi akibat headbutt atau benturan tidak sengaja:
-
Jika belum 4 ronde, pertarungan dianggap no contest
-
Jika sudah lebih dari 4 ronde, digunakan scorecard keputusan teknis (technical decision)
Contoh: Pertarungan Timothy Bradley vs Devon Alexander harus dihentikan karena benturan kepala. Keputusan pun dilakukan berdasarkan poin hingga ronde terakhir.
👃 10. Aturan Tak Tertulis: Sportivitas dan “Code of Honor”
Tidak Ada Pukulan Saat Lawan Terjatuh
Meskipun aturan ini jelas, banyak petinju dalam sejarah masih melanggar, terutama saat emosi memuncak. Namun dalam budaya tinju, menyerang lawan yang sudah jatuh adalah pengkhianatan terhadap “code of honor.”
Hormati Instruksi Wasit
Petinju yang menyerang sebelum bel berbunyi atau setelah bel berakhir bisa dikurangi poin atau didiskualifikasi. Ini bukan hanya soal teknis, tapi soal etika dan integritas pertandingan.
👨⚖️ 11. Aturan Regional yang Jarang Disorot
Jepang
-
Tidak menggunakan standing 8 count
-
Tidak menerima hasil seri dalam beberapa promosi (harus ada pemenang)
Thailand
-
Petinju sering bertarung tanpa pelindung kepala di tinju amatir
-
Terdapat campuran budaya Muay Thai dan tinju klasik
Inggris
-
British Boxing Board of Control (BBBoC) sangat ketat dalam lisensi medis
-
Petinju dengan riwayat gegar otak atau depresi harus lolos tes psikologis
🔬 12. Pendapat Pakar: Mengapa Aturan Ini Penting?
Menurut Dr. Margaret Goodman, mantan kepala dokter di Nevada State Athletic Commission, “Aturan yang tampak kecil bisa menjadi penyelamat hidup di ring.”
Sementara itu, Teddy Atlas, pelatih kawakan, menegaskan: “Foul bukan hanya soal kecurangan, tapi soal niat. Petinju yang sengaja rabbit punch, atau menyerang groin, itu niat merusak karier orang lain.”
🧠 13. Perlindungan dan Masa Depan Aturan Tinju
Dengan makin tingginya kesadaran soal trauma otak dan kesehatan mental, aturan di ring kini makin disorot. Beberapa organisasi mulai mengusulkan:
-
Ronde lebih pendek
-
Pemeriksaan neurologis berkala
-
Bodycam untuk wasit untuk menilai keputusan dalam tayangan ulang
🔚 Penutup: Aturan Adalah Penjaga “Jiwa” Tinju
Tinju bukan sekadar adu jotos. Di balik adu kekuatan, ada aturan-aturan kompleks dan berlapis yang menjaga keselamatan, sportivitas, dan kehormatan para petarung.
Tanpa aturan, tinju akan menjadi kekacauan penuh darah dan tragedi. Dengan aturan, tinju bisa menjadi simfoni strategi, teknik, dan keberanian.