Ngomongin petinju. yang bisa membuat lawannya kehilangan kemampuan nya. nama Saúl “Canelo” Álvarez hampir selalu muncul di urutan teratas.
Sejak lama. Canelo seperti mimpi buruk. bagi siapa pun yang datang dengan status “tak terkalahkan”.
Satu demi satu petinju yang merasa kebal. justru berakhir di hadapan tangannya. seolah jadi bukti bahwa di tinju. angka nol di kolom kekalahan itu cuma sementara.
Saya pribadi melihat. Canelo seperti ombak besar. yang terus menghantam karang tanpa henti. Entah di Las Vegas. yang penuh lampu atau di stadion terbuka. atau di tanah kelahirannya Meksiko.
Auranya tetap sama: berbahaya. Rambutnya yang kemerahan seolah jadi makna panasnya ambisi.
Dia bukan hanya juara dunia empat divisi. tapi juga wajah dari kerasnya jalan hidup di Guadalajara. tempat di mana anak-anak belajar bertarung sebelum sempat bermimpi besar.
Yang menarik. setiap kali Canelo naik ring, bukan cuma kemenangan yang di cari. dia ingin membuktikan siapa sebenarnya yang pantas disebut “terbaik”. Setiap petinju muda yang datang dengan rekor sempurna. dengan ketegasan berlebihan, hampir selalu berakhir dengan kenyataan pahit:
Angka nol mereka lenyap begitu saja.
Kalau dilihat lebih dalam. fenomena ini bukan hanya soal statistik atau rekor. Ini soal dominasi yang nyata. Canelo menjadikan kariernya. seperti ujian akhir bagi para calon bintang. semacam saringan keras yang menentukan siapa yang benar-benar layak disebut elit.
Dalam olahraga sekeras tinju. kesempurnaan bukanlah sesuatu yang abadi.
Dan Canelo. dengan gaya bertarungnya yang penuh perhitungan. dan kejam di saat bersamaan. seolah datang hanya untuk mengingatkan itu semua.
Nah, berikut ini daftar petinju yang datang dengan status tak terkalahkan. namun akhirnya tumbang di tangan Canelo Álvarez satu per satu.
mereka pernah merasakan betapa beratnya menghadapi “Si Tembaga dari Guadalajara”.
1. Canelo vs Gabriel martinez.
Pertemuan Canelo Alvarez dengan Gabriel Martinez. pada 18 April 2008 mungkin terlihat seperti duel kecil di atas kertas.
Tapi bagi mereka. yang mengikuti karier Canelo sejak awal. inilah titik pertama di mana orang mulai sadar. bahwa bocah berambut tembaga dari Guadalajara bukan petinju yang bisa di remehkan.
Martinez datang membawa nama besar di level lokal. Rekornya waktu itu 17 kali menang. satu hasil imbang. sembilan di antaranya berakhir KO. dia dianggap prospek berbahaya. petinju matang yang siap menembus papan atas Meksiko.
Karena itu. ketika diumumkan bahwa lawannya adalah remaja 17 tahun bernama Saúl Álvarez, banyak yang mengira ini akan jadi duel yang timpang.
Tapi Canelo. seperti yang kemudian sering dia buktikan sepanjang kariernya. tidak pernah tunduk pada ekspektasi.
Saya masih ingat. cuplikan rekaman laga itu. Canelo tampak begitu sabar. seperti petinju yang sudah lama berkeliling ring profesional. Tiap kali Martinez mencoba menyerang. anak muda itu menunduk sedikit. menggeser langkah, lalu membalas dengan pukulan keras ke arah perut.
Beberapa penonton bahkan berdiri. karena tidak menyangka. bocah berusia belasan tahun itu bisa tampil seberani itu.
Puncaknya duel ini . terjadi pada ronde ke-11. Martinez sudah hampir tak sanggup berdiri stabil. Setiap kali Canelo masuk dengan kombinasi. dia terpaksa mundur. atau menunduk tanpa balasan berarti.
Pelatihnya pun akhirnya mengambil keputusan bijak: menghentikan pertarungan. Sudut Martinez mengangkat handuk, menandakan menyerah demi keselamatan petinjunya.
Canelo dinyatakan menang lewat RTD (Referee Technical Decision).
Kalau dipikir-pikir. dari pertarungan sederhana inilah. perjalanan panjang seorang legenda dimulai. Banyak petinju muda datang dan pergi. tapi hanya sedikit yang bisa menunjukkan kedewasaan secepat itu. dan Canelo seperti dilahirkan untuk momen besar.
Setelah malam itu. banyak media mulai membicarakan satu hal: “Anak ini bakal jadi juara dunia.” Dan ternyata. mereka tidak salah.
2. Canelo vs Euri gonzalez.
Setelah menumbangkan Gabriel Martinez pada 2008. nama Saúl “Canelo” Álvarez mulai bergaung di Meksiko. Bocah berambut tembaga itu. tidak lagi dianggap sekadar prospek belaka. dia sudah jadi fenomena lokal.
