BERITATINJUTERBARU.COM—Tinju adalah olahraga yang penuh dengan kisah keberanian, kegigihan, dan pencapaian luar biasa. Salah satu nama yang paling dihormati dalam sejarah tinju adalah Evander Holyfield, seorang petinju yang dikenal karena ketangguhan, keberanian, dan etos kerja yang luar biasa. Holyfield adalah satu-satunya petinju dalam sejarah yang berhasil menjadi juara dunia sejati di dua divisi berbeda, yakni kelas penjelajah (cruiserweight) dan kelas berat (heavyweight). Berikut adalah kisah lengkap Evander Holyfield, dari masa kecilnya yang penuh tantangan hingga menjadi salah satu petinju terbesar sepanjang masa.
Masa Kecil dan Awal Karir Tinju
Evander Holyfield lahir pada 19 Oktober 1962 di Atmore, Alabama, Amerika Serikat, dan tumbuh besar di lingkungan yang keras di Atlanta, Georgia. Ia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara, dibesarkan oleh ibunya yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Sejak kecil, Holyfield menunjukkan bakat atletis yang luar biasa, namun jalan menuju ring tinju bukanlah sesuatu yang langsung ia pilih.
Holyfield pertama kali mengenal tinju pada usia delapan tahun, ketika ibunya mendaftarkannya ke klub tinju setempat untuk mengalihkan energinya yang melimpah. Di sinilah Holyfield mulai menunjukkan bakatnya, berlatih dengan disiplin yang luar biasa dan mempelajari dasar-dasar tinju dari pelatihnya, Carter Morgan. Pada usia 13 tahun, Holyfield memenangkan kejuaraan tinju amatir pertamanya dan mulai bermimpi untuk menjadi juara dunia.
Karir Amatir yang Gemilang
Holyfield melanjutkan karir amatirnya dengan serangkaian kemenangan mengesankan. Pada tahun 1984, ia mewakili Amerika Serikat dalam Olimpiade Los Angeles, di mana ia meraih medali perunggu di kelas berat ringan (light heavyweight). Meski gagal meraih emas, Holyfield menarik perhatian banyak penggemar tinju dengan gaya bertarungnya yang agresif dan tak kenal lelah.
Menjadi Juara Dunia di Kelas Penjelajah
Setelah Olimpiade, Holyfield memutuskan untuk beralih ke profesional pada tahun 1984. Ia langsung menunjukkan bakatnya dengan meraih kemenangan demi kemenangan di kelas penjelajah. Puncaknya terjadi pada 12 Juli 1986, ketika Holyfield menantang Dwight Muhammad Qawi untuk gelar WBA kelas penjelajah. Dalam pertarungan epik yang berlangsung selama 15 ronde, Holyfield berhasil meraih kemenangan angka mutlak, merebut gelar juara dunia pertamanya.
Holyfield kemudian menyatukan gelar di divisi penjelajah dengan mengalahkan petinju tangguh seperti Ricky Parkey (IBF) dan Carlos De León (WBC), menjadikannya juara dunia tak terbantahkan di kelas penjelajah. Pada titik ini, Holyfield merasa telah menaklukkan seluruh tantangan di divisinya dan memutuskan untuk naik ke kelas berat pada tahun 1988.
Karir Legendaris di Kelas Berat
Setelah naik ke kelas berat, Holyfield tidak butuh waktu lama untuk membuktikan bahwa ia adalah salah satu petinju terbaik di dunia. Pada 25 Oktober 1990, ia menantang James ‘Buster’ Douglas untuk gelar juara dunia kelas berat WBA, WBC, dan IBF, hanya delapan bulan setelah Douglas mengejutkan dunia dengan mengalahkan Mike Tyson. Holyfield menghentikan Douglas di ronde ketiga, merebut semua gelar utama di kelas berat dan mengukuhkan dirinya sebagai juara dunia sejati.
Holyfield kemudian mempertahankan gelarnya melawan petarung-petarung legendaris seperti George Foreman, Larry Holmes, dan Riddick Bowe. Namun, karirnya di kelas berat juga penuh dengan perjuangan keras dan kekalahan yang menguji mentalnya sebagai seorang juara.
Kekalahan Pahit dan Kembalinya Sang Juara
Sepanjang karirnya, Holyfield mengalami beberapa kekalahan dari petinju kelas dunia, termasuk:
-
Riddick Bowe – Holyfield kalah dalam trilogi legendarisnya melawan Bowe, dengan skor 1-2 dalam tiga pertemuan mereka.
-
Michael Moorer – Holyfield kehilangan gelar juara dunia pada tahun 1994 dalam pertarungan yang ketat dan kontroversial.
-
Lennox Lewis – Holyfield kalah dalam duel penyatuan gelar kelas berat melawan Lennox Lewis pada tahun 1999, dalam salah satu pertarungan paling kontroversial dalam sejarah tinju.
Namun, setiap kali mengalami kekalahan, Holyfield selalu berhasil bangkit dan merebut kembali gelarnya, memperkuat statusnya sebagai salah satu petinju paling tangguh dalam sejarah.
Pertarungan Ikonik melawan Mike Tyson
Salah satu momen paling terkenal dalam karir Holyfield adalah dua pertarungannya melawan Mike Tyson pada tahun 1996 dan 1997. Dalam pertarungan pertama, Holyfield mengejutkan dunia dengan menghentikan Tyson di ronde ke-11, merebut kembali gelar juara dunia kelas berat. Pada pertandingan kedua, yang dikenal sebagai ‘Bite Fight’, Tyson didiskualifikasi setelah menggigit telinga Holyfield, menciptakan salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah olahraga.
Holyfield dikenal sebagai sosok yang sangat religius, sering kali menyebut bahwa keberhasilannya adalah hasil dari keyakinannya kepada Tuhan. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan amal dan sering berbicara tentang pentingnya disiplin, kerja keras, dan pantang menyerah.
Holyfield pensiun dengan rekor mengesankan, termasuk menjadi satu-satunya petinju dalam sejarah yang memenangkan gelar dunia sejati di dua divisi berbeda. Ia adalah simbol dari ketangguhan, keberanian, dan semangat juang yang tak kenal lelah.
Meski telah pensiun, nama Evander Holyfield tetap diingat sebagai salah satu petarung terbesar dalam sejarah tinju. Ia adalah inspirasi bagi generasi petinju berikutnya, dan kisahnya adalah pengingat bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin di atas ring.
#EvanderHolyfield #LegendaTinju #TinjuDunia #HeavyweightChampion #CruiserweightChampion #BoxingHistory #MikeTyson #RiddickBowe #SejarahTinju