Kalau ngomongin soal Terence Crawford, rasanya semua penggemar tinju sepakat:
pria satu ini sudah kayak “mesin” di atas ring.
Sebagian besar lawan Crawford. biasanya berakhir terkapar sebelum bel terakhir berbunyi.
Power-nya bisa muncul dari berbagai sudut. baik dalam posisi ortodoks maupun southpaw.
Tapi yang membuatnya luar biasa bukan cuma kemampuan menjatuhkan lawan,
melainkan cara dia membaca situasi dan menyesuaikan strategi di tengah pertarungan.
Meski begitu banyak petinju elit tumbang di tangannya, ada juga sekelompok petarung yang berhasil bertahan sampai ronde terakhir.
Mereka bukan hanya bertahan pasif. tapi benar-benar membuat Crawford bekerja keras,
memaksa sang juara menunjukkan seluruh kemampuan teknis dan mentalnya.
Dan di sinilah menariknya: lawan-lawan ini bukan petinju biasa.
Mereka punya daya tahan. disiplin pertahanan yang tinggi, atau keberanian yang sulit ditandingi.
Setiap pertarungan dengan mereka seolah menjadi ujian baru bagi Crawford,
membuktikan bahwa bahkan petinju terbaik pun butuh lebih dari pukulan keras
untuk menyelesaikan semuanya dengan KO.
Saya pribadi selalu suka menonton ulang laga-laga seperti itu.
Ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar hasil akhir.
Di sana terlihat sisi manusiawi seorang Crawford. sabar, teliti, dan cerdiknya dia
saat berhadapan dengan lawan yang tidak mau menyerah begitu saja.
Kadang malah di momen-momen itulah kita bisa benar-benar memahami
mengapa dia disebut salah satu petinju paling cerdas sepanjang masa.
Jadi, di artikel ini saya ingin mengajak pembaca menelusuri kembali
10 petinju tangguh yang mampu bertahan tanpa dihentikan KO oleh Terence Crawford.
Bukan hanya nama-namanya, tapi juga konteks di balik setiap duel.
apa yang membuat mereka begitu sulit ditaklukkan.
dan bagaimana mereka menguji batas kemampuan Crawford.
1. Terence Crawford vs Damon Antoine.26-7-2008
Kalau kita mundur ke tahun 2008, Terence Crawford masih jauh
dari sosok megabintang seperti sekarang.
Saat itu dia baru petinju muda dari Omaha yang sedang menapaki karier
profesionalnya dengan hati-hati. Laga ketiganya melawan Damon Antoine,
mungkin tidak banyak dibicarakan. tapi justru di sinilah salah satu fondasi penting kariernya mulai terbentuk.
Antoine bukan lawan papan atas. tapi dia punya pengalaman dan mental yang tak rapuh.
Banyak petinju muda lain yang tergelincir ketika berhadapan
dengan tipe lawan seperti ini , yang tahu bagaimana bertahan.
dan tidak mudah panik saat ditekan.
Sejak bel pertama berbunyi, Crawford menunjukkan potensi besarnya.
Jab-nya cepat dan ekspresinya nyaris tanpa emosi.
Dia memancing Antoine keluar dari zona nyaman, lalu menembak
dengan kombinasi yang rapi. Tapi Antoine bukan target mudah.
Meski terus tertekan. dia mampu bertahan dari setiap serangan dengan disiplin luar biasa.
Empat ronde berjalan, dan meskipun Crawford jelas unggul dalam semua aspek.
tidak ada momen di mana Antoine terlihat benar-benar akan tumbang.
Dia tahu kapan harus menutup rapat pertahanan,untuk menghabiskan waktu.
Saat bel terakhir berbunyi, para juri sepakat memberikan kemenangan
mutlak kepada Crawford lewat unanimous decision.
Tidak ada sorotan besar malam itu. tapi bagi Crawford muda, pertarungan ini
punya nilai tersendiri. Di sinilah dia belajar bahwa kemenangan bukan selalu
tentang menjatuhkan lawan, tapi tentang mengendalikan seluruh laga dari awal sampai akhir.
Dan pelajaran itu terbukti berharga. karena sejak saat itu gaya bertinju
Crawford makin matang tapi tetap berbahaya.
Nama Damon Antoine pun kini tercatat sebagai salah satu dari sedikit petinju
yang mampu bertahan penuh ronde melawan Terence Crawford
tanpa tersentuh KO. Sebuah capaian kecil, tapi tidak mudah,
terutama jika melihat betapa banyak lawan setelahnya yang tak seberuntung dia.
