Bernard Hopkins tiba di 17 Desember 2016 dengan karir yang sudah utuh.
Dia sudah dua kali menjadi juara dunia lintas divisi dan kedua nya bukan lewat jalur singkat.
Di kelas menengah, the Alian menyatukan sabuk dan bertahan di sana selama bertahun tahun, mengalahkan petinju dari generasi berbeda.
Saat kebanyakan orang seusia nya sudah berhenti, Hopkins justru naik ke light heavyweight dan kembali merebut gelar dunia. sekaligus memecahkan rekor usia yang sampai hari ini masih berdiri.
Saat menghadapi Joe Smith Jr., Hopkins berusia 51 tahun. Angka itu tidak perlu di besar2 kan, karena kenyataan nya memang sudah ekstrem.
Hopkins sebenar nya sudah tidak punya kewajiban apa pun untuk naik ring lagi. Tidak ada gelar besar yang menunggu nya, tidak ada sesuatu yang perlu dia selamatkan, Semua nya sudah lengkap.
Laga ini juga menjadi pertarungan terakhir. dia sendiri tidak pernah mengumumkan nya dengan gaya teatrikal, garis finish berada di sini.
Pendapat saya..jika ini memang harus menjadi penutup, maka taruhan nya terlalu besar untuk sebuah laga yang tidak benar2 perlu ada.
Baca juga: Tinju amatir amerika berubah sejak ada nick khan dan dana whyte
Joe Smith Jr. datang dari sisi yang sepenuh nya berbeda. Usia nya 26 tahun, 3 bulan lagi genap 27 tahun. belum pernah menjadi juara dunia, masih berjuang untuk di kenali.
Dia memegang sabuk minor. cukup penting untuk menaikkan posisi, tapi tidak cukup besar untuk mengubah sejarah.
inilah yang membuat duel ini terasa timpang sejak awal. Bagi Smith, ini adalah peluang. sedangkan bagi Hopkins, ini adalah risiko murni.
Perbedaan usia hampir seperempat abad, menciptakan situasi di mana satu pihak bertarung untuk masa depan, sementara pihak lain mempertaruhkan masa lalu.
Saya pribadi merasa laga seperti ini terlalu sering di bungkus sebagai pengalaman vs tenaga. padahal kenyataan nya lebih dekat ke ujian fisik yang tidak seimbang.
Hopkins selalu percaya bahwa kecerdasan bisa menutup jarak usia. dia sudah membuktikan nya berkali2 .
Tapi di pertanyaan nya bukan lagi apakah Hopkins masih cukup pintar. melainkan apakah dia perlu membuktikan itu sekali lagi. di sinilah cerita ini mulai bergeser dari tinju ke soal keputusan.
Joe Smith Jr. masuk ring dengan satu keuntungan mutlak, masih punya banyak hari di depan. Hopkins tidak. dia hanya punya malam itu. semua yang dia bawa selama puluhan tahun.
Banyak yang melihat ini sebagai satu malam tambahan dalam karir panjang nya, bukan sebagai sesuatu yang harus di waspadai.
Media juga memperlakukan nya seperti itu. Porsi pemberitaan lebih banyak menyorot usia Hopkins, bukan resiko pertarungan.
Joe Smith Jr. sering di sebut sekilas, hanya latar belakang.
Menurut saya, ini salah satu kesalahan paling umum dalam membaca pertarungan semacam ini.. fokus pada legenda, lalu meremehkan apa yang berdiri di depan nya.
Padahal sejarah tinju justru penuh dengan kekalahan yang datang dari arah yang di anggap sepele.
Promotor menjual laga ini dengan LAGU lama… pengalaman melawan tenaga muda. Cerita yang sudah di pakai puluhan tahun. Masalah nya.. itu sering berhenti di permukaan.
Tidak banyak yang bertanya. pengalaman untuk apa??? Tenaga muda dalam konteks apa?
Di sini Hopkins tidak sedang memburu gelar besar, dan Smith tidak datang sebagai penantang elite. Kedua nya berada di persimpangan yang tidak simetris.
Ekspektasi publik pun cenderung ringan. Banyak yang memperkirakan Hopkins akan menang angka. Sebagian bahkan menganggap ini akan menjadi malam aman, satu langkah lagi sebelum dia gantung sarung tangan dengan tenang.
Kalo saya bilang.. asumsi seperti ini terlalu optimistis. Bukan karena Hopkins tidak hebat, tapi karena usia tidak pernah berkompromi dengan siapa pun.
Joe Smith Jr hampir tidak mendapat tekanan. Tidak ada tuntutan untuk tampil sempurna. dia masuk ring sebagai underdog yang, jika kalah, tetap pulang dengan pengalaman. Dalam situasi seperti ini, petinju justru sering bertarung lebih jujur karena tidak ada yang harus di jaga.