Namun ujian berikutnya datang cepat. Pada 21 Februari 2009. Canelo dipertemukan dengan petinju asal Republik Dominika. Euri González yang datang membawa rekor sempurna: 17 kali menang. dan 12 di antaranya lewat KO.
Bagi banyak orang. González adalah ancaman nyata. dia tinggi. punya tangan cepat dan dikenal dengan pukulan keras. yang mampu mematikan lawan dalam sekejap.
Sebaliknya. Canelo baru berusia 18 tahun. Terlalu muda, kata sebagian orang.
Tapi kalau ada satu hal. yang bisa dipelajari dari Canelo, itu adalah: jangan pernah menilai dia dari angka di akta lahirnya.
Ronde ke sebelas menjadi titik klimaks dule ini. Canelo masuk dengan langkah cepat. memojokkan González di sudut ring. Dari sana, dia melepaskan serangan beruntun:
hook kiri ke rusuk. uppercut kanan ke dagu. dan straight keras ke arah wajah. González mencoba bertahan, tapi tubuhnya sudah kehilangan respons. Serangan demi serangan datang seperti angin topan tanpa jeda. Wasit akhirnya melangkah masuk. dan menghentikan pertarungan.
TKO di ronde 11.
Rekor sempurna Euri González lenyap seketika.
Dan di seberang ring. seorang anak muda berusia 18 tahun berdiri. dengan tangan terangkat.
Wajahnya tenang tapi matanya berbinar.seperti tahu bahwa ini baru permulaan dari sesuatu yang lebih besar.
Kemenangan atas González. tidak hanya menambah satu angka di catatan kariernya. tapi juga mempertegas satu hal:
Canelo Alvarez bukan lagi “bakat muda.” Dia adalah mimpi buruk.
Bagi siapa pun yang masih berani membawa label “tak terkalahkan” ke atas ring.
Baca juga: Apakah Sebastian fundora mampu pertahankan gelanya atas keith thurman?
3. Canelo vs austin trout.
Memasuki tahun 2013. Canelo sudah tak bisa lagi disebut sekadar fenomena muda.
Di usia 22 tahun. dia telah menguasai sabuk WBC super welter. dan menumbangkan lawan-lawan. yang jauh lebih tua serta berpengalaman.
Tapi bagi seorang petinju ambisius seperti Canelo. sabuk tunggal belum cukup. dia ingin diakui sebagai juara sejati di divisinya.
Kemudian 20 April 2013. di Alamodome, San Antonio, Texas.
Lawan di depannya adalah Austin Trout. juara WBA super welter. Trout baru saja menaklukkan Miguel Cotto. salah satu legenda terbesar Puerto Riko. dalam laga yang mengubah kariernya.
Kemenangan atas Cotto. membuat Trout diyakini banyak orang. sebagai teknisi cerdas yang siap mempermalukan bintang muda Meksiko itu.
Austin Trout dengan postur lebih tinggi. dan gaya southpaw yang licin. dia yakin bisa mematahkan irama permainan Canelo.
Banyak pengamat. bahkan menganggap gaya Trout berbasis jarak. kecepatan dan jab panjang adalah formula sempurna. untuk mengalahkan sang bintang Meksiko. Tapi seperti yang sering terjadi dalam karier Canelo. apa yang tampak di atas kertas jarang berakhir sesuai harapan.
Ronde demi ronde berjalan. dengan ketegangan yang nyaris konstan.
Setiap kali Trout mendaratkan jab. Canelo membalas dengan kombinasi. hook kiri ke tubuh dan uppercut cepat dari jarak dekat.
Duel ini bukan hanya soal pukulan. tapi soal kesabaran. Canelo terlihat seperti menunggu peluang. waktu yang tepat untuk menggeser momentum.
Dan itu datang di ronde ketujuh.
Sebuah straight kanan meluncur lurus seperti kilat. menghantam tepat di rahang Trout.
Untuk pertama kali dalam kariernya. sang juara WBA jatuh ke kanvas.
Sorak penonton pecah. sebagian tidak percaya. bahwa petinju sekuat Trout bisa dijatuhkan begitu bersih. Trout bangkit. tapi ekspresinya berubah. dia tak lagi setenang sebelumnya.
Ketika bel terakhir berbunyi. keduanya berpelukan. sama-sama sadar baru melewati ujian berat.
Namun ketika pengumuman skor dibacakan. jelas siapa yang keluar sebagai pemenang.
Canelo Alvarez menang angka mutlak. unanimous decision.
Dan secara resmi menyatukan dua sabuk dunia: WBC dan WBA super welter.
Bagi banyak penggemar. kemenangan atas Trout menjadi tonggak penting. bukan hanya karena sabuk unifikasi. tetapi karena di situlah dunia melihat kematangan baru dari Canelo. dia bukan lagi bocah berambut merah yang hanya mengandalkan tenaga muda.
Dia kini menjadi petinju yang berpikir. sabar, danseorang calon legenda. yang sedang membangun pondasi kekaisarannya.
4. Canelo vs liam smith
17 September 2016. langit malam Texas. berubah jadi lautan cahaya di AT&T Stadium. rumah megah milik Dallas Cowboys.
Lebih dari 50 ribu pasang mata menatap satu titik:
Ring tinju tempat Saúl “Canelo” Álvarez. akan berhadapan dengan juara dunia tak terkalahkan asal Inggris. Liam “Beefy” Smith.