2. Terence Crawford vs Aaron Anderson. 22-8-2008
Kurang dari sebulan setelah menaklukkan Damon Antoine.
Terence Crawford kembali naik ring. Kali ini lawannya adalah Aaron Anderson,
seorang debutan yang baru akan mencicipi kerasnya dunia tinju profesional.
Banyak yang memperkirakan laga ini bakal berakhir cepat.
maklum, perbandingan pengalaman mereka bagai bumi dan langit.
Namun, yang terjadi malam itu tidak semudah prediksi publik.
Crawford memang tampil dominan sejak awal, tapi Anderson menunjukkan sesuatu
yang jarang dimiliki petinju pemula: keberanian untuk tetap berdiri di tengah badai pukulan.
Ronde demi ronde, Crawford menguasai laga sepenuhnya.
Dia menembus pertahanan lawan dengan jab tajam,
memainkan arah langkah dengan tenang, dan menekan tanpa terburu-buru.
Beberapa kali pukulan kerasnya mendarat bersih,
tapi Anderson masih saja mampu bertahan. seolah menolak tumbang di laga debutnya.
Pertarungan berlangsung selama empat ronde. dan meski tidak ada knockdown,
semua orang di arena tahu siapa yang memegang kendali penuh.
Saat bel terakhir berbunyi, para juri serempak memberikan
kemenangan mutlak (unanimous decision) untuk Crawford.
Sekilas mungkin terlihat seperti kemenangan rutin.
tapi kalau dilihat lebih dalam, laga ini kembali memperlihatkan kualitas khas seorang Crawford:
kesabaran, dia tidak memburu KO semata, melainkan menjaga kontrol
dan membaca setiap gerakan lawan. Cara berpikirnya sebagai petinju
sudah terlihat matang bahkan di usia muda.
Bagi Aaron Anderson. meski kalah telak di angka, dia pulang dengan hati tenang.
Tidak banyak petinju yang bisa berkata mereka bertahan penuh ronde
melawan Crawford tanpa tersentuh KO. Untuk seorang debutan,
itu pencapaian tersendiri — kecil, tapi membanggakan.
Baca juga: Anthony olascuaga menang atas camacho jr
3. Terence Crawford vs Travis Hartman.7-3-2009
Memasuki awal tahun 2009, Terence Crawford kembali dengan semangat tinggi.
Setelah mengantongi tiga kemenangan angka beruntun,
Dia dijadwalkan menghadapi Travis Hartman. Sekilas, rekor Hartman—9 kemenangan,
10 kekalahan, dan 7 KO—tidak terlalu menakutkan. Tapi bagi para penggemar tinju sejati,
nama Hartman dikenal sebagai “journeyman” sejati:
petarung keras yang tak pernah datang hanya untuk jadi pelengkap.
Travis Hartman bukan tipe yang menyerah hanya karena tertinggal poin.
Dia terus maju, menahan serangan, dan bahkan mencoba menekan balik
meski pukulannya jarang menembus pertahanan Crawford.
Berkali-kali ia menerima pukulan keras ke kepala dan tubuh. tapi mentalnya tetap kokoh.
Pertarungan berlangsung hingga empat ronde, tanpa ada knockdown.
Saat bel akhir. semua orang tahu hasilnya sudah jelas.
Para juri kompak memberikan kemenangan mutlak untuk Crawford
unanimous decision (UD) yang makin mempertegas dominasinya di awal karier profesional.
Bagi Crawford, Laga melawan Hartman memberinya pelajaran penting:
bahwa di dunia tinju, ada tipe lawan yang tidak bisa ditaklukkan hanya dengan kekuatan,
tapi dengan kesabaran dan kecerdikan.
4. Terence Crawford vs Angel Rios. 10-9-2011
Boardwalk Hall, Atlantic City. sebuah arena legendaris yang telah menjadi saksi banyak
duel besar di sejarah tinju Amerika. Lawannya malam itu adalah Angel Rios,
petinju dengan rekor 9 kemenangan, 6 kekalahan, dan 5 KO.
Walau bukan nama papan atas, Rios dikenal petarung anti takut pada lawan.
Angel Rios menunjukkan keberanian luar biasa. Ia terus maju,
tetap menantang meski serangan Crawford mendarat berkali-kali.
Wajahnya mulai memar, tapi semangatnya tidak padam.
Diaa bertahan dengan naluri petarung sejati. menolak menyerah sampai detik terakhir.
