Top 10 Prospek Kelas Terbang 2025 (112 Pon) – Siap Mewarisi Tahta Sang Juara

BERITATINJUTERBARU.COM,Divisi kelas terbang (flyweight/112 pon) selalu menghadirkan pertarungan yang cepat, teknis, dan penuh stamina. Walaupun bukan kelas yang paling populer secara komersial, divisi ini dihuni oleh petinju dengan ketangguhan luar biasa dan disiplin teknik tinggi. Tahun 2025, daftar prospek kelas terbang menunjukkan regenerasi yang sangat menjanjikan, dengan banyak talenta muda siap menantang dominasi juara dunia seperti Jesse Rodriguez atau Artem Dalakian.

Berikut daftar 10 prospek terbaik kelas terbang tahun 2025, berdasarkan performa aktual, potensi pertumbuhan, dan peringkat dunia (BoxRec per Juni 2025):


1. David Jimenez (Kosta Rika)

Usia: 32 tahun 

David Jimenez bisa dibilang lebih dari sekadar prospek—ia sudah di ambang gelar dunia. Setelah tampil mengesankan saat menghadapi Artem Dalakian dalam perebutan gelar WBA, Jimenez kini menjadi salah satu ancaman paling serius di divisi 112 pon. Meskipun sempat kalah tipis, performanya sangat memukau dunia tinju.

Gaya bertinju agresif, penuh tekanan, serta kombinasi cepat menjadikan Jimenez sangat berbahaya, terutama dalam pertarungan jarak dekat. Ia juga memiliki pertahanan kokoh dan stamina impresif, yang menjadikannya favorit untuk kembali naik ke laga perebutan gelar dunia dalam waktu dekat.


2. Seigo Yuri Akui (Jepang)

Usia: 28 tahun 

Juara nasional Jepang ini tampil mengesankan di ajang regional Asia. Seigo Yuri Akui dikenal memiliki kecepatan tangan tinggi, timing akurat, serta jab yang menusuk. Ia menjadi unggulan Jepang untuk menggantikan generasi sebelumnya seperti Sho Kimura atau Daigo Higa.

Akui juga sudah memiliki pengalaman internasional dan menempati posisi 10 besar di peringkat WBO dan IBF. Kombinasi antara gaya ortodoks Jepang dan keberanian maju membuatnya jadi kandidat kuat calon juara dunia dari Asia.


3. Andy Dominguez (Meksiko/Amerika Serikat)

Usia: 25 tahun

Lahir di Meksiko dan tumbuh di Brooklyn, Andy Dominguez adalah petinju hybrid dengan semangat Meksiko dan gaya bertarung Amerika. Ia mulai mencuri perhatian sejak tahun 2023 dan terus naik peringkat dengan cepat. Saat ini ia menghuni peringkat regional WBC Continental dan bertarung di bawah promotor Amerika ternama.

Dominguez adalah spesialis kombinasi cepat dan sangat gesit di atas ring. Ia juga menunjukkan peningkatan dalam defense dan positioning, serta mampu bertarung hingga 10 ronde dengan intensitas tinggi.


4. Prince Patel (Inggris)

Usia: 31 tahun 

Prince Patel adalah sosok kontroversial di luar ring, namun di dalam ring ia menunjukkan efektivitas tinggi. Meskipun sebagian besar lawannya berasal dari level menengah, Patel tetap menunjukkan kualitas sebagai puncher eksplosif di kelas terbang.

Ia adalah pemegang gelar minor WBA dan IBF yang membuka jalur eliminator. Dengan 30 kemenangan dan rasio KO tinggi, Patel bisa menjadi kuda hitam dalam perebutan sabuk dunia.


5. Dave Apolinario (Filipina)

Usia: 25 tahun 

Petinju asal General Santos City ini adalah salah satu talenta paling menjanjikan dari Filipina. Dave Apolinario dikenal dengan julukan “The Dobermann” karena gaya bertarungnya yang menekan, penuh gigitan, dan pantang mundur.

Ia sudah memiliki pengalaman internasional dan baru saja menjuarai gelar IBO World Flyweight. Meskipun bukan gelar utama, prestasi tersebut membuka pintu besar menuju IBF dan WBO. Dengan pelatihan disiplin dan gaya khas Filipina, Apolinario diprediksi siap bersinar di kancah dunia.


6. Rocco Santomauro (Amerika Serikat)

Usia: 31 tahun 

Rocco adalah petinju veteran yang baru-baru ini menurunkan berat badan untuk bersaing di kelas terbang. Ia membawa pengalaman dari divisi yang lebih berat, yang menjadikannya lebih kuat secara fisik dibandingkan lawan-lawannya di flyweight.

Ia saat ini aktif di berbagai turnamen regional dan mulai masuk peringkat WBC dan NABF. Meski tidak terlalu mencolok dari sisi KO, gaya teknikalnya bisa menjadi batu ujian berat bagi prospek muda lainnya.