Bagi banyak orang. laga ini bukan hanya perebutan sabuk WBO super welterweight. Ini adalah momen pembuktian.
Dan bagi Liam Smith. ini adalah kesempatan emas. untuk menunjukkan bahwa. seorang juara dari Liverpool. bisa menaklukkan lambang Meksiko. yang tengah berada di puncak popularitasnya.
Namun begitu. Smith sadar betul bahwa dia. sedang berada di wilayah musuh. Suara gemuruh penonton di stadion raksasa itu nyaris menenggelamkan lagu kebangsaannya.
Ribuan pendukung Meksiko. meneriakkan nama Canelo. menciptakan atmosfer yang menekan. Tapi Smith tetap tenang. dia tahu, untuk mempertahankan sabuk dunia. satu-satunya cara adalah menatap mata lawan dan tidak gentar.
Momen paling dramatis di mulai dari sini.
di putaran ketujuh. tempo meningkat drastis. Canelo yang sejak awal sabar kini mulai menggempur tanpa ampun.
Dalam sebuah pertukaran di tengah ring. dia melepaskan hook kiri telak ke rusuk kanan Smith. pukulan bersih yang membuat sang juara Inggris langsung jatuh tersungkur.
Smith bangkit dengan nafas tersengal. berusaha tersenyum. menutupi rasa sakit.
Tapi wajahnya menunjukkan sesuatu yang lebih dalam: Dia tahu tubuhnya mulai melemah.
Ronde kedelapan menjadi ulangan. Canelo memburu target yang sama. tubuh bagian kanan dan hasilnya identik. Smith kembali terjatuh.
Saya yang nonton di layar kaca. sampai tercenga melihat nya.
Ketika ronde kesembilan dimulai. Canelo sudah tahu kelemahan smith. dia menekan tanpa memberi ruang. Sebuah kombinasi hook kiri, dan uppercut menghantam tubuh Smith.
Kemudian satu lagi body shot bersih masuk ke arah perut. Smith terkapar di kanvas. kali ini tanpa daya.
Wasit mulai menghitung… tapi tak ada jawaban.
Pertarungan selesai di ronde ke-9, dengan hasil KO brutal !!!!
Tiga kali knockdown. semuanya dari pukulan ke tubuh. menjadi bukti betapa mematikannya gaya Canelo. dia tidak hanya petarung kuat. dia sang penghancur.
Setiap ronde dia membangun tekanan. setiap serangan diarahkan dengan tujuan jelas. sampai akhirnya. tubuh lawan tak sanggup menahan beban rasa sakit.
Liam Smith sempat berkata seusai laga. “Saya tidak pernah merasakan pukulan ke tubuh sekuat itu dalam hidup saya.”
Dan dari kalimat sederhana itu. dunia kembali diingatkan: ketika Canelo fokus pada targetnya. tidak ada petinju tak terkalahkan yang benar-benar aman.
5. Canelo vs Golovkin 2.
Rematch antara Canelo vs GGG. pada 15 September 2018 di T-Mobile Arena. bukan hanya duel ulang biasa.
Malam itu. dunia menyaksikan dua sosok yang mewakili dua generasi. dua karakter, dan dua gaya bertarung yang saling berlawanan. dan semua dendam yang belum tuntas. dari pertemuan pertama akhirnya pecah di tempat ini.
Setahun sebelumnya. tepat pada 16 September 2017. keduanya sudah saling menghantam. selama 12 ronde penuh.
Tapi hasil akhirnya. menimbulkan kontroversi besar.
Banyak penggemar yakin. Golovkin pantas menang. dia mendominasi dengan jab. terus menekan, dan tampak lebih liar. tapi juri memberi hasil imbang (draw).
Dan sejak malam itu. bayangan “ketidakadilan” terus menghantui.
Maka ketika rematch diumumkan. seluruh dunia tahu: inilah saatnya menentukan. siapa yang benar-benar lebih hebat.
Setiap ronde. seperti film laga yang berjalan tanpa jeda. Golovkin dengan jab keras khasnya.mmencoba membuka pertahanan Canelo. Tapi kali ini, Alvarez membaca ruang dengan sangat baik. dia menepis jab dengan bahu. lalu membalas dengan hook kiri ke tubuh. dan uppercut cepat.
GGG masih mendominasi volume pukulan. tapi Canelo unggul dalam kualitas serangan. Setiap pukulan bersihnya terdengar sampai barisan penonton belakang.
Terutama di ronde-ronde tengah. Canelo beberapa kali memaksa Golovkin mundu. sesuatu yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya.
Di sisi lain. Golovkin tetap berbahaya. Meski wajahnya mulai memerah karena serangan. dia terus maju dengan kombinasi. satu-dua yang khas.
Pada ronde kesepuluh. GGG sempat membalikkan momentum. membuat Canelo bertahan di tali ring selama beberapa detik. Tapi Alvarez tidak panik; dia kembali maju. membalas dengan kombinasi. tiga pukulan yang memukau.