Sepanjang laga, publik disuguhi permainan teknis yang nyaris sempurna dari Crawford.
memukul dengan efisien, menghindar dengan cerdas, dan menjaga
kendali dari awal hingga akhir. Sementara Rios, meski kalah,
tampil terhormat karena tidak pernah berhenti mencoba membalik keadaan.
Bagi Crawford. malam itu bukan sekadar kemenangan angka.
itu adalah pelajaran tentang kesabaran, konsistensi, dan ketahanan mental.
tiga hal yang kelak menjadikannya salah satu. petarung paling komplit di generasinya.
5. Terence Crawford vs Breidis Prescott.30-4-2013
Terence “Bud” Crawford. Untuk pertama kalinya, tampil di panggung besar .
Mandalay Bay Events Center, Las Vegas. menghadapi lawan berbahaya asal Kolombia, Breidis Prescott.
Dengan catatan 26 kemenangan, 4 kekalahan, dan 20 KO.
Prescott dikenal memiliki tangan sekeras batu. Namanya sempat mencuri
perhatian dunia tinju setelah menjatuhkan Amir Khan. hanya dalam waktu 54 detik pada 2008.
Tak heran, banyak pihak menilai Crawford. sedang melangkah terlalu cepat dengan menerima tantangan ini.
Penonton yang awalnya. menanti pertarungan keras justru menyaksikan
demonstrasi teknik yang brilian. Crawford memperlakukan Prescott
seperti teka-teki yang harus dipecahkan, bukan seperti musuh yang harus dihabisi.
Pukulan-pukulannya presisi. ertahanannya rapat, dan kontrolnya terhadap jarak benar-benar membuat Prescott frustrasi.
Ketika laga mencapai ronde kesepuluh. Prescott masih berdiri, tapi sudah kehabisan ide.
Dia tidak mampu menemukan ruang untuk menembus pertahanan Crawford.
Saat bel akhir berbunyi, hasilnya tak terbantahkan.
Crawford menang mutlak (unanimous decision), dengan skor lebar dari semua juri.
Kemenangan ini menjadi titik balik besar. Dunia tinju mulai melihat
bahwa Terence Crawford bukan hanya prospek berbakat.
melainkan calon juara sejati. dia baru saja mengalahkan petinju pemukul keras
tanpa perlu mengandalkan kekuatan, cukup dengan kecerdikan.
kecepatan berpikir, dan kontrol penuh atas alur pertarungan.
Sejak malam itu, nama Breidis Prescott selalu dikenang
sebagai lawan yang gagal menembus pertahanan “Bud”.
seorang petarung yang tak hanya kuat, tapi juga jenius di atas ring.
6. Terence Crawford vs Andrey Klimov.5-10-2013
Laga ini tidak hanya ujian fisik. tapi juga ujian mental.
Klimov dikenal dengan gaya khas Eropa Timur. dengan rekor 16x menang tanpa kalah.
dan 8x di raih dengan KO.
Yang membuat pertarungan ini. menarik bukan hanya dominasi Crawford,
tapi juga bagaimana dia memperlakukan lawan seolah sedang memainkan catur.
Setiap langkah Klimov dibaca dengan tenang. Kadang Crawford bermain ofensif,
menekan lewat kombinasi tajam; kadang dia memilih menunggu dan memancing serangan
untuk kemudian menghukum balik. Keahliannya berpindah antara ortodoks
dan southpaw membuat Klimov semakin bingung menentukan arah serangan.
Ronde demi ronde berjalan seperti demonstrasi teknik.
Klimov, meski tangguh dan tidak pernah mundur. tanpak kehilangan cara
untuk menembus pertahanan lawan. dia terus mencoba mendekat,
namun setiap usaha selalu berujung dengan pukulan balasan yang presisi.
Keunggulan kecepatan dan waktu reaksi Crawford membuat petinju
Rusia itu seperti bertarung dalam bayangan.
Saat laga mencapai ronde kesepuluh, jelas bahwa di pertarungan ini sepenuhnya milik Crawford.
Dia tidak hanya memimpin di semua ronde. tetapi juga membuat lawan ling-lung
Kemenangan ini bukan hanya menambah catatan tak terkalahkan Crawford,
tetapi juga memperkuat keyakinan banyak pengamat bahwa dia sudah siap
naik ke level perebutan gelar dunia. Lawan sekuat Klimov saja tidak mampu
menyentuhnya dengan bersih, apalagi menjatuhkannya.
