Young Corbett III – Petinju era 1930an dari Italia yang Terlupakan Sejarah

Dalam lautan nama-nama besar dunia tinju, banyak petinju legendaris yang kerap dilupakan hanya karena mereka tidak mendapatkan sorotan atau promosi sebesar yang lain. Salah satu contoh paling mencolok adalah Young Corbett III, seorang petinju kelahiran Italia yang kemudian menjadi juara dunia kelas welter dan meninggalkan jejak penting dalam sejarah tinju Amerika. Gaya bertinju southpaw-nya, teknik yang luar biasa, serta dedikasinya terhadap olahraga membuatnya layak dikenang sebagai salah satu petinju yang kurang terkenal tapi sangat berpengaruh.

Awal Mula: Dari Italia ke California

Young Corbett III lahir dengan nama Raffaele Giordano pada tanggal 27 Mei 1905, di Ragusa, Sisilia, Italia. Pada usia masih kecil, keluarganya hijrah ke Kota Fresno, California, seperti banyak imigran lain dari Italia Selatan pada masa itu yang mencari kehidupan lebih baik di Amerika Serikat. Seiring waktu, Raffaele tumbuh menjadi pemuda keras kepala dan kuat, hasil dari perjuangan hidup kelas pekerja.

Dia mulai bertinju secara profesional pada usia yang sangat muda. Mengikuti tradisi masa itu, ia mengambil nama “Young Corbett III” sebagai penghormatan kepada Young Corbett II, mantan juara dunia kelas bulu. Nama tersebut membawa harapan dan tanggung jawab besar — dan ia tidak mengecewakan.

Karier Awal: Sang Southpaw yang Memukau

Corbett memiliki gaya southpaw (tangan kiri dominan), sesuatu yang tidak umum pada masa itu. Hal ini membuatnya menjadi tantangan unik bagi para lawan. Gaya bertinjunya halus, penuh teknik, dan sangat sulit diprediksi. Ia bukan tipe petarung pemukul keras, tetapi keunggulannya terletak pada kecepatan, footwork, dan akurasi pukulan.

Sepanjang akhir 1920-an hingga awal 1930-an, Corbett naik peringkat dengan mengalahkan banyak nama besar, termasuk Jack Zivic, Young Jack Thompson, dan Joe Glick. Lawan-lawannya kerap frustrasi menghadapi gaya bertarungnya yang cerdas dan elusif.

Puncak Karier: Juara Dunia Kelas Welter

Puncak dari karier Young Corbett III datang pada tanggal 29 Februari 1933, ketika ia mengalahkan Jack Thompson dalam pertarungan gelar juara dunia kelas welter di San Francisco. Corbett tampil dominan sepanjang pertandingan dan berhasil memenangkan gelar dunia dengan keputusan angka.

Dengan kemenangan itu, Corbett menjadi petinju Italia-Amerika pertama yang memenangkan gelar dunia kelas welter, menjadikannya simbol harapan bagi komunitas imigran Italia yang sedang naik daun di Amerika.

Namun, masa kejayaan Corbett sebagai juara tidak berlangsung lama. Ia kehilangan gelar hanya beberapa bulan kemudian kepada Jimmy McLarnin, seorang petinju Kanada-Irlandia yang juga merupakan salah satu petinju hebat di masanya. Dalam pertarungan itu, McLarnin berhasil menghentikan Corbett hanya dalam waktu 1 ronde, sebuah kekalahan yang menyakitkan dan mengejutkan banyak penggemar.

Bangkit dan Naik Kelas

Kekalahan dari McLarnin tidak menghentikan langkah Corbett. Ia bangkit dan melanjutkan kariernya dengan naik ke kelas menengah (middleweight). Di kelas ini, ia kembali menunjukkan kualitasnya sebagai petinju top. Ia mengalahkan lawan-lawan tangguh seperti Fred Apostoli, Ceferino Garcia, dan Solly Krieger.

Pada tahun 1938, ia bahkan menjadi penantang utama gelar kelas menengah yang saat itu dipegang oleh Fred Apostoli. Meskipun gagal merebut gelar, Corbett tetap tampil kompetitif hingga akhir kariernya.