Saat ronde ke-12 berbunyi. kedua petinju sudah sama-sama lelah. Namun tak satu pun ingin menyerah. Mereka saling berpelukan sebentar sebelum bel. lalu langsung bertukar pukulan lagi. Tak ada langkah mundur. hanya keberanian dan gengsi.
Ketika bel penutup berbunyi. penonton berdiri. memberikan tepuk tangan panjang.
Mereka tahu baru saja. menyaksikan salah satu duel klasik terbaik dalam sejarah modern.
Setelah 12 ronde yang nyaris sempurna dalam ketegangan, hasil pun diumumkan:
- 115–113 untuk Canelo Álvarez
- 115–113 untuk Canelo Álvarez
- 114–114 imbang
Canelo menang majority decision.
Dia merebut sabuk WBA Super dan WBC kelas menengah dari Golovkin.
sekaligus menjadi orang pertama yang menodai rekor sempurna sang petarung asal Kazakhstan.
Bagi saya pribadi. inilah malam di mana Canelo. benar-benar berubah dari sekadar bintang menjadi legenda. Bukan hanya karena dia menang. tapi karena cara dia melakukanny. dengan berdiri sejajar, bahkan maju. menghadapi petinju yang selama ini dikenal tak tersentuh.
Golovkin sendiri. menunjukkan kelas luar biasa; dia tidak jatuh, tidak menyerah, dan tetap menjadi ancaman sampai bel terakhir.
Tapi untuk pertama kalinya, “monster” itu terlihat manusiawi. Dan orang yang membuatnya begitu adalah anak muda berambut tembaga dari Guadalajara.
Sejak malam itu. tidak ada lagi perdebatan tentang keberanian Canelo. dia bukan hanya menaklukkan lawan. tapi juga menaklukkan keraguan.
Dan ketika keluar dari ring dengan sabuk baru di pinggangnya.
Canelo menoleh ke arah kamera. dan berkata singkat, “Hari ini, aku buktikan siapa yang sebenarnya juara.”
6. Canelo vs Callum smith.
Tahun 2020. adalah masa yang berat untuk seluruh dunia. Pandemi membuat olahraga terhenti. arena kosong. dan banyak kejuaraan tertunda. Namun, di tengah ketidakpastian itu. satu nama tetap bersinar dan menolak berhenti: Saúl “Canelo” Álvarez.
Setelah hampir setahun tanpa bertarung. dia kembali ke ring untuk menghadapi juara dunia asal Inggris. Callum “Mundo” Smith. pada 19 Desember 2020 di Alamodome. San Antonio, Texas.
Duel ini menjadi momen penting. bukan hanya karena mempertemukan dua petinju elite. tapi juga karena mempertaruhkan dua sabuk sekaligus. WBA Super milik Smith. dan WBC Super Middleweight yang lowong.
Dalam kondisi dunia yang hampir tanpa penonton. sorotan kamera tertuju pada dua sosok. yang punya misi berbeda: Canelo ingin membuktikan. bahwa dia tetap rajanya pound-for-pound. sementara Smith berambisi. mempertahankan kejayaan dan rekor sempurnanya. 27 kemenangan, (18 KO).
Banyak pengamat menilai. duel ini bisa menjadi ujian berat bagi Canelo. karena perbedaan fisik mereka seperti kelas yang berbeda.
Di atas kertas. Smith memiliki keunggulan ukuran. jab panjang, serta membatasi ruang gerak lawan. Tetapi, sebagaimana sejarah sering mencatat. Canelo bukanlah petinju yang tunduk pada statistik.
Seiring berjalannya ronde. keunggulan Canelo semakin jelas. dia tidak hanya lebih cepat. tapi juga jauh lebih presisi. Setiap pukulannya seperti terukur dengan sempurna. dia terus menargetkan tubuh Smith. membuat stamina lawan terkuras sedikit demi sedikit.
Pada pertengahan laga. wajah Smith mulai menunjukkan tanda kelelahan. Tangannya menurun. gerakannya melambat.
Setiap kali dia mencoba menggunakan jab untuk menjaga jarak. Canelo sudah berada tepat di depan wajahnya.
Kombinasi pukulan ke tubuh. dan kepala terus mengalir dari Canelo. dia bahkan sempat beberapa kali tersenyum. di tengah pertarungan. pertanda bahwa dia benar-benar mengontrol situasi.
Sebaliknya, Smith hanya bisa bertahan dan berharap ronde segera berakhir.
Menjelang ronde ke-12. arena mulai riuh. Semua orang tahu hasilnya sudah hampir pasti. Canelo menyelesaikan laga. dengan penuh keyakinan tanpa harus memaksakan knock out.
Setelah 12 ronde penuh dominasi. Canelo Alvarez menang angka mutlak (unanimous decision).
Ketiga juri. memberi skor untuk Canelo. yang kini menyandang dua gelar sekaligus: WBA Super dan WBC Super Middleweight Champion.
Dengan hasil in. Callum Smith tak hanya kehilangan sabuknya. tapi juga rekor tak terkalahkannya.