7. Yudai Shigeoka (Jepang)

Usia: 26 tahun 

Saudara dari Ginjiro Shigeoka, Yudai kini fokus membangun karier di kelas terbang setelah mendominasi di minimumweight. Ia adalah sosok teknikal yang luar biasa, dengan refleks cepat dan akurasi tinggi dalam mengeksekusi serangan.

Gaya bertarungnya cenderung defensif namun sangat presisi. Ia adalah petinju cerdas dan sabar, serta punya IQ tinju tinggi. Jepang berharap banyak pada Shigeoka bersaudara sebagai pemimpin generasi baru dalam tinju Asia.


8. Elie Konki (Prancis)

Usia: 31 tahun 

Elie Konki adalah petinju Prancis yang dikenal sangat teknikal namun kurang tenaga pukulan. Dengan hanya 1 KO dalam 20 kemenangan, Konki mengandalkan mobilitas, footwork, dan jab konstan untuk mendominasi lawan.

Meskipun kurang eksplosif, Konki adalah lawan yang sulit untuk dihadapi karena tidak mudah terbuka. Ia sempat mencicipi laga regional Eropa dan sedang membidik peluang bertarung di eliminator IBF.


9. Taku Kuwahara (Jepang)

Usia: 28 tahun 

Kuwahara pernah menjadi penantang Artem Dalakian pada 2023 dan tampil cukup baik meski kalah angka. Sejak itu, ia bangkit dan memenangkan dua laga penting melawan petinju peringkat 20 besar dunia. Ia dikenal dengan kecepatan dan disiplin taktik yang baik.

Dengan promotor Jepang yang kuat dan program pelatihan nasional yang matang, Kuwahara memiliki semua alat untuk kembali masuk jalur perebutan gelar.


10. Galih Susanto (Indonesia)

Usia: 24 tahun 

Wakil Indonesia, Galih Susanto mulai mencuri perhatian sejak akhir 2023. Ia kini menduduki peringkat top 30 WBA dan baru saja menjuarai gelar WBA Asia Flyweight. Gaya bertarungnya yang aktif, counter cepat, serta kemampuan adaptasi menjadikannya sebagai prospek paling menjanjikan dari Asia Tenggara.

Dengan promotor lokal yang agresif dan kemungkinan bertarung di Jepang atau Filipina, Galih bisa masuk daftar penantang dalam 18 bulan ke depan.

1. Perpaduan Gaya Asia dan Amerika Latin

Petinju dari Jepang dan Filipina tampil dominan secara teknikal, sedangkan wakil Amerika Latin lebih eksplosif dan agresif. Campuran gaya ini menjanjikan duel yang sangat beragam dan menarik secara visual.

2. Banyaknya Eliminator dan Sabuk Minor

Hampir semua prospek saat ini mengejar sabuk regional seperti WBA Asia, WBC International, atau IBF Intercontinental. Ini menjadi jalur logis untuk masuk peringkat top 10 sebelum berhadapan dengan juara dunia utama.

3. Petinju Veteran Turun Kelas

Beberapa petinju seperti Rocco Santomauro turun dari super flyweight dan bantamweight, mencari peluang baru. Hal ini memperkuat kualitas kompetisi di flyweight dan meningkatkan pengalaman di divisi ini.

4. Asia Memimpin Regenerasi

Dengan empat petinju Jepang masuk daftar ini, terlihat bahwa sistem pembinaan di Jepang sangat kuat. Filipina juga terus melahirkan nama-nama baru, termasuk Dave Apolinario dan Jeo Santisima (yang kini naik kelas).

5. Kurangnya Eksposur Media

Meskipun kompetitif, divisi ini kurang mendapat sorotan dibanding lightweight atau welterweight. Maka, promotor perlu mendorong pertarungan kelas terbang ke tayangan utama dan pasar internasional.

Divisi kelas terbang tahun 2025 dipenuhi bakat muda dengan berbagai latar belakang dan gaya bertarung. Dari David Jimenez yang eksplosif, Seigo Yuri Akui yang teknikal, hingga Galih Susanto yang mewakili kebangkitan Asia Tenggara, semua siap mewarnai persaingan menuju takhta dunia.

Tantangan terbesar mereka adalah menjaga konsistensi dan mengambil peluang besar di panggung internasional. Namun, satu hal yang pasti: masa depan divisi flyweight sangat cerah, dan generasi berikutnya siap menorehkan sejarah baru.

Untuk berita dan pembaruan terbaru seputar dunia tinju:
👉 www.beritatinjuterbaru.com

#ProspekTinju2025 #FlyweightBoxing #KelasTerbang2025 #DavidJimenez #GalihSusanto #TinjuAsia #BoxRec #TinjuIndonesia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Scroll to Top