Rekor dan Warisan

Young Corbett III pensiun dari dunia tinju dengan catatan mengesankan:
📌 124 kemenangan (33 KO), 12 kekalahan, dan 20 hasil imbang.

Kemenangan KO-nya memang tidak banyak, tetapi gaya bertinju teknikal dan kemampuan bertahan luar biasa membuatnya hampir mustahil dikalahkan secara angka.

Setelah pensiun, ia menjalani kehidupan yang tenang di Fresno, California. Ia membuka bisnis kecil dan tetap dihormati oleh komunitas lokal sebagai pahlawan daerah. Sayangnya, di luar komunitas Fresno dan kalangan sejarawan tinju, namanya semakin terlupakan.

Pada tahun 1970-an, ia sempat diwawancarai oleh sejumlah jurnalis yang tertarik pada era emas tinju, dan dari situlah kembali muncul apresiasi terhadap karier luar biasanya.

Young Corbett III wafat pada 15 Juli 1993, dalam usia 88 tahun — usia yang panjang bagi seorang mantan petinju, dan bukti betapa ia mampu menjaga kesehatan bahkan setelah karier keras di ring.

Mengapa Ia Begitu Berpengaruh?

Walau tidak banyak disebut di media populer, pengaruh Young Corbett III tetap kuat dalam sejarah tinju:

  1. Pelopor Southpaw:
    Ia menunjukkan bahwa gaya southpaw bukan kelemahan, tetapi keunggulan — membuka jalan bagi banyak petinju kidal di kemudian hari.
  2. Simbol Imigran Italia:
    Corbett menjadi pahlawan imigran Italia yang menunjukkan bahwa mereka bisa sukses dalam olahraga yang keras dan maskulin ini, setara dengan petinju Irlandia atau Yahudi yang dominan saat itu.
  3. Teknik Di Atas Kekuatan:
    Ia menginspirasi gaya bertarung yang cerdas dan penuh perhitungan, yang kini menjadi bagian penting dari pelatihan modern.
  4. Fleksibilitas Lintas Kelas:
    Ia berkompetisi secara sukses di dua kelas berbeda — welter dan menengah — menunjukkan adaptabilitas luar biasa.

Legacy yang Perlu Diangkat Kembali

Di era modern, nama-nama seperti Muhammad Ali, Mike Tyson, dan Floyd Mayweather mendominasi narasi sejarah tinju. Tapi tanpa fondasi yang dibangun oleh petinju seperti Young Corbett III, olahraga ini tidak akan mencapai kedalaman teknis dan keberagaman seperti sekarang.

Petinju seperti Corbett adalah contoh nyata bahwa prestasi sejati tidak selalu datang dengan ketenaran besar. Ia tidak menjadi ikon budaya pop, tapi ia meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia tinju.

Young Corbett III bukan hanya pemenang sabuk, ia adalah arsitek gaya, seorang teknisi ring sejati, dan pionir dalam banyak hal. Namanya memang jarang muncul di buku sejarah populer, tapi di antara mereka yang benar-benar mencintai seni bertinju, Corbett adalah permata tersembunyi yang layak dirayakan kembali.


🔖 Kesimpulan: Seorang Maestro yang Terlupakan

Young Corbett III adalah lambang dari generasi petinju yang bertarung demi kehormatan, keluarga, dan komunitas — bukan demi ketenaran belaka. Ia membuktikan bahwa dengan kecerdasan, teknik, dan tekad, seseorang bisa menjadi legenda meski dunia melupakannya.

Saatnya kita kembalikan nama-nama seperti Corbett ke tempat yang pantas: dalam jajaran legenda sejati dunia tinju.

lihat juga bagaimana petarung ini pertahankan gelar bertahun-tahun disini


📝 Artikel ini bagian dari seri “Petinju yang Kurang Terkenal Tapi Berpengaruh” di www.beritatinjuterbaru.com

📣 Baca juga artikel kami lainnya:

🔁 Bagikan jika kamu suka sejarah tinju yang dalam dan jujur.
📌 Tagar: #SejarahTinju #YoungCorbettIII #LegendaTinjuTerlupakan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Scroll to Top