BERITATINJUTERBARU.COM—Max Baer lahir di Omaha, Nebraska dengan nama asli maximilian Baer pada 11 februari 1909, keluarganya kemudian pindah ke California. Ia tumbuh besar di lingkungan peternakan, di mana kerja keras fisik membentuk tubuhnya yang kokoh dan kekuatannya yang luar biasa. Namun, kehidupan keluarganya penuh tantangan, dengan masa kecil yang tidak selalu mudah. Ayahnya, Jacob Baer, adalah imigran Yahudi Jerman, sementara ibunya, Dora Bales, adalah keturunan Irlandia Skotlandia. Campuran budaya ini membuat Baer tumbuh sebagai sosok yang keras namun humoris, dengan karakter yang berani di dalam dan di luar ring.
Baer pertama kali terjun ke dunia tinju pada usia 20 tahun, setelah menyadari bahwa fisiknya yang kuat dan pukulan kerasnya bisa menjadi modal besar di atas ring. Debut profesionalnya terjadi pada tahun 1929, ketika ia mengalahkan Chief Caribou melalui KO di ronde kedua. Sejak saat itu, Baer mulai mencuri perhatian para penggemar tinju dengan gaya bertarungnya yang agresif dan kekuatan pukulan yang luar biasa.
Tragedi di Ring – Pertarungan Melawan Frankie Campbell
Salah satu momen paling kontroversial dalam karier Baer terjadi pada 25 Agustus 1930, ketika ia bertarung melawan Frankie Campbell di San Francisco. Dalam pertarungan ini, Baer memukul Campbell dengan kombinasi brutal yang membuat lawannya terjatuh dengan keras. Campbell sempat dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal beberapa jam kemudian akibat cedera otak parah.
Tragedi ini sangat mempengaruhi Baer secara emosional. Ia dikabarkan hampir pensiun setelah insiden ini, merasa bersalah karena menyebabkan kematian lawannya. Namun, desakan keluarga dan teman-temannya membuat Baer kembali ke ring, dengan tekad untuk bertarung lebih berhati-hati dan menghindari cedera serius pada lawannya.
Puncak Karier – Menjadi Juara Dunia
Puncak karier Baer datang pada 14 Juni 1934, ketika ia menghadapi Primo Carnera, raksasa asal Italia, untuk memperebutkan gelar juara dunia kelas berat di Madison Square Garden Bowl, New York. Baer, yang dianggap underdog dalam pertarungan ini, menunjukkan dominasi luar biasa. Ia menjatuhkan Carnera 11 kali sebelum akhirnya wasit menghentikan pertarungan di ronde ke-11, memberikan kemenangan TKO kepada Baer. Kemenangan ini menjadikannya juara dunia kelas berat, sebuah pencapaian yang mengukuhkan namanya dalam sejarah tinju dunia.
Namun, masa kejayaan Baer sebagai juara dunia tidak berlangsung lama. Pada 13 Juni 1935, setahun setelah kemenangannya atas Carnera, Baer kehilangan gelarnya kepada James J. Braddock dalam salah satu kekalahan terbesar dalam sejarah tinju. Braddock, yang dianggap underdog, berhasil memenangkan pertarungan melalui keputusan angka setelah 15 ronde penuh pertempuran.
Pertarungan Melawan Joe Louis
Setelah kekalahannya dari Braddock, Baer mencoba bangkit dengan menghadapi petinju muda berbakat, Joe Louis, pada 24 September 1935. Namun, Baer kali ini harus menghadapi kenyataan pahit. Louis, yang berada dalam puncak kariernya, berhasil mendominasi Baer dan mengalahkannya melalui KO di ronde ke-4. Kekalahan ini menandai akhir dari era Baer sebagai salah satu petarung paling menakutkan di dunia tinju.
Max Baer dikenal dengan gaya bertarung yang liar, sering kali mengandalkan kekuatan pukulan mentah daripada teknik yang rapi. Meski banyak dikritik karena kurangnya disiplin dalam bertarung, Baer tetap diingat sebagai salah satu petinju dengan pukulan paling keras dalam sejarah tinju.
Setelah pensiun, Baer beralih ke dunia hiburan, muncul dalam berbagai film dan acara televisi, termasuk perannya dalam film “The Prizefighter and the Lady” (1933). Putranya, Max Baer Jr., kemudian menjadi bintang televisi terkenal melalui perannya sebagai Jethro Bodine dalam serial TV klasik “The Beverly Hillbillies”.
Max Baer meninggal mendadak akibat serangan jantung pada 21 November 1959, di usia 50 tahun. Meskipun kariernya di atas ring penuh dengan kontroversi, ia tetap dihormati sebagai salah satu ikon tinju Amerika yang legendaris.
#MaxBaer #TinjuLegendaris #SejarahTinju #JuaraDuniaKelasBerat #PetinjuAmerika #Tinju1930an #PukulanMaut