Negara yang terobsesi olahraga seperti Australia. seseorang mungkin membayangkan bahwa petinju top nasional akan selalu di serbu kamera dan di perlakukan sebagai bincangan publik.
Kenyataan nya tidak sesederhana itu. Tim Tszyu mungkin menjadi contoh paling jelas.
Pada satu sisi dia adalah penerus nama besar Kostya Tszyu. nama yang masih di lafalkan dengan penuh rasa hormat dari Sydney sampai Moskow.
Di sisi lain posisi nya di media Australia tetap kalah bersaing oleh rugby, kriket, dan AFL.
Bahkan konferensi pers nya baru baru ini di Sydney dengan cepat memperlihatkan betapa tinju di negeri sebesar ini. masih harus menumpang panggung olahraga lain untuk mendapatkan perhatian.
Acara terakhir itu digelar di markas latihan South Sydney Rabbitohs. tim rugby terkenal yang lebih sering menghiasi halaman depan media olahraga ketimbang para petinju.
Tszyu datang ke sana untuk mempromosikan pertarungan comeback nya melawan Anthony Velazquez pada 17 Desember 2025.
ironis nya…walaupun dia adalah petinju aktif paling di kenal di Australia. acara itu lebih terasa seperti sesi media untuk Rabbitohs yang kebetulan menghadirkan seorang petinju bukan sebalik nya.
Tetapi di situlah letak dinamika menarik yang mengelilingi Tszyu hari ini.
seorang petarung yang pernah merasa diri nya tak tersentuh. kini berada di posisi di mana dia justru harus menunjukkan kerentanan. mungkin untuk pertama kali dia menyadari bahwa nama besar saja tidak cukup.
Tidak ada keraguan soal budaya olahraga di Australia.
Penonton mereka fanatik. liga mereka di garap dengan profesional. atlet mereka di sorot dari pagi sampai malam.
Sayan…nya, tinju bukan salah satu olahraga yang mendapat perlakuan serupa.
Rugby league mendominasi Sydney. AFL menguasai Melbourne dan Perth. sementara kriket tak pernah benar benar kehilangan panggung terutama saat musim panas.
Ketika Ashes berlangsung seolah seluruh negeri berhenti untuk mengamati.
Ketika tim nasional rugby tampil. halaman depan media hampir pasti menjadi milik mereka.
Sedangkan tinju meskipun punya sejarah panjang. sering di pandang sebatas barang sampingan. Tentu tidak membantu bahwa bintang terbesar mereka saat ini. Tszyu baru saja mengalami rangkaian kekalahan yang membuat di sekeliling nya turun drastis.
Itulah sebabnya No Limit promotor Tszyu memilih cara yang tidak konvensional.
bawa tinju ke panggung olahraga yang benar2 di perhatikan rakyat Australia.
Manfaat nya jelas, dengan menumpang popularitas Rabbitohs. Tszyu bisa menjangkau penonton yang mungkin tidak akan datang jika acara konferensi pers hanya di gelar di gym tinju biasa.
Tetapi bagi siapa pun yang hadir. sangat terlihat siapa yang menjadi pusat perhatian media.
Wartawan senior mengarahkan sebagian besar pertanyaan mereka ke bintang Rabbitohs Cody Walker. bukan ke Tszyu yang akan bertarung dalam beberapa hari lagi.
Walker pun berbicara lama tentang dukungannya kepada Tszyu. sementara Tszyu hanya menimpali dengan komentar pendek dan senyum tenang.
Meski begitu Tszyu tidak tanpak terganggu. Ia tahu panggung ini bukan tentang dirinya sepenuh nya. dan juga tahu bahwa dia membutuhkan panggung tersebut.
Bagi Tszyu dukungan Rabbitohs bukan cuma gimmick pemasaran.
Dia sudah mengikuti tim itu sejak kecil. Jadi walaupun konferensi pers itu terasa tidak seimbang. dia tetap memanfaatkan nya.
Jersey Rabbitohs dengan nama TSZYU di bagian punggung mungkin terlihat seperti tulisan kecil. tetapi secara branding itu bekerja lebih efektif di banding konferensi pers tinju biasa.
Untuk memahami posisi mental Tszyu hari ini. kita harus kembali sedikit ke masa sebelum rangkaian kekalahan nya.
Baca juga: jazza dickens resmi di angkat juara WBA setelah di cabut dari roach
Setelah menang melawan Tony Harrison dan Brian Mendoza. Tszyu berada dalam masa di mana dia betul2 percaya ada di jalur menjadi raja baru kelas menengah junior.