Canelo sebaliknya. menambah daftar panjang korban petinju. yang sebelumnya belum pernah kalah di tangannya.
7. Canelo vs Billy joe saunders.
Di waktu ini. bisa dibilang sebagai masa keemasan dalam karier Canelo. dia berada di puncak performa. menguasai divisi super middleweight. dan hanya selangkah lagi dari ambisi besar: menjadi juara tak terbantahkan (undisputed champion) di kelas 168 pound.
Setelah menaklukkan Callum Smith. dan meraih sabuk WBA Super serta WBC pada akhir 2020. Canelo mengalihkan fokusnya ke satu nama. yang dianggap paling licin dan paling teknis di antara semua lawan sebelum nya.
Billy Joe Saunders. petinju asal Inggris yang saat itu. memegang sabuk WBO dengan rekor 30-0 (14 KO).
Selama kariernya. Saunders dikenal sulit dipukul bersih. dia sering membuat lawan tak berdaya. dengan gerak kaki cepat dan gerakan kepala yang lihai.
Bagi banyak pengamat. gaya Saunders sangat berbeda dari petinju Inggris lain seperti Callum Smith. dan dianggap bisa menjadi. uji gaya paling rumit bagi Canelo Alvarez.
Sebelum duel. Saunders bahkan berkata lantang dalam wawancara:
“Canelo hebat. tapi dia belum pernah menghadapi petinju dengan gaya seperti saya. Saya akan membuatnya kehilangan fokus sepanjang ronde.”
Ucapan itu. memanaskan tensi pertarungan. Publik pun penasaran. apakah kelincahan dan strategi Saunders. cukup untuk meruntuhkan dominasi sang superstar asal Meksiko.
Publik bersorak.setiap kali Canelo mendaratkan pukulan bersih ke tubuh atau dagu lawannya. Momen itu seperti déjà vu. seperti cara Canelo menghancurkan lawan-lawannya sebelumnya: perlahan, presisi, tapi mematikan.
Puncak drama terjadi di ronde kedelapan. Canelo, yang sejak awal sabar menunggu. akhirnya menemukan ruang tembak. Ketika Saunders mencoba menunduk untuk menghindari hook kiri. Canelo justru melepaskan uppercut kanan sempurna. yang mendarat langsung di wajah Saunders.
Dentumannya terdengar keras. Saunders mundur beberapa langkah. menahan wajahnya.
Penonton langsung berdiri. Dalam tayangan ulang. terlihat jelas bahwa pukulan itu mengenai tulang orbital kanan. menyebabkan retakan parah.
Saunders mencoba bertahan. bahkan menyelesaikan ronde kedelapan. Namun begitu kembali ke sudut. timnya melihat kondisi mata yang membengkak parah. Saunders tidak bisa melihat dengan jelas.
Pelatihnya. Mark Tibbs akhirnya mengambil keputusan berat: menghentikan pertarungan. demi keselamatan sang petinju.
Canelo resmi menang RTD (Retirement) setelah ronde kedelapan.
Kemenangan ini. membuat Canelo Alvarez resmi menyandang tiga gelar dunia super middleweight (WBA, WBC, dan WBO). Hanya satu sabuk lagi yang tersisa. IBF milik Caleb Plant. sebelum dia menjadi juara tak terbantahkan.
Sementara itu. Billy Joe Saunders harus menerima kenyataan pahit. Bukan hanya karena kalah untuk pertama kali dalam kariernya. tapi juga karena cedera wajah yang serius membuatnya harus menjalani operasi dan lama absen dari dunia tinju.
Setelah laga. Saunders dipuji banyak pihak. karena berani tampil melawan salah satu petinju terbaik dunia. Namun. perbedaan terlihat jelas malam itu.
Canelo tidak hanya lebih kuat. tapi juga lebih cerdas. lebih sabar dan lebih berpengalaman dalam membaca momentum.
Saat Canelo berdiri di tengah ring. dengan tiga sabuk di bahunya. sorakan bergemuruh memenuhi stadion.
Dia mengangkat tangan tinggi. tersenyum, dan berteriak dalam bahasa Spanyol,…
“¡Viva México!”
8. Canelo vs Caleb plant.
Ambisi besar Saúl “Canelo” Álvarez. akhirnya mencapai puncak pada penghujung tahun 2021. Setelah menumbangkan Callum Smith dan Billy Joe Saunders.
hanya tinggal satu nama. yang masih menghalangi jalannya. menuju mimpi terbesar: Caleb Plant, pemegang sabuk IBF super middleweight..
Laga ini. bukan hanya pertarungan dua juara dunia. Ini adalah sejarah yang sedang menunggu untuk ditulis.
karena jika Canelo berhasil menang. dia akan menjadi petinju Meksiko pertama yang menjadi undisputed champion di kelas 168 pound.
menyatukan empat sabuk bergengsi: WBA, WBC, WBO, dan IBF.
Duel bersejarah itu. digelar pada 6 November 2021. di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas. dengan sorotan dunia mengarah pada satu titik: apakah Canelo benar-benar akan menuntaskan misinya?
Caleb “Sweet Hands” Plant. datang dengan 21-0 (12 KO). Julukannya bukan tanpa alasan. tinjunya memang manis. lentur, dan sangat rapi. dia dikenal sebagai petinju dengan gaya teknikal yang halus. kaki ringan. serta pertahanan yang disiplin.
Plant bukan petarung. yang mengandalkan kekuatan kepalan tangan nya saja. tapi kecerdikan dan kelincahan. dia tahu cara menghindar. dan pandai menjaga jarak lewat jab panjangnya.
Sebelum duel. Plant bicara dengan nada penuh keyakinan. dia bahkan sempat bersitegang dengan Canelo dalam konferensi pers. hingga keduanya sempat saling dorong dan nyaris berkelahi.
Bagi Plant. itu bukan hanya promosi. dia benar-benar percaya.bisa menggagalkan ambisi besar Canelo.
Perkelahian di ronde pertengahan. berjalan dengan kendali tempo. Caleb Plant tampil cukup berani. tidak hanya bertahan. tapi juga mencuri ronde dengan kombinasi cepat.
Beberapa juri. bahkan sempat memberinya skor unggul di ronde-ronde awal.
Namun perlahan. perbedaan kekuatan pukulan mulai terasa. Setiap kali Canelo. berhasil mendaratkan hook ke tubuh atau dagu, efeknya terlihat jelas. Plant mundur. dan ekspresinya mulai berubah.
Canelo tidak terburu-buru mengejar KO. dia tetap sabar. membidik dan menembak dengan akurasi. yang semakin menakutkan.
Di sudut ring. pelatih Eddy Reynoso berteriak singkat:
“Pelan-pelan saja, waktumu akan datang.”
Dan benar saja. waktunya benar-benar datang….
Memasuki ronde ke-11. Canelo seperti predator. mulai menekan tanpa henti. memaksa Plant bertahan di tali ring.
Plant mencoba bergerak ke samping. tapi Canelo berhasil memotong jalurnya. dan mendaratkan hook kiri keras ke wajah.
Plant terhuyung. Penonton berdiri. Canelo tidak melewatkan kesempatan. dia menyambung dengan kombinasi kanan-kiri brutal. yang menjatuhkan Plant ke kanvas untuk pertama kalinya.
Plant berusaha bangkit. matanya tajam tapi langkahnya kelimpungan.
Wasit memberikan hitungan. dan Plant menunjukkan keberanian luar biasa dengan berdiri. Tapi tubuhnya sudah terlalu lemah. Canelo langsung melanjutkan serangan. melepaskan kombinasi cepat yang mendarat bersih.
Wasit akhirnya menghentikan duel. Canelo Alvarez menang TKO di ronde ke-11.
Begitu tangan Canelo diangkat. sorak penonton mengaung di dalam arena. Canelo berdiri. dengan empat sabuk juara dunia di pundaknya .WBA, WBC, WBO, dan IBF.
Dia menjadi petinju Meksiko pertama. dalam sejarah yang menyatukan. keempat sabuk di era modern. Sebuah pencapaian yang menempatkannya. sejajar dengan legenda-legenda seperti Bernard Hopkins. Jermain Taylor.Terence Crawford dan Oleksandr Usyk.
Bagi Canelo.Ini puncak perjalanan panjang. dari yang dulu diremehkan karena dianggap terlalu pendek. dan terlalu muda untuk jadi juara.
Dia menutup babak panjang pencariannya. tidak lagi sekadar pemburu sabuk. melainkan raja yang duduk di puncak kekuasaan. divisi super middleweight.
Malam itu. Canelo tersenyum. sambil memeluk keempat sabuk emasnya. Di antara gemuruh penonton, dia berkata singkat:
“Ini untuk Meksiko. Saya sudah berjanji, dan saya menepatinya.”
9. Canelo vs Jaime munguia.
Puluhan bendera Meksiko berkibar. sorakan “¡Viva México!” menggema di seluruh penjuru arena. mereka menyaksikan pesta kebanggaan nasional. yang mempertemukan dua putra terbaik Meksiko. dalam satu ring: Saúl “Canelo” Álvarez dan Jaime Munguia.
Jaime Munguia. sang penantang muda berusia 27 tahun. membawa rekor murni 43-0 (34 KO). serta ambisi besar untuk merebut tahta. dan membuktikan dirinya. pantas menjadi wajah baru tinju Meksiko.
Bagi banyak orang. ini bukan hanya duel antara dua petinju.
Ini adalah lambang pertarungan dua generasi . sang legenda mapan. melawan calon penerusnya.
Munguia. di mata fans sebagai petarung dengan gaya khas Meksiko. Tidak banyak basa-basi. tak banyak strategi rumit. maju, hantam, dan robohkan lawan. Sejak debut profesionalnya. dia telah menghancurkan 43 lawan tanpa sekalipun kalah.
Namun, menghadapi Canelo adalah level yang berbeda…..
Ibarat kata. Canelo bukan cuma seorang petinju. dia adalah institusi. Seorang veteran yang sudah melintasi era Mayweather. Golovkin. hingga Bivol.
Dalam diri Canelo. terkumpul pengalaman. kesabaran dan ketepatan. yang hanya bisa didapat setelah ratusan ronde menghadapi lawan elite.
Bagi Munguia. malam itu adalah kesempatan hidupnya.
Dia sendiri mengaku. sejak kecil menjadikan Canelo sebagai panutan nya. kini dia berdiri di seberang ring. siap memukul idolanya itu hingga tumbang.
Saat bel di bunyikan. Munguia langsung keluar menyerang. dia maju tanpa banyak mikir. memaksa Canelo bertarung di tempo tinggi. Beberapa kombinasi Munguia masuk. terutama jab kiri dan hook kanan. ke arah kepala.
Ronde keempat. menjadi momen tak terlupakan. Saat Munguia mencoba masuk. dengan kombinasi cepat, Canelo membaca gerakan itu seolah menonton tayangan ulang.
Dalam secepat kilat Canelo melepaskan uppercut kanan sempurna. yang langsung menghantam dagu Munguia.
Penonton terdiam. Munguia jatuh tersungkur. untuk pertama kalinya dalam kariernya. dia bangkit. tapi sekilas terlihat matanya kabur ke arah lawan. Wasit menghitung sampai delapan, dan Munguia mengangkat tangan. menandakan siap melanjutkan.
Ketika akan masuk ke putaran 10 dan ke-11. wajah Munguia mulai bengkak. Meski begitu. dia menolak menyerah.
“Yo soy mexicano,” katanya di sudut ring. “Saya orang Meksiko.”
Canelo menatapnya dengan hormat. Tidak ada cemooh. tidak ada ejekan. Hanya dua petarung dari tanah yang sama. kini saling menguji batas satu sama lain.
Saat bel terakhir berbunyi. keduanya saling memeluk. Tepuk tangan panjang menggema. di seluruh arena. malam itu tidak ada pecundang, hanya pemenang yang lebih lengkap.
Tiga juri memberikan skor mutlak untuk Canelo Alvarez. Tidak ada protes. Tidak ada kontroversi. Canelo Alvarez menang mutlak. (unanimous decision) dan berhasil mempertahankan keempat sabuk dunia.
Canelo menutup malam itu. dengan mengangkat bendera Meksiko tinggi-tinggi.
“Saya bangga dengan Jaime,” katanya di mikrofon pasca-pertarungan. “Dia punya hati seorang juara. Meksiko punya masa depan cerah.”
10. Canelo vs Edgar berlanga.
Las Vegas. selalu punya cerita setiap kali bulan September tiba. Di akhir pekan yang bertepatan dengan Mexican Independence Day. kota penuh lampu itu selalu berubah. jadi lautan warna hijau. putih, dan merah. warna kebanggaan Meksiko.
Seperti tradisi tahunan. satu nama selalu muncul di tengah euforia itu: Saúl “Canelo” Álvarez.
Dan pada 14 September 2024. tradisi itu kembali hidup. Tapi kali ini, Canelo berhadapan dengan lawan yang membawa gengsi besar dari seberang laut Karibia. Edgar Berlanga, petinju asal Puerto Rico yang datang dengan 22-0 (17 KO).
Pertarungan ini. bukan hanya perebutan sabuk dunia. Ini adalah babak terbaru. dari rivalitas legendaris Meksiko vs Puerto Rico. rivalitas yang melahirkan begitu banyak duel bersejarah. dari era Wilfredo Gómez vs Salvador Sánchez. hingga Cotto vs Canelo sendiri.
Edgar “The Chosen One” Berlanga. adalah sensasi besar. ketika muncul di awal kariernya.
Dunia menatapnya dengan kagum setelah dia mencatat 16 kemenangan KO beruntun di ronde pertama. rekor langka yang langsung membuatnya disorot media dan penggemar.
Dengan tubuh kekar. dan pukulan kanan yang bisa mematikan. Berlanga disebut-sebut sebagai penerus. tradisi besar petinju Puerto Rico. seperti Félix Trinidad dan Miguel Cotto.
Tapi di balik hype itu. muncul tanda tanya. Setelah naik level. performanya mulai berbeda. dia beberapa kali gagal memukul KO lawan. dan sempat dicibir karena kehilangan ketajaman nya.
Namun satu hal tak berubah: Keteguhan hatinya..
Menjelang duel melawan Canelo, Berlanga berkata lantang,
“Saya tidak takut. Canelo manusia biasa. Saya datang untuk merebut tahtanya.”
Ucapan itu. menambah bumbu panas dalam rivalitas klasik dua bangsa.
Kejadin yang tak mungkin di lupakan. oleh berlang terjadi pada ronde ketiga .Ketika Berlanga melepaskan pukulan kanan. yang sedikit berlebihan, Canelo membalas dengan hook kiri kilat ke arah dagu.
Pukulan itu mendarat bersih. keras. akurat, dan menghentak. Berlanga langsung ambruk ke kanvas. penonton berdiri, sebagian menutup mulut tak percaya.
Wasit menghitung.
Satu… dua… tiga…
Berlanga bergerak. memaksa berdiri pada hitungan kedelapan.
dia masih goyang eperti gempa. tapi matanya menatap lurus ke arah Canelo, menandakan belum mau menyerah.
Knockdown itu. menjadi luka pertama dalam karier Berlanga. tapi juga menjadi bukti bahwa nyalinya bukan main. dia memilih bangkit. bukan bertahan di tanah.
Setelah knockdown itu. Canelo seperti membuka mode baru. dia mendikte pertarungan sepenuhnya.
Hook kiri. uppercut kanan. kombinasi ke tubuh, semua dilepaskan dengan efisiensi luar biasa. Berlanga mencoba melawan. tapi semakin sering dia maju. semakin sering pula dia menerima pukulan.
Di sudut ring. pelatih Berlanga terus berteriak…
“Gunakan jab! Jangan biarkan dia menutup ruang gerak!”
Ronde terakhir. berjalan dalam suasana emosional. Canelo tahu dia sudah menang, tapi tetap tampil profesional.
Berlanga pun tidak lagi memburu KO. dia hanya ingin bertahan sampai akhir. membuktikan dirinya layak berada di ring yang sama dengan sang legenda.
Saat bel penutup berbunyi. kedua petinju langsung berpelukan lama.
Tidak ada permusuhan, hanya rasa saling hormat. antara dua bangsa yang sejak dulu bersaing. tapi sama-sama mencintai tinju sepenuh hati.
Sorakan publik memuncak. ketika Canelo mengangkat tangan Berlanga. seolah berkata,
“Dia masih muda, tapi dia punya masa depan.”
Ketiga juri. memberikan skor mutlak untuk Canelo Alvarez.
Keputusan unanimous decision yang tak bisa di bantah.
Berlanga. menerima hasil itu dengan lapang dada. dia kalah di atas ring. tapi menang di hati penggemar. dia jatuh. bangkit dan bertarung hingga akhir. karakter yang membuatnya mendapat penghormatan. bahkan dari lawan yang mengalahkannya.
Canelo. dalam wawancara seusai pertarunga. berkata singkat:
“Berlanga kuat. Ia punya semangat besar. Tapi pengalaman adalah segalanya. Saya pernah jadi dia dulu.”
Kata-kata itu. terdengar seperti nasihat seorang guru kepada muridnya.
11. Canelo vs William scull.
Setelah menumbangkan nama-nama besar, seperti Gennadiy Golovkin. Callum Smith. Caleb Plant. Jaime Munguia. hingga Edgar Berlanga. Canelo Alvarez kembali naik ring pada 3 Mei 2025.
Kali ini lawannya bukan superstar. tapi petarung misterius asal Kuba bernama William Scull.
Laga ini. digelar megah di ANB Arena. Riyadh, Arab Saudi, bagian dari proyek ambisius kerajaan. untuk menjadikan tanah gurun itu sebagai pusat baru olahraga dunia.
Tidak banyak yang tahu soal William Scull. dia bukan petinju glamor dengan sorotan kamera. tapi gaya bertinjunya disiplin. khas sekolah tinju Kuba:
kaki ringan, defense ketat. dan pukulan yang selalu diperhitungkan.
Dia datang bukan untuk jadi korban. melainkan membawa keyakinan. bahwa gaya taktisnya bisa memecahkan pola Canelo yang selama ini sulit ditembus.
Ronde pertama sampai ketiga berjalan hati-hati. Scull membuka duel dengan jab kanan dari jarak jauh. agar tidak terjebak dalam serangan ke tubuh.
Namun seperti biasa. Canelo tetap sabar. dia berjalan maju perlahan. dan menunggu titik lemah. Tiap kali Scull berhenti bergerak. Canelo langsung mengirim hook ke tubuh yang keras dan akurat.
Scull beberapa kali sukses menghindar. tapi tenaga Canelo terasa berbeda. Tiap pukulan ke tubuh berbunyi nyaring dan makin lama menguras tenaganya.
Ronde 10 sampai 12 jadi pementasan satu arah.
Scull masih berdiri tegak. Canelo dengan wajah tenang tanpa amarah. tetap fokus menjalankan rencana. dia tahu kemenangan sudah di tangannya.
Ketika bel akhir berbunyi. tiga juri sepakat. memberikan kemenangan (unanimous decision) untuk Canelo Alvarez.
Scull mungkin kalah. tapi dia memberi perlawanan. sejauh yang bisa dilakukan siapa pun di hadapan monster seperti Canelo.
Canelo Alvare. bukan lagi sekadar petinju hebat. dia sudah menjelma jadi panutan. disiplin. dan keabadian. Dia bukan hanya juara dunia. perusak rekor sempurna dan pengingat. bahwa di atas ring. nama besar saja tidak cukup.
Dan kini. satu pertanyaan kembali ramai:
“Siapa lagi yang cukup berani menantang Canelo. dan adakah yang benar-benar bisa menghentikannya?”
#Caneloalvarez #Gennadygolovkin #Edgarberlanga #Jaimemunguia #Austintrout #Calebplant #Billyjoesaunders #Tinjudunia2025 #Boxinghistory #Sejarahtinju #undisputedchampion