Sementara bagi Klimov. kekalahan ini menghentikan laju sempurnanya,
namun sekaligus menjadi pengalaman berharga.
Dia menghadapi salah satu petarung paling lengkap.
seorang master taktis yang bisa mengubah tekanan menjadi kendali penuh.
Dan di malam itu. Terence Crawford memperlihatkan kepada dunia
bahwa ketenangan, kecerdasan. dan presisi adalah senjata yang jauh lebih mematikan daripada sekadar kekuatan pukulan.
7. Terence Crawford vs Ricky Burns. 1-3-2014
Ricky Burns. sang juara bertahan WBO kelas ringan, menerima tantangan crawford
yang digelar di kandang Burns sendiri, The SSE Hydro Glasgow. tempat di mana sorak ribuan
pendukung tuan rumah menggema sejak awal malam.
Bagi Crawfor. Ini adalah ujian kedewasaan. dia harus menghadapi
atmosfer yang tidak bersahabat, petinju berpengalaman, dan tekanan
mental besar di tanah lawan. Tapi seperti biasa, ketenangan khas “Bud” justru jadi pembeda.
Sejak ronde pertama, Crawford langsung memegang kendali.
Dengan jab tajam dan gerakan kaki yang lentur. dia menjaga laga tetap berada di jalurnya.
Burns mencoba mengambil inisiatif.
berusaha memanfaatkan dukungan publik dan menekan dari jarak dekat,
tapi setiap kali ia maju. Crawford sudah menunggu dengan pukulan balasan yang bersih.
Meski begitu, patut diakui bahwa Burns menunjukkan keberanian luar biasa.
dia bukan petinju yang mudah menyerah. Meskipun terus tertekan,
tetap maju, tetap berusaha mencari kelemahan, dan menolak untuk mundur.
Tapi keunggulan teknis Crawford terlalu mencolok.
Dia seperti sedang memainkan irama yang hanya da sendiri yang tahu,
sementara Burns hanya bisa mengikuti alunan yang tidak pernah sesuai dengan keinginannya.
Ronde demi ronde berlalu, dan penonton di Glasgow mulai menyadari
bahwa juara mereka sedang dipermainkan oleh seorang jenius tinju dari Omaha.
Tidak ada knockdown malam itu, tapi dominasi Crawford terasa total.
Dia mengontrol waktu pukulan. dan bahkan tempo nafas di dalam ring.
Kemenangan ini menjadi gelar dunia pertama bagi Terence Crawford.
momen yang menandai lahirnya era baru dalam kariernya.
Dari prospek berbakat, kini dia resmi menjadi juara dunia.
Dan bagi Crawford. duel di Glasgow itu bukan hanya tentang sabuk juara.
tapi tentang pembuktian: bahwa ketenangan dan kecerdasan bisa menaklukkan gemuruh ribuan penonton di rumah orang.
8. Terence Crawford vs Ray Beltrán. 29-11-2014
Setelah merebut sabuk WBO kelas ringan dari Ricky Burns,
Terence “Bud” Crawford akhirnya pulang kampung ke Omaha Nebraska.
untuk mempertahankan gelar dunianya yang baru. Lawannya bukan sosok biasa.
Malam itu, di hadapan ribuan pendukung sendiri di CenturyLink Center.
Dia harus berhadapan dengan Ray Beltrán. petinju Meksiko-Amerika
yang punya reputasi keras dan pengalaman panjang. sebagai sparring partner utama Manny Pacquiao.
sejak awal, atmosfernya terasa luar biasa. Penonton lokal bersorak lantang
menyambut pahlawan mereka. tapi di seberang ring berdiri sosok yang tidak mudah ditaklukkan.
Beltrán dikenal tahan pukul, dan tidak pernah datang hanya untuk bertahan.
Begitu ronde pertama dimulai. Crawford langsung memperlihatkan kecerdasannya di atas ring.
memaksa Beltrán menebak-nebak arah serangan. Setiap kali Beltrán
mencoba mendekat dengan kombinasi hook dan serangan ke tubuh.
Crawford sudah lebih dulu keluar dari jangkauan dan
membalas dengan pukulan lurus yang presisi.
Pertarungan berjalan keras. namun juga indah secara teknik.
Beltrán tetap tampil dengan semangat juang tinggi.
tapi sulit untuk menembus pertahanan lawan yang begitu disiplin dan terukur.
Setiap kali dia mencoba memperpendek jarak, yang di dapat
justru pukulan balasan bersih di dagu atau pipi.