Lawan lawan sebelum nya tidak membuat nya mundur sepuluh langkah pun. Style nya agresif. sering kali sedikit sombong ciri khas petarung yang merasa diri nya tidak mungkin kalah.
Lalu datanglah dua malam yang mengubah semua nya.
Yang pertama di Orlando, ketika dia menantang Bakhram Murtazaliev.
Tszyu datang dengan rasa hampir berlebihan. bahkan meskipun dia merasa di curangi dalam duel sebelum nya melawan Sebastian Fundora.
dia melihat diri nya sebagai korban dari keputusan juri bukan sebagai petarung yang sedang menurun.
Masalah nya.. Murtazaliev tidak membeli cerita itu. dia tidak peduli reputasi, dia hanya peduli tentang kemenangan.
Di malam itulah Tszyu akhir nya bertemu yang sudah lama dia anggap tidak ada. seorang petarung yang bukan hanya lebih teknis. tapi lebih konsisten dalam mengeksekusi lawan.
Kekalahan itu membuat robekan besar di kepercayaan diri Tszyu.
Tetapi kerusakan sebenar nya muncul di pertarungan berikut nya saat rematch melawan Fundora.
Pada pertemuan pertama. Tszyu merasa dia menang.
Pada pertemuan kedua, ia tidak punya argumen.
Dalam duel itu untuk pertama kali nya. Tszyu terlihat seperti petarung yang tahu diri nya sedang kalah.
Tak ada lagi sorot mata keras yang selalu dia bawa masuk ke ring. dia bertarung tetapi dia kurang fokus. Dan petinju tanpa kepercayaan diri berbahaya bagi diri nya sendiri.
Setelah kekalahan ketiga dalam empat pertarungan. Tszyu seperti kehilangan identitas.
Keputusan untuk pindah ke Miami dan bekerja bersama Pedro Diaz bukan hanya langkah profesional. Itu langkah psikologis.
Diaz mungkin tidak akan memperbaiki semua masalah teknis Tszyu. sejauh ini belum ada bukti kuat bahwa dia bisa mengatasi kerentanan Tszyu menghadapi petarung tinggi dan rangy seperti Fundora.
Pelatih asal Kuba itu di kenal sebagai sosok teliti dalam menganalisis lawan.
dia bukan tipe pelatih yang memoles gaya petarung agar terlihat lebih cantik. namun memperkuat dasar2 dan memperbaiki kesalahan kecil yang sering dilupakan petinju yang terlalu cepat naik level.
Di Miami, Tszyu kembali menemukan ritme mental nya.
Terlihat dari cara dia berjalan di Sydney..santai, mengenakan kacamata hitam, menyapa orang tanpa beban.
Dia bergerak seperti seseorang yang tahu bahwa dia pernah hancur. tetapi kini tidak takut untuk membangun nya lagi dari awal.
Pilihan lawan berikut nya cukup menarik yaitu Anthony Velazquez.
Di sini Tszyu seharus nya menang. Velazquez bukan caliber elite. bukan nama yang bisa memicu demam tiket dan bukan petarung yang punya senjata berbahaya seperti Fundora atau Murtazaliev.
Tetapi ada fakta lain yang tidak boleh di abaikan. Velazquez adalah petarung yang berani bertukar pukulan. gaya seperti itu tidak selalu cocok untuk Tszyu terutama jika Tszyu belum sepenuh nya pulih.
Ini bukan pertarungan yang menguji kemampuan teknis Tszyu.
Ini duel yang menguji seberapa banyak diri nya yang sudah kembali dari serpihan kekalahan sebelum nya.
Jika dia berusaha tampil terlalu buru2. dia bisa ceroboh. Jika terlalu hati hati. dia bisa terlihat ragu2 seperti di malam melawan Fundora kedua.
Yang perlu di lakukan Tszyu adalah kembali menjadi diri nya sendiri. tetapi versi yang sudah belajar dari tiga kekalahan itu.
Bahkan jika banyak media lebih tertarik meliput Rabbitohs ketimbang tinju. kenyata nya adalah Tszyu tetap membawa beban besar untuk olahraga ini di Australia.
Dia adalah wajah dari generasi baru petinju Australia baik suka maupun tidak.
Ketika dia menang tinju Australia kembali ramai. Ketika dia kalah minat publik ikut turun.
sekarang, Tszyu tidak hanya bertarung untuk menang. dia berjuang untuk mengembalikan nama diri nya.
#TimTszyu #TinjuAustralia #BoxingNews #PedroDiaz #AustralianBoxing










Pingback: Jake Paul vs Joshua Tetap Berlangsung, Rumor Di bantah