Hopkins sendiri terlihat tenang menjelang laga. Tidak ada perubahan besar dalam sikap nya. Tapi ketenangan itu juga bisa di baca dengan cara lain.
Semua ini membuat pertarungan tersebut berjalan dengan satu pertanyaan..
apakah ini akan menjadi satu bukti lagi bahwa Hopkins mampu menunda waktu??
atau menjadi malam ketika semua penundaan itu akhir nya berhenti?
Jawaban itu baru muncul setelah bel berbunyi.
Sejak bel pertama, jelas terlihat bahwa Bernard Hopkins tidak datang untuk bertukar. Gerakan nya masih rapi, langkahnya ekonomis, tangan nya aktif menutup ruang.
dia melakukan dengan cara yang tidak mencolok. Tidak ada upaya mengejutkan, seperti seseorang yang tahu persis berapa banyak energi yang harus dia keluarkan.
Joe Smith Jr. membaca itu dengan cepat. tidak memaksa masuk sembarangan, tapi juga tidak membiarkan Hopkins mengatur sepenuh nya.
Pukulan nya tidak selalu bersih, tapi niat nya membuat laga ini fisikal.
kalo saya lihat, di sinilah perbedaan generasi mulai terasa. Hopkins ingin mengatur, Smith ingin mengganggu, dalam pertarungan seperti ini gangguan kecil sering kali lebih berbahaya dari pada kesalahan besar.
Beberapa ronde awal berjalan tanpa kejutan besar. Hopkins masih terlihat baik2 saja setidak nya dari luar.
Hopkins seperti biasa.. berusaha memecah konsentrasi lawan. sedikit dorongan bahu, sedikit tarik lengan, ada bau2 provokasi. dulu trik2 ini cukup untuk membuat lawan kehilangan fokus. malam itu efek nya terbatas.
Pendapat saya..ini bukan karena Hopkins kehilangan kecerdasan, tapi karena tubuh nya tidak lagi mendukung sepenuh nya apa yang dia pikirkan.
idenya masih ada, tapi eksekusi nya mulai tertinggal setengah langkah.
Smith mulai menemukan momen. Bukan lewat satu pukulan besar, tapi lewat tekanan yang konsisten. Setiap kali Hopkins berhenti sedikit lebih lama dari biasa nya, Smith ada di sana memaksa Hopkins mundur.
Masuk ke ronde2 tengah, perbedaan itu semakin ketara, Hopkins masih bertahan dengan cerdas, tapi reaksi nya melambat.
Dia tidak lagi keluar dari sudut secepat sebelum nya. dia mulai kehilangan kendali penuh.
Momen penentu nya datang tanpa drama besar. Tidak ada kombinasi panjang yang langsung mengakhiri semua nya.
Di ronde ke 8, Sebuah pukulan mendarat di waktu yang salah, di posisi yang tidak ideal. Hopkins terhuyung, kehilangan keseimbangan, dan akhir nya terjatuh keluar ring.
Pemandangan itu sulit di lihat. Hopkins meringis kesakitan Laga pun di hentikan. Cara berakhir nya laga inilah yang membuat terus di ingat.
Reaksi setelah laga ini terbelah, tapi tidak riuh. Tidak ada gelombang kemarahan, tidak ada tuntutan ulang. Banyak yang menerima hasil nya, seolah mereka memang sudah menunggu momen itu.
Menurut saya, inilah tanda bahwa publik sebenar nya sudah siap..yang belum siap hanyalah Hopkins sendiri.
Sebagian komentar terdengar datar..usia akhir nya mengejar ini sudah waktu nya, semua petinju pasti sampai di sini.
Mereka merangkum puluhan tahun karir dalam satu malam. Kekalahan Hopkins tidak membatalkan apa pun yang dia lakukan sebelum nya, dan tidak seharus nya di jadikan kesimpulan tunggal.
Joe Smith Jr tiba2 menjadi sorotan. Nama nya naik cepat, dia mengalahkan legenda dan itu tidak bisa di hapus.
Hopkins sendiri menerima hasil nya, Tidak ada alasan.
Laga ini menjadi semacam garis penanda. Bukan garis jatuh, tapi garis berhenti. Setelah itu, Hopkins benar2 pergi dari ring, tidak ada comeback.
Joe Smith Jr. melanjutkan karir nya, naik turun seperti kebanyakan petinju. da tidak berubah, Tapi dia akan selalu punya satu kalimat dalam biografi nya yang tidak dimiliki banyak petinju lain..orang terakhir yang mengalahkan Bernard Hopkins.
#Joesmithjr #Bernardhopkins #tinjudunia #sejarahtinju #legendatinju










Pingback: Pensiun Crawford Di pertanyakan, Isu Bayaran paksasa Muncul
Pingback: Joshua Jawab Fury soal Licensed to Kill Jelang Lawan Jake Paul
Pingback: Clemente Sanchez, mantan juara dunia meninggal di hari natal