Crawford bermain begitu cerdik. tidak membuang tenaga,
tidak terjebak adu pukul. tapi tetap mendominasi setiap ronde dengan ketenangan yang memukau.
Ronde demi ronde, penonton di Omaha semakin yakin. mereka sedang menyaksikan
sesuatu yang spesial. Bukan hanya karena Crawford bertarung
di kampung halamannya. tapi karena ia memperlihatkan kehebatan
sejati seorang juara dunia. mengendalikan segalanya tanpa terlihat terburu-buru.
Ketika bel ronde terakhir berbunyi. tak ada kejutan, skor telak dari ketiga juri.
Pertahanan gelar pertamanya sukses besar. dan malam itu,
sorak penonton pecah seperti badai kemenangan di dalam arena.
Namun di balik dominasi itu. Beltrán tetap mendapat penghormatan.
Dia kalah, tapi tidak pernah menyerah. Tidak sekalipun tanpak gentar,
bahkan ketika tertinggal jauh di papan skor. dia tetap berdiri tegak sampai akhir,
menjadi salah satu dari sedikit nama yang bisa menahan kerasnya pukulan “Bud” tanpa terjatuh.
Dan bagi para penggemar tinju di Omaha malam itu. mereka tahu…
mereka sedang menyaksikan lahirnya legenda yang tumbuh di tanah sendiri.
9. Terence Crawford vs Viktor Postol. 23-7-2016
Panggung megah MGM Grand Las Vegas. para pecinta adu jotos
berkumpul untuk menyaksikan duel besar yang disebut sebagai
salah satu pertarungan unifikasi paling penting dekade itu.
Di satu sudut berdiri Terence “Bud” Crawford, pemegang sabuk WBO super lightweight.
Di sisi lain, Viktor Postol. petinju Ukraina yang tak terkalahkan
dan membawa sabuk WBC. Dua juara, dua gaya berbeda, satu tujuan:
menyatukan gelar dan membuktikan siapa raja sejati di kelas 140 pon.
Postol datang dengan reputasi besar. dia baru saja menaklukkan
Lucas Matthysse lewat KO yang menggema di dunia tinju,
memperlihatkan betapa berbahayanya kombinasi jab panjang dan power-nya yang tajam.
Dengan postur tinggi dan jangkauan yang luar biasa.
banyak pengamat memprediksi. bahwa Crawford akhirnya akan menemui
lawan yang bisa mengimbangi kecerdasannya di atas ring.
Di ronde-ronde awal. Crawford menggunakan gaya sabar khasnya.
berputar, menekan dari sudut-sudut tak terduga. Perubahan arah itu
membuat Postol tampak kebingungan. Jab panjang yang biasanya
menjadi senjata andal Postol kini kehilangan ketajamannya.
karena Crawford terus mengganti sudut dan jalan serangan.
Lalu tiba momen krusial di ronde kelima.
Dengan timing sempurna. Crawford meluncurkan kombinasi hook kiri
dan straight kanan yang membuat Postol jatuh ke kanvas.
Arena bergemuruh. Postol bangkit, tapi hanya beberapa detik kemudian
Dia kembali terjatuh oleh serangan cepat lain dari Crawford.
Dua kali knockdown di ronde yang sama. dan sejak saat itu, arah laga berubah sepenuhnya.
Postol bertahan, tapi bukan lagi dengan gaya yang sama.
Dia mulai ragu setiap kali ingin maju, sementara Crawford
justru semakin lihai. Dari ronde keenam hingga akhir,
Crawford mengendalikan seluruh aspek pertarungan:
jarak, tempo, dan psikologi. Setiap kali Postol mencoba menyerang,
Dia sudah lebih dulu dibalas dengan kombinasi yang membuatnya semakin terpojok.
Meski begitu, Postol menunjukkan hati seorang petarung sejati.
Dia menolak menyerah. bertahan hingga 12 ronde penuh meski jelas kalah dalam setiap aspek.
Kemenangan itu menandai transisi penting. dalam karier Crawford.
Dia tidak hanya menjadi juara unifikasi, tapi juga membuktikan
dirinya sebagai petarung kelas dunia yang mampu mengontrol
setiap tipe lawan, bahkan yang datang dengan gaya teknis dan ukuran tubuh lebih besar.
Malam itu. Crawford naik satu level di mata dunia,
sementara Postol menunjukkan arti sejati ketangguhan:
kalah, tapi tidak pernah jatuh sepenuhnya.
10. Terence Crawford vs Israil Madrimov. 3-8-2024
Duel besar BMO Stadium Los Angeles. menjadi babak baru dalam
kisah panjang Terence “Bud” Crawford. Setelah menaklukkan dunia kelas welter
dan menjadi juara tak terbantahkan, dia kembali menantang diri sendiri
dengan naik ke kelas super welter (154 lbs). Lawannya kali ini adalah Israil Madrimov.
petinju asal Uzbekistan yang tak terkalahkan dan memegang sabuk WBA super sekaligus WBO interim.
Madrimov dijuluki The Dream, datang bukan hanya membawa rekor 10-0 (7 KO).
tapi juga reputasi sebagai petinju muda berbahaya
dengan kekuatan alami dan determinasi tinggi.
Banyak yang menyebut duel ini. sebagai pertarungan dua generasi
crawford sang maestro berpengalaman. melawan Madrimov si muda yang haus pembuktian.
suasana panas langsung terasa sejak gong di tabuh.
Madrimov mencoba menekan dengan agresi khasnya:
menyerang tubuh, memotong langkah, dan berusaha menahan pergerakan Crawford.
Dia ingin memaksa sang juara bermain di wilayahnya pertempuran jarak dekat.
Tapi itulah kesalahan yang sering dibuat lawan-lawan Crawford.
Sang veteran tidak terjebak. dia mempelajari pola serangan Madrimov
dengan cepat, memanfaatkan jab tajam untuk mengendalikan ruang.
Dan menyelipkan counter hook yang bersih setiap kali Madrimov mencoba mendekat.
Dari situ, arah pertarungan mulai bergeser. Madrimov terus maju,
tapi serangannya semakin sering meleset, sementara pukulan
Crawford mendarat dengan presisi tinggi.
Ronde demi ronde, duel berubah menjadi pelajaran tentang kecerdasan bertinju.
Crawford bukan sekadar menghindar; dia membongkar struktur serangan
lawannya perlahan, seperti catur yang dimainkan dengan kesabaran.
Sementara itu, wajah Madrimov mulai menunjukkan bekas perlawanan
bengkak di bawah mata dan goresan kecil akibat kombinasi cepat
yang berulang kali menembus pertahanannya.
Meski begitu, Madrimov pantang menyerah. dia terus maju,
menolak tunduk, dan bertarung sampai detik terakhir.
Keteguhan hatinya membuat penonton memberi apresiasi luar biasa.
karena tidak banyak petinju muda yang sanggup bertahan
menghadapi kecerdasan dan pengalaman sekelas Crawford.
Setelah 12 ronde penuh strategi dan intensitas, hasilnya sudah bisa ditebak.
Crawford menambah lagi satu mahkota di koleksi gelarnya yang sudah mengesankan.
Kemenangan ini bukan hanya soal sabuk. Di usia 36 tahun,
Crawford membuktikan bahwa kematangan bisa mengalahkan ambisi muda.
Dia terlalu pintar, terlalu disiplin, dan terlalu berpengalaman untuk ditaklukkan generasi baru.
Bagi Madrimov. kekalahan ini tetap menjadi kebanggaan.
dia bergabung dengan daftar langka petinju yang berhasil
bertahan dari dominasi Crawford tanpa tumbang.
Dia kalah telak, tapi tidak pernah kehilangan semangat bertarung.
Pertarungan ini sekaligus menjadi penutup dari perjalanan panjang
Crawford melawan sepuluh lawan tangguh yang tidak bisa dihabisinya lewat KO.
Dan di situlah kehebatan sejati Terence “Bud” Crawford.
Doi bukan hanya pemukul dengan kekuatan luar biasa. tetapi juga arsitek
yang mampu membongkar setiap lawan dengan logika dan insting.
Dia bisa menang lewat KO spektakuler, tapi juga mampu mendominasi
12 ronde penuh tanpa kehilangan kendali.
Jika KO adalah seni menjatuhkan lawan.
maka Crawford adalah maestro seni menang tanpa harus menjatuhkan.
Tidak banyak yang bisa melakukannya seindah dan se MANTAP dirinya.
#terenceCrawford #Boxing #TinjuDunia #CrawfordVsMadrimov #CrawfordLegacy #TinjuKelasDunia #UndefeatedChampion










Pingback: Lewis crocker juara IBF kalahkan paddy donovan 2025
Pingback: Naoya Inoue Pertahankan Gelar,Kalahkan Akhmadaliev